Mengadakan Perayaan di Kuburan, Mereka Makan Bersama ( Islam dilarang Tasyabbuh )
Prosesi upacara di kuburan itu dilakukan terutama bagi umat Hindu yang masih mempunyai tetaneman atau mayat yang sudah dikuburkan, namun keluarganya belum bisa melakukan upacara ngaben.
PERAYAAN
hari Pagerwesi di Buleleng, terutama di Kota
Singaraja, memang berbeda dengan daerah lain di
Bali. Jika di daerah lain, warga merayakan
dengan santai, umat Hindu di Bumi Panji Sakti
ini menjalani perayaan dengan sangat istimewa
dan unik. Selain melakukan persembahyangan di
pura dan merajan, umat di Kota Singaraja ternyata juga
ramai-ramai mendatangi kuburan.
Sejak sekitar pukul 05.00 wita, Rabu (14/11)
kemarin, sejumlah kuburan atau setra milik desa
adat di kawasan Kota Singaraja dan sekitarnya
terlihat begitu ramai. Seperti yang tampak di
setra Desa Adat Buleleng di Jalan Gajah Mada,
setra Desa Adat Banyuasri di Jalan Sudirman,
setra di Desa Adat Banyuning, Desa Adat Baktiseraga dan
sekitarnya. Warga datang ke kuburan lengkap dengan
anggota keluarganya. Selain menghaturkan banten bagi
leluhurnya, di kuburan yang rata-rata memang lapang
itu para keluarga mengadakan kegiatan makan
bersama.
Selain
membawa banten, warga juga membawa perbekalan
makan. Mereka akan duduk-duduk di sekitar nisan tempat
jasad orangtua, kakek, nenek atau kerabat mereka
dikuburkan. Jika dilihat sepintas, kegiatan mereka
persis seperti kegiatan orang rekreasi atau berlibur di
sebuah kebun raya. Hanya bedanya, mereka
berpakaian adat dan membawa bermacam-macam
sesajen.
Kegiatan heboh seperti itu di Bali Selatan,
seperti Gianyar, Tabanan, Badung dan
sekitarnya, tentu saja akan susah ditemukan.
Sebagian besar masyarakat di Buleleng tak bisa
menjelaskan secara rinci, sejak kapan dan
kenapa Pagerwesi di Bali Utara itu dirayakan lebih
meriah dibandingkan kabupaten lain di Bali. Bahkan,
diisi dengan kegiatan ritual di kuburan.
Gede Pastika dari Bale Agung mengatakan
kegiatan ritual di setra itu sudah dilakoninya
sejak ia masih kecil. Prosesi upacara di
kuburan itu dilakukan terutama bagi umat yang
masih mempunyai tetaneman atau mayat yang sudah
dikuburkan, namun keluarganya belum bisa melakukan
upacara ngaben. "Di kuburan, umat biasanya menghaturkan
sodaan, punjung atau sesajen," katanya.
Menurut Klian Desa Pakraman Buleleng, kegiatan
Pagerwesi di Buleleng terutama di Desa Adat
Buleleng memang lebih istimewa dibanding di
daerah lain. Yang paling istimewa, memang
proses ritual di kuburan yang dilakukan umat
secara turun-temurun. Selain menghaturkan sodaan dan
punjung, di sesajen yang dihaturkan di setra itu juga
dilengkapi dengan sarana upacara guru piduka yang
dihaturkan di Pura Prajapati.
"Ini
biasanya dilakukan bagi umat yang memiliki
tetaneman lebih dari tujuh tahun dan belum bisa
melaksanakan upacara ngaben. Tujuannya, agar arwah
leluhur tidak berubah menjadi Buta Cuil. "Buta Cuil
inilah yang bisa ngerubeda atau menyakiti keluarga,"
katanya. (ole)
Sumber:
PANDANGAN ISLAM
Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda:
لاَ تَجْعَلُواْ بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا. وَلاَ تَجْعَلُوْا قَبْرِى عِيْدًا (رواه أبوداود
“Janganlah engkau jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan (sepi dari ibadah) dan jangan engkau jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan (HR. Abu Dawud).
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
Bukan termasuk golongan kami orang yang menyerupai kaum selain kami.” (HR. At-Tirmizi no. 2695)
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 4031 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 1/676)
---------------
Sahabatmu; Anwar Baru Belajar
Sumber: http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com
---------------
Sahabatmu; Anwar Baru Belajar
Sumber: http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com
ya jelas beda bro kita dikuburan mendoakan si yang punya kubur nah klo yg diatas itu kan berbuat maksiat dikubur
BalasHapus