Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Kamis, 31 Oktober 2013

Hitam Putih Presiden Soekarno



Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, dikenal sebagai penakluk perempuan cantik. Menikah sembilan kali dan dengan mudah dan para wanita cantik-pun takluk padanya
“Media Seringkali Membuat Banyak Orang Salah Idola” (anonim)
SOEKARNO, laki-laki proklamator RI ini kini menjadi banyak idola kawula muda. Buku-buku banyak ditulis memuji-muji kehebatan dia. Mulai dari masa kecilnya, remaja dan dewasanya. Dibukukan tulisan-tulisannya dan divideokan pidato-pidatonya. Film-film pun dibuat untuk mempropagandakan kepribadian dan kehebatannya. Benarkah Soekarno manusia yang hebat tidak ada cacat atau justru banyak cacatnya? Tulisan ringkas ini akan mencoba menelaahnya.
Bila ditelusuri Soekarno ternyata pintar bicara tapi ‘miskin’ dalam perbuatan. Pidatonya yang berapi-api memang membakar semangat rakyat. Tapi sikap-sikapnya terutama dalam politik seringkali menjadi blunder, bahkan kepada dirinya. Egonya yang terlalu berlebihan, menjadikan banyak temannya menjadi korban. Nafsunya kepada perempuan seringkali tidak terkendalikan.
Entah berapa orang yang menjadi istri atau pasangannya. Ideologi Islam yang semasa remaja ditanam Tjokroaminoto di Surabaya, seolah ‘hilang lenyap’ tergantikan dengan ideologi Marxisme atau Marhaenisme  yang dipahat oleh dosen-dosen Belanda di ITB Bandung.
Kita coba telisik Soekarno mulai dari kasus Piagam Jakarta. Piagam Jakarta yang sudah ditandatangani oleh Soekarno sendiri pada 22 Juni 1945, disepakati akan dibacakan pada proklamasi republik Indonesia, diganti dengan coret-coretan Soekarno.  Hal itu terjadi pada subuh hari 17 Agustus 1945, Soekarno mengajak Hatta ke rumah Laksamana Maida untuk mendiskusikan lagi naskah proklamasi yang sudah disepakati Tim Sembilan.
Di rumah itu, selain ada petinggi Jepang juga ada Ahmad Subarjo (Nasionalis Sekuler) sekretaris Laksamana Maida. Dan akhirnya dalam sejarah tercatat Soekarno membacakan proklamasi dengan coretan-coretannya sendiri pada sekitar pukul 10.00, 17 Agustus 1945. Tidak ada dalam perundingan dalam rumah Maida itu tokoh nasionalis Islam. (lihat Jangan Pertentangkan Islam dan Pancasila)
Lebih tragis lagi pada 18 Agustus 1945. Soekarno lewat rapat kilat tidak sampai tiga jam mengganti hal-hal penting yang berkaitan dengan Islam dalam urusan politik. Yakni mengganti hal-hal penting dalam UUD 45.  Lewat rapat yang dipimpinnya Soekarno mengganti kata Mukaddimah menjadi pembukaan, kata Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa dan kata presiden adalah orang Indonesia asli dan beragama Islam kata “dan beragama Islam dicoret.
Karena tragedi itu, maka setelah Pemilu 1955, tokoh-tokoh Islam bersatu menuntut pengembalian Piagam Jakarta atau Islam sebagai dasar negara. Karena kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan darah dan keringat mayoritas rakyat yang beragama Islam. Maka diadakanlah penyusunan UUD kembali oleh Majelis Konstituante 1957-1959. Setelah bersidang lebih dari dua tahun, hasilnya mentok. Faksi Nasionalis  Islam dengan faksi nasionalis sekuler tidak ada yang menang mutlak. 
Soekarno akhirnya membubarkan Majelis Konstituante dengan didukung TNI, dengan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Yang menarik Soekarno saat itu menerima usulan dari tokoh-tokoh Islam, untuk menampung aspirasi dari nasionalis sekuler dan nasionalis Islam, maka dirumuskanlah salah satu isi dekrit itu adalah : Piagam Jakarta menjiwai UUD 45 dan merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Sayangnya meski bunyi dekrit seperti itu, Soekarno tidak menerjemahkannya dalam undang-undang atau peraturan presiden.
Masa Soekarno atau Orde Lama
Bila banyak yang mencela Orde Baru, maka Orde Lama bagi umat Islam terutama tokoh-tokohnya terasa ‘lebih sengsara’.  Buya Hamka, ulama besar ini menyampaikan isi hatinya dalam Majalah Panjimas yang diasuhnya. Setelah mengritik mantan Menteri Subandrio –di sidang Mahmilub- yang hingga tuanya tidak mengenal rakaat shalat dan Yusuf Muda Dalam yang tidak mengerti bahwa beristri lebih dari empat dilarang dalam Islam, HAMKA menyatakan:
“Inilah contohnya orang-orang yang memegang kekuasaan negara di masa Orde Lama. Mengaku percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa di bibir, tetapi tidak pernah mendekatkan diri kepada Tuhan menurut agama yang mereka peluk sebagai pusaka dari ayah bundanya.
Sehingga terbaliklah keadaan; orang yang tekun kepada Tuhan; mengerjakan perintah dan menghentikan larangan Tuhan, dipandang anti Pancasila, orang yang taat mengerjakan agama di cap reaksioner atau kontra revolusioner.
“Bersuluh kepada matahari, bergelanggang di mata orang banyak”, bagaimana setiap hari hukum-hukum agama itu dilanggar, didurhakai.
Zina menjadi kemegahan, minuman keras diminum laksana minum air teh saja, uang negara dihamburkan untuk kepentingan pribadi. Tidak ada sedikit juga rupanya rasa takut kapada Tuhan. Karena Tuhan itu hanya untuk penghias pidato, bukan untuk penghias hidup, budi moral dan mental.
Mereka pun melanggar dasar negara yang kedua, yaitu Pri Kemanusiaan. Tengoklah bagaimana sengsaranya rakyat. Tengoklah kelaparan, karena banjir di Solo, karena letusan Gunung Agung di Bali, karena letusan Gunung Kelud, bencana kelaparan di Lombok. Tidak seorang juga diantara mereka itu yang sudi meringankan langkah buat melihat keadaan rakyat yang malang dan sengsara itu…
Peri Kemanusiaan : dalam prakteknya orang-orang yang dicemburui, dibenci dan dipandang akan menghalangi langkah-langkah mereka meneruskan kezaliman itu.
Sampai Sutan Syahrir mati dalam status tahanan. Mereka ditahan, kadang-kadang rumah kediamannya dirampas dan dengan seenaknya didiami oleh khadam-khadam (pembantu) para pembesar itu. Benar-benar berlaku di negeri ini sebagai yang berlaku berates tahun yang laludi zaman kekuasaan raja-raja tidak terbatas, yang nasib malang akan menimpa orang yang dibenci oleh pihak istana. Dan anak istri orang yang ditahan itu dibiarkan melarat.
Alangkah banyaknya paradoks di dalam negara yang berdasar Pancasila di zaman itu. Mobil mewah pejabat meluncur di atas jembatan, sedang dibawahnya tidur orang-orang yang kehabisan tenaga buat hidup. Yang di atas menikmati rasa kemerdekaan, yang di bawah terlempar ke dalam lumpur kehinaan sejak negara merdeka.
Disorak-soraikan amanat penderitaan rakyat. Alangkah seramnya jika dikaji bahwa kata-kata Amanat Penderitaan Rakyat itu diungkapkan oleh pemimpin-pemimpin itu sendiri, padahal merekalah yang mengkhianatinya.
Mereka belum merasa puas kalau  belum ada undang-undang untuk menyikat bersih dari masyarakat orang-orang yang dibenci, sedang kesalahan mereka yang terang tidak ada. Lalu diadakan Penetapan Presiden   (Pen-Pres) buat menangguk sisa-sisa orang yang dibenci yang masih tinggal, orang-orang yang dipandang  masih ada pengaruhnya dalam masyarakat. Dengan “dugaan saja, walaupun tidak ada bukti sama sekali orang bisa dibenamkan ke dalam tahanan. Itulah Pen-Pres No 11 yang terkenal dengan sebutan Undang-Undang Subversif…
Indonesia benar-benar menjadi “Mercusuar” dari kebrobokan. Indonesia diteropong, bahkan di mikroskop oleh bangsa lain, lalu menjadi tertawaan.  Tetapi surat-surat kabar yang memuat berita tentang kebrobokan dilarang masuk Indonesia.
Sebentar-sebentar diadakan pidato, rapat raksasa, rapat samudera.
Diobati perut yang lapar dengan pidato, diobat jalan-jalan yang rusak dengan pidato. Rakyat dikerahkan dengan segala macam daya upaya supaya dari subuh sudah berangkat ke tanah lapang mendengarkan pidato.
Perusahaan-perusahaan wajib menutup usahanya dan mengerahkan buruhnya pergi mendengarkan pidato. Produksi menurun karena hari habis untuk mendengarkan pidato…
Berdirilah gedung-gedung monument, patung-patung yang tidak akan dapat mengenyangkan perut rakyat, yang hanya akan ditegahkan (dipertunjukkan) kepada tamu luar negeri, padahal kalau tetamu itu datang, sasaran tustel mereka bukanlah monument dan patung, melainkan rakyat yang tidur di dalam pipa air yang belum dipasang atau mandi telanjang di kali Ciliwung.” ” (lihat Hamka, Dari Hati ke Hati, Pustaka Panjimas,2002, hal. 259-262).
Hamka juga mengritik keras gagasan Nasakom yang digulirkan Soekarno.  Karena Masyumi dan PSI (Partai Sosialis Indonesia) tidak mau ikut bergabung dengan pemerintahan Soekarno, maka kedua partai itu dipaksa bubar.  Tokoh-tokohnya dipenjarakan tanpa kesalahan yang jelas di pengadilan –termasuk Buya Hamka yang dipenjara lebih dari dua tahun.  Maka, kata cendekiawan ulung ini :
“Akhirnya datanglah klimaks dari NASAKOM ini, yaitu peristiwa Lubang Buaya! Inilah akibat dari penyelewengan Pancasila atau Munafik Pancasila itu; yang dipidatokan buat dikhianati. Atau di dalam jiwa sendiri tidak ada, sebab itu menjadi kosong ke tengah udara bebas.
Tetapi Tuhan Allah tidaklah mengizinkan kemunafikan itu berlanjut sehingga lanjutan dari peristiwa Lubang Buaya ialah terbukanya mata rakyat malang yang selama ini hanya dibuat, dinina-bobokkan dengan janji-janji dari mereka yang berkuasa yang sekali-kali tidak sanggup mereka memenuhinya. ABRI (TNI) dan rakyat jelata semuanya bersatu menghadapi Orde Lama yang munafik dan bobrok ini dan setiap yang berhutang musti membayarnya” (Hamka, Dari Hati ke Hari, hal. 265).
Selain HAMKA, mantan Wakil Perdana Menteri RI, Mohammad Roem juga kritis kepada Soekarno. Kritik Roem lain lagi. Menurut Roem, Soekarno kurang jujur menceritakan masa kecilnya yang dipenuhi kemiskinan, kepada penulis biografinya Cindy Adams.
Sebelumnya Roem menyatakan bahwa Soekarno adalah bagaikan buku terbuka.  Kata tokoh Masyumi ini :
“Bagi penulis sendiri umpamanya, perjuangan Soekarno sejak ia memimpin PNI 1926 sampai sekarang  laksana buku terbuka. Tapi kita ingin tahu juga riwayat hidupnya menurut buku ini (buku Cindy Adams –pen). Keturunan Soekarno tidak tanggung-tanggung! Ibunya Idaju, seorang Bali dari kasta Brahmana keturunan bangsawan. Raja Singaradja terakhir adalah  paman ibunya. Ayahnya, Raden Sukemi Sosrodihardjo, keturunan Sultan Kediri. Baikpun dari fihak Ibu ataupun dari fihak ayah, para nenek moyang Soekarno adalah pejuang-pejuang kemerdekaan melawan penjajah Belanda. Salah seorang nenek moyangnya, seorang wanita, berjuang di samping pahlawan besar Pangeran Diponegoro di dalam peperangan tahun 1825-1830, sampai menemui ajalnya.” (Lihat Mohammad Roem, Bunga Rampai Dari Sejarah I, 1977, hal. 167-183).
Roem kemudian mengulas tentang kemungkinan besar ketidakjujuran Soekarno tentang kemiskinannya itu.  Roem mengutip biografi Soekarno yang menyatakan : “Aku dilahirkan di tengah kemiskinan dan dibesarkan dalam kemiskinan. Aku tidak mempunyai sepatu. Aku mandi tidak dalam air yang keluar dari kran. Aku tidak mengenal sendok dan garpu. Ketiadaan yang keterlaluan demikian ini dapat menyebabkan hati kecil di dalam menjadi sedih.
Mengenai hidup dalam “kemiskinan” ini sangat lengkap…Begitu lengkapnya cerita itu, sehingga orang yang tahu keadaan di Indonesia terutama di Pulau Jawa pada waktu itu, dengan angka-angka Soekarno sendiri melihat, bahwa keluarga Raden Sukemi Sosrodihardjo tidak miskin sama sekali.
Dilihat dalam rangka “Gobang Report”, dalam mana orang Indonesia rata-rata hidup dari dua setengah sen setiap hari, maka tiap anggota dari keluarga Raden Sukemi Sosrodihardjo yang terdiri dari empat orang, hidup dari 250 gobang sebulan atau lebih dari 8 gobang sehari.”
Maka, kata Roem: “ Tidak masuk akal, seperti yang ia (Soekarno –pen) ceritakan  “Kami sangat melarat sehingga hampir tidak dapat makan satu kali dalam sehari.” (Mohammad Roem, hal. 170).
Kritik keras Roem yang lain adalah sikap Soekarno yang merangkul PKI untuk menyingkirkan Masyumi. Syafii Maarif mengutip Roem, dalam bukunya “Islam dan Politik Teori Belah Bambu Masa Demokrasi Terpimpin 1959-1965” menyatakan logika revolusi Soekarno ialah menarik garis yang tegas antara sahabat dan musuh revolusi. Kata Syafii : “Pada masa demokrasi terpimpin, jargon politik PKI tentang golongan “Kepala Batu” sudah menyatu dengan jargon politik Soekarno yang juga menilai Masyumi sebagai kekuatan “Kepala Batu” yang merintangi penyelesaian revolusi Indonesia.” Demokrasi Terpimpin ini mulai mengkristal ketika Soekarno pada 20 Maret 1960 membubarkan parlemen hasil pemilihan umum 1955 dan membentuk DPRGR (Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong) dimana Masyumi dan PSI tidak diikutsertakan.
Walhasil, sebelum merdeka memang Soekarno adalah seorang pemuda yang mempunyai ide besar dan semangat tinggi melawan penjajah Belanda. Ia pernah dipenjara dan diasingkan pemerintah Belanda saat itu. Tapi pemikirannya sayang setelah dewasa lebih banyak diwarnai Marxisme (sekuler) daripada Islam. Sehingga tahun 1930-an ia berdebat keras di media massa dengan pemuda Natsir tentang bagaimana bentuk negara ke depan. Soekarno menginginkan Indonesia menjadi negara sekuler sebagaimana yang dibentuk Kemal Attaturk. Natsir menginginkan negara yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam, sebagaimana yang diteladankan Rasulullah saw dan para sahabatnya.  Soekarno akhirnya menjadi presiden dengan menerapkan ide-ide sekuler yang diyakininya dan kemudian di periode akhir pemerintahannya menyingkirkan kelompok Natsir Masyumi yang dianggap mengganggu jalan revolusinya.
Natsir memang pernah ikut dalam pemerintahan Soekarno, sebagai Menteri Penerangan dan Perdana Menteri, karena Natsir ingin membaktikan hidupnya memperbaiki atau mengislamkan negeri ini. Tapi ia kemudian berlepas diri dari pemerintahan karena partainya ‘dibubarkan dengan paksa’ oleh presiden pada tahun 1960.
Kini pertarungan ide negara sekuler dan ide negara Islami terus berlangsung di negeri ini. Sebagaimana ide menggulirkan tokoh-tokoh idola. Siapakah yang akan menang? Wallahu alimun hakim.*
Penulis adalah peneliti Insitute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS)


Rep:
Anonymous
Editor: Cholis Akbar
                               
         
                             

Senin, 28 Oktober 2013

Langgit Kota New York Amerika Serikat Di Penuhi Oleh Lambang 4 Jari Rabi’ah





Ada yang menarik di kota bisnis Amerika Serikat, New York, pada hari Minggu (27/10) kemarin.

Tampak ratusan orang warga Mesir di Amerika Serikat berpawai di jalam-jalan kota New York, sambil membawa gambar Presiden Muhammad Mursi dan lambang 4 jari Rabi’ah.

Ini merupakan bentuk dukungan semua golongan warga Mesir di Amerika kepada pemerintahan yang sah, dan menolak pemerintahan kudeta militer.

Menurut sumber kepolisian setempat, “ ini merupakan demonstrasi pertama dalam sejarah Amerika Serikat, dengan menggunakan kendaraan bermotor.”

Dalam aksinya, para demonstran meneriakan slogan pengutukan penangkapan politik yang dilakukan pemerintahan kudeta, dan sekaligus membawa lambang 4 jari Rabi’ah.

Pawai sendiri dimulai pada pukul 14.00 waktu New York, Amerika Serikat. (rassd/lndk)

Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfreand ). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfreand )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1

Sabtu, 26 Oktober 2013

Ustadz Abu Jibriel ungkapkan tujuh kesesatan Syiah




A. Z. Muttaqin - 
JAKARTA (Arrahmah.com) -Di hadapan para laskar Mujahidin dan polisi  di depan gedung Smesco  Jakarta Sabtu (26/10/2013), Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdurrahman mengungkapkan lima pokok perbedaan agama Islam dengan Syiah.
Menurut orang Syi’ah: Pertama, Rabb, nabi dan imam mereka, tidak sama dengan umat Islam. Kedua, Orang syi’ah mengkafirkan sahabat Nabi yang mulia Abu Bakar, Umar, Utsman Radhiyallohu anhum ajma’in dan siapa saja yang mencintai mereka. Ketiga, Syi’ah mengkafirkan seluruh umat Islam tanpa kecuali. Keempat, syahadat Orang Islam dua kalimah syahadat sedang orang Syiah syahadatnya lima. Kelima, Rukun Islam dan rukun iman umat Islam tidak sama dengan orang Syiah. Keenam, Kitab Al Quran orang Islam tidak asli dan ayatnya hanya 6.600 sedang menurut orang Syiah  kitab Al Quran yang asli dibawa gaib oleh Imam Mahdi dan ayatnya 17.000.  Ketujuh, nikah mut’ah halal, anak hasil zina lebih afdhal dari anak kandung, nikah kontrak berjamaah lebih besar pahalanya 70 kali lipat ganda dari nikah kontrak sendiri. Prempuan syiah yang sudah bersuami boleh melakukan nikah konrtak. dengan banyak lelaki dsb sbgnya.
Wakil Amir Majelis Mujahidin Ustadz Abu Muhammad Jibril Abdurrahman mengatakan kepada para wartawan sebelum berorasi bahwa kedatangan Laskar Mujahidin dari berbagai elemen ini adalah untuk mendesak polisi membubarkan acara Syiah sesat menyesatkan Idul Ghadir.
“Kita tidak mau agama Islam dihina secara resmi oleh Syiah. Tuhan agama Islam berbeda dengan Tuhan orang Syiah. Rukun Islam orang Islam berbeda dengan orang Syiah. Namun mereka selalu mengatasnamakan Islam,” kata Ustadz Abu Jibriel
Elemen Mujahidin yang turun hari Sabtu ini diantaranya adalah Majelis Mujahidin, Jama’ah Anshorut Tauhid, Mahasiswa Pecinta Islam, Gempar dan Sunnah Defense League.
(azmuttaqin/arrahmah.com)

Kamis, 24 Oktober 2013

Ayung Memaksa Isteri agar Murtad dan Membakar Mertuanya hingga Tewas

Umat Islam Cirebon marah, menuntut Ayung dihukum mati di depan Umat Islam
  • Tindakan terdakwa Ayung dinilai keji. Cina yang pura-pura masuk Islam kemudian murtad dan memaksa murtad isterinya ini membakar mertuanya, Yoyo Halim Mulyana. Tidak hanya itu, istri terdakwa, Rini Fitriana yang mencoba memadamkan api di tubuh sang ayah, malah ikut didorong oleh Ayung sehingga mengalami luka bakar. Mertua yang dibakar oleh Ayung itu kemudian meninggal setelah dibawa ke rumah sakit.
AyungYK alias Ayung (kiri) seorang pembunuh demi memaksa isteri dan mertuanya untuk murtad, gambar diambil saat diadili di PN (Pengadilan Negeri) Kota Cirebon,  Kamis (10/10/2013) / foto pr
.
Kiblatnet memberitakan sebagai berikut.

Umat Islam Cirebon Tuntut Pelaku Pemurtadan Dihukum Mati

Cirebon – Kasus pembakaran yang dilakukan oleh seorang murtadin bernama Ayung Indra Kosasih terhadap istri dan mertuanya di Cirebon jelas membuat kaum muslimin melakukan pembelaan. Kota yang terkenal dengan kentalnya nuansa ajaran Islam merasa terhina atas insiden pemurtadan dengan cara menikahi wanita muslimah.
Atas hal itu, Umat Islam Cirebon merilis surat pernyataan yang diterima Kiblatnet, dari Ketua Gapas, Andi Mulya pada Ahad malam, 20 Oktober 2013 di Cirebon.
Bismillahirrahmanirahim,
Berkenaan dengan proses pengadilan terhadap Ayung, muallaf gadungan yang telah berbuat perkara kesalahan besar dan berlapis terhadap Islam dan kaum muslimin (Ny. Rini Fitriana dan ayahnya Yoyo Halim Mulyana), yakni:
1. Pura-pura masuk Islam dalam rangka misi memurtadkan dengan modus menikahi muslimah,
2. Setelah menikah, Ayung kembali murtad,
3. Ayung juga mengajak bahkan memaksa isterinya untuk murtad, tetapi dihalangi ayahnya,
4. Ayung kemudian membakar mertuanya hingga mengakibatkan beliau wafat,
5. Bahkan isterinya menjadi korban pembakaran hingga cacat permanen.
Kasus ini sangat monumental dan akan menjadi tonggak baru yang menuntut konsekuensi sikap baru bagi kaum muslimin, mahkamah peradilan, Ayung dan pihak keluarga besarnya yang sekubu dan semissi dengannya.
Berdasarkan lima kesalahan tersebut, kami sebagai Umat Islam Cirebon menyatakan;
1. Perbuatan Ayung terkait langsung dengan Aqidah, nyawa dan kehormatan Islam dan kaum muslimin, maka kaum muslimin menuntut agar ditegakkan hukuman kepadanya menurut hukum Islam yaitu hukuman mati. Setidaknya, berdasarkan tiga lapis alasan: Kemurtadannya, Misi Pemurtadannya dan Pembunuhan kepada mertuanya yang merupakan seorang Muslim.
2. Eksekusi hukuman mati hendaknya dilaksanakan di tengah khalayak umat Islam, yakni di alun-alun ba’da sholat Jum’at agar menjadi peringatan dan pelajaran bagi semua pihak.
3. Kepada para aparat Mahkamah Peradilan dalam memutuskan perkara yang berkaitan terhadap Aqidah Isla dan kehormantan kaum muslimin hendaknya tidak ragu dan tidak takut menerapkan tuntutan hukuman Islam, karena itu adalah hak asasi kaum muslimin.
4. Jika aparat pengadilan tidak memutuskan hukumannya sesuai dengan Syariat Islam, maka aparat mahkamah telah melanggar keadilan dan hak asasi kaum muslimin dan berarti bermaksud membiarkan urusan kasus akan menjadi lebih panjang terhadap kaum muslimin.
5. Kepada para ulama, Kyai, Ustadz dan tokoh dakwah Islam hendaklah segera menggencarkan ajaran Syariat Islam berkenaan dengan hukum riddah dan irtidad (murtad dan pemurtadan) agar umat Islam waspada dan terjaga dari korban program pemurtadan dengan segala bentuk metode dan modusnya.
6. Kepada orangtua dari para muslimah yang rawan menjadi korban pemurtadan lewat pendekatan pernikahan, hendaklah waspada terhadap yang mengaku muallaf. Jangan ragu apabila setelah nikah suami/menantu anda yang muallaf kembali murtad dan atau mengajak anda murtad, maka bunuhlah mereka! Anda mendapat pahala dan pembelaan umat Islam. Allahuakbar
Demikian pernyataan tuntutan dan seruan kami selaku keluarga besar Islam dan kaum Muslimin bersama Aliansi Masyarakat Nahi Munkar. [sdqfajar] KIBLAT.NET
***

Ayahnya Dibakar, Rini Tuntut Suami Divonis Mati

KIBLAT.NET, Cirebon – Kamis, 23 Mei 2013 lalu di Cirebon terjadi sebuah peristiwa pertengkaran keluarga. Awalnya, peristiwa itu diduga sama seperti konflik rumah tangga lainnya. Bermula dari cekcok, seorang suami di warga Jl Tanda Barat Kejaksan Kota Cirebon, membakar istri dan mertua. Hingga akhirnya sang mertua wafat akibat luka bakar yang cukup serius.
Peristiwa ini terjadi Kamis (23/5/2013) sekitar pukul 19.00. Ketiga korban luka adalah pasangan suami istri, Ayung (32) dan Rini (30), serta mertua Ayung bernama Yoyo (70).
”Saya tidak tahu apa yang diributkan. Tahu-tahu suaminya menyiram istri dan mertuanya menggunakan bensin, lalu api membesar,” kata Sofyan(32), tetangga belakang rumah korban, seperti dilansir dari Jurnal Cirebon.
Namun karena bertengkar, si suami juga ikut terbakar. Dari ketiganya, Oyo-lah yang menderita luka paring parah. Ketiganya langsung dibawa ke RS Sumber Kasih di Jl Siliwangi. Namun mereka akhirnya dipindah ke RS Pelabuhan, untuk mendapatkan perawatan intensif.
”Saya juga tidak tahu, tiba-tiba sudah ada api di depan rumah saya. Saya kaget, ternyata itu orang. Untungnya saat itu hujan, jadi api cepat padam,” tutu Apin (60) yang melihat korban terbakar di depan rumahnya.
Saat ini kasus pembakaran tersebut sudah mulai masuk ke proses pengadilan. Keluarga korban, yang juga istri tersangka, Rini Fitriyana (anak korban), menyatakan pihaknya sangat mengutuk keras tindakan yang dilakukan suaminya, Ayung.
“Saya tidak terima bapak saya (alm) dibunuh dengan cara keji. Karena bapak saya tidak pernah punya salah terhadap AIK (pelaku), kenapa dia (pelaku) tega berbuat seperti itu kepada bapak saya,” ujarnya sambil menahan tangis.
Rini menjelaskan bahwasanya kejadian itu bermula ketika korban sedang duduk di ruang belakang
“Waktu itu awalnya pukul 17.45 menjelang maghrib bapak saya lagi duduk di ruang belakang, lalu dari pintu belakang muncul AIK membawa 1 botol bensin. Tanpa alasan yang jelas, dia langsung menyiramkan bensin ke bapak saya, terus bapak saya lari keluar. Begitu ada di luar, bapak saya langsung dibakar,” tuturnya, seperti dikutip dari Radar Cirebon.
Pihaknya berharap agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal dari Pengadilan Negeri Kota Cirebon.
“Kami berharap agar Hakim menjatuhkan hukuman mati atas perbuatannya yang telah dengan sengaja membunuh ayah saya dengan cara keji,” pungkasnya. [sdqfajar]
***

Sidang Kasus Pembunuhan Dijaga Brimob

CIREBON, TRIBUN - Sidang kasus dugaan pembunuhan dengan terdakwa YIK alias Ayung di PN Cirebon dijaga anggota Brimob Detasemen C Polda Jabar, Rabu (23/10).
Pantauan Tribun, puluhan anggota brimob berjaga mulai dari depan kantor PN Cirebon atau di pinggir Jalan Wahidin, pintu gerbang, pintu masuk kantor PN, hingga pintu masuk dan ruang sidang. Mereka mengenakan pakaian seragam lengkap khas brimob.
Sementara di ruang sidang tampak sejumlah anggota ormas Islam. Ormas Islam ini terus mengawal sidang kasus dugaan pembunuhan dengan terdakwa Ayung.
Sidang dugaan pembunuhan dengan terdakwa Ayung hari ini mengagendakan mendengarkan keterangan saksi. Satu di antara saksi yang diundang ke persidangan adalah Ketua RT 04 Tanda Barat, Sumartono.
Kasus dugaan pembunuhan dengan terdakwa Ayung terjadi 23 Mei di rumah tinggal Ayung RT 04 Tanda Barat, Kota Cirebon. Ketika itu, Ayung membakar tubuh mertuanya sendiri, Yoyo. Istri Ayung, Rini yang mencoba memadamkan api di tubuh Yoyo malah ikut didorong oleh Ayung sehingga mengalami luka bakar.
Yoyo kemudian dilarikan ke rumah sakit. Setelah sempat dirawat di rumah sakit, Yoyo mengembuskan napas terakhir.  (*) Rabu, 23 Oktober 2013 11:36 WIB
(nahimunkar.com)

Selasa, 22 Oktober 2013

Mengapa Arab Saudi Harus Marah Kepada Amerika Serikat?


Riyad (voa-islam.com) Arab Saudi kecewa berat terhadap Amerika Serikat. Pasalnya, Amerika Serikat yang sudah berjanji akan menggunakan kekuatan militernya terhadap rezim Syiah Alawiyyin Bashar al-Assad, kemudian Obama mengurungkan rencananya.
Kekecewaan Arab Saudi berikutnya terhadap Obama, di mana Amerika Serikat mulai nampak lunak terhadap Iran, dan seperti menerima kompromi dengan Iran. Ini membuat kegelisahan dikalangan penguasa Arab Saudi terhadap Washington.
Selama ini, Arab Saudi yang menjadi boneka Amerika Serikat, dan selalu mengikuti perintah dan arahan Washington. Termasuk ikut mendukung rezim militer Mesir Jendral Abdul Fattah al-Sissi yang sudah melakukan pembantaian terhadap ribuan pendukung Presiden Mohammad Mursi. Tetapi, kali ini, Kerajaan Arab Saudi, agak meradang terhadap Washington, karena Washington tidak mau meluluskan permintaan Riyad, melakukan tindakan militer terhadap rezim Bashar al-Assad.
Karena sikap Washington yang dianggap tidak lagi memperhatikan keinginan bonekanya itu, maka Riyad merasa dikhianati, dan kemudian menolak kedudukan  sebagai anggota di Dewan Keamanan PBB, selama dua tahun. Ini merefleksikan kemaarahan Riyad terhadap Washington.
Washingtong tidak mau memperhatikan keinginan Arab Saudi yang selama ini, sudah berkorban dan memberikan apa saja yang diinginkan oleh Amerika. Termasuk ketika Amerika melakukan serangan terhadap Irak, dan Arab Saudi ikut berpartisipasi, dan bahkan Arab Saudi menjadi pangkalan militer Amerika untuk menyerang Irak.
Menghadapi kemarahan Kerajaan Arab Saudi itu, maka Menlu Amerika Serikat John Kerry, terbang ke Paris dan bertemu dengan Menlu Arab Saudi, Pangeran Saud al- Faisal, di rumah pribadinya, dan melakukan jamuan makan bersama sambil mendiskusikan situasi di Suriah, dan menenangkan Kerajaan Arab Saudi, Senin, 21/10/2013.

Arab Saudi menolak kursi di Dewan Keamanan, pada hari Jumat, (18/10/2013), sebagai cerminan kemarahan Kerajaan Arab Saudi,  dan menilai PBB menggunakan,"standar ganda".

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal menyelenggarakan makan siang untuk Kerry di kediaman pribadinya di Paris, Senin. Para pejabat Amerika mengatakan Washington dan Riyadh berbagi pandangan tentang nuklir Iran, mengakhiri perang sipil Suriah, dan Mesir yang stabil. Tetapi, keduanya tidak mencapai kesepakatan tentang krisis di Suriah, Iran, dan Mesir.
Namapaknya, John Kerry tidak akan membujuk Saudi untuk menerima kedudukan kursi di Dewan Keamanan, tetapi Arab Saudi akan berperan dalam mempengaruhi terhadap 15  anggota Dewan Keamanan PBB yang dapat mengotorisasi tindakan militer, memaksakan sanksi dan mengatur operasi penjaga perdamaian .
Tidak ada negara yang sebelumnya telah terpilih menjadi anggota  Dewan Keamanan, dan kemudian mengundurkan diri. Sebagai anggota yang baru, Arab Saudi akan menduduki jabatannya, mulai 1 Januari untuk masa jabatan dua tahun.

Kemarahan Saudi memuncak setelah Amerika Serikat menjatuhkan ancaman serangan militer terhadap Suriah, tetapi kemudian Washington setuju dengan Rusia, dan menghentikan rencana serangan militer Suriah.
Arab Saudi juga prihatin tentang tanda-tanda rekonsiliasi antara Washington dan Tehran, dan ini ketakutan Riyadh dapat menyebabkan "grand bargain" pada program nuklir Iran, dan akan merugikan Arab Saudi. Tetapi, hubungan Arab Saudi dan Amerika tidak ada yang abadi, dan yang abadi hanyalah kepentingan. af/hh

Jumat, 18 Oktober 2013

Foto-foto Mujahidin Asy-Syabaab melakukan parade militer pada hari 'Idul Adha -

Foto-foto Mujahidin Asy-Syabaab melakukan parade militer pada hari 'Idul Adha

Jum'at, 13 Zulhijjah 1434 H / 18 Oktober 2013 10:00
Image 21 of 28 -
- See more at: http://www.arrahmah.com/foto/foto-foto-mujahidin-asy-syabaab-parade-militer-idul-adha.html#image-21

Foto-foto Mujahidin Asy-Syabaab melakukan parade militer pada hari 'Idul Adha

Jum'at, 13 Zulhijjah 1434 H / 18 Oktober 2013 10:00
Image 21 of 28 -
- See more at: http://www.arrahmah.com/foto/foto-foto-mujahidin-asy-syabaab-parade-militer-idul-adha.html#image-21

Foto-foto Mujahidin Asy-Syabaab melakukan parade militer pada hari 'Idul Adha

Jum'at, 13 Zulhijjah 1434 H / 18 Oktober 2013 10:00
Image 21 of 28 -
- See more at: http://www.arrahmah.com/foto/foto-foto-mujahidin-asy-syabaab-parade-militer-idul-adha.html#sthash.dUcvDTm6.dpuf

Foto-foto Mujahidin Asy-Syabaab melakukan parade militer pada hari 'Idul Adha

Jum'at, 13 Zulhijjah 1434 H / 18 Oktober 2013 10:00
Image 21 of 28 -
- See more at: http://www.arrahmah.com/foto/foto-foto-mujahidin-asy-syabaab-parade-militer-idul-adha.html#image-21

Foto-foto Mujahidin Asy-Syabaab melakukan parade militer pada hari 'Idul Adha

Jum'at, 13 Zulhijjah 1434 H / 18 Oktober 2013 10:00
Image 21 of 28 -
- See more at: http://www.arrahmah.com/foto/foto-foto-mujahidin-asy-syabaab-parade-militer-idul-adha.html#image-21


SOMALIA (Arrahmah.com) – Gerakan Mujahidin Asy-Syabaab di Somalia melakukan parade militer pada kesempatan hari raya ‘Idul Adha 1434 H di sebuah wilayah pesisir di negara tersebut, Kismayo, yang ditonton oleh sejumlah besar masyarakat setempat.
Selain menunjukkan kekuatan dan dukungan rakyat, Asy-Syabaab juga melibatkan anak-anak dalam parade militer ini.
Parade militer terbuka Asy-Syabaab ini menunjukkan bahwa kelompok Mujahidin Somalia tersebut memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar sehingga dapat bebas tampil di depan umum tanpa takut ditangkap aparat rezim sekuler. 
Dalam parade ini, Mujahidin juga menyampaikan pesan kepada penjajah Kenya, yang turut menjajah Somalia khususnya di Kismayo, bahwa “setiap Muslim yang terbunuh di Kismayo, Kenya akan membayar harganya.”
Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa ilaha illallah. Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd.
(siraaj/arrahmah.com)
Komentarku ( Mahrus ali): 
Begitulah seorang muslim perjuangan di front pertempuran antara tentara Allah  dan tentara setan adalah harapannya, bukan pesta  pora di diskotik, nonton sinetron di balai desa atau episode sandiwara di warkop, apalagi sepak bola di keheningan malam. Dan enggan bertopang dagu untuk mengkayakan diri, atau melampiaskan nafsu birahinya. Tapi dia  selalu ingin mati sahid  di jalan Allah bukan di jalan rezim yang kufur atau ormas yang anti anti  tuntunan suka dengan kebid`ahan. Ingatlah ayat ini: 

 

وَأَعِدُّوا لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُوا مِن شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). Al anfal 60

Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )

Dengarkan pengajian - pengajianku

Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.