Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Senin, 30 November 2020

Kajian Salat Jum'at 4 rakaat ke 2

 

 

Kajian Salat Jum'at 4 rakaat ke 2

Jadi hadits itu menurut riwayat Abu Nuaim, perawinya bernama Sufyan bin Habib. Ini tafarrud, hanya dia yang meriwayatkan, dan ini termasuk cacat yang sangat menurut ulama dulu.

Hadis sedemikian ini adalah hadis munkar dan gharib, waktu Sofyan bin Habib, ribuan manusia saat itu tidak mengerti hadits itu.

Imam Malik menyatakan bahwa hadis sedemikian ini adalah ilmu yang jelek dan yang baik adalah yang diriwayatkan oleh orang banyak

٥- [عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ الجمُعَةِ ركعتانِ وصلاةُ الفطرِ ركعتانِ وصلاةُ الأضحى ركعتانِ وصلاةُ السفرِ ركعتانِ تمامٌ غيرُ قَصْرٍ على لسانِ محمدٍ

الضياء المقدسي (ت ٦٤٣)، السنن والأحكام ٢‏/٣٨٤    [فيه] عبد الرحمن بن أبي ليلى قال النسائي : لم يسمعه من عمر    أخرجه النسائي (١٥٦٦)، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧) باختلاف

Hadist salat Jumat 2 rokaat yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab itu ditulis oleh Addhiya al-Maqdisi dalam kitab Sunan wal Ahkam. Beliau menyatakan ada perawi bernama Abdurrahman bin Abi Laila, Imam  Nasa`i  menyatakan dia tidak mendengar dari Umar. Riwayat Imam Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad dengan perbedaan.

النووي (ت ٦٧٦)، المجموع ٤‏/٥٣٠    حسن    أخرجه النسائي (١٤٤٠)، وابن ماجه (١٠٦٤)،

وأحمد (٢٥٧) باختلاف

Imam  Nawawi dalam kitab Al-Majmu menyatakan: Hadis tersebut Hasan.

Ia juga diriwayatkan oleh an-Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad dengan perbedaan.

Komentarku: Pernyataan Imam Nawawi ini tidak benar, karena Abdurrahman bin Abi Laila tidak mendengar dari Umar, dengan demikian sanadnya terputus dan hadis yang sanadnya terputus itu dikatakan hadits lemah. Dalam kitab al-Baiquni dikatakan:

وكل ما لم يتصل بحالِ   إسناده منقطع الأوصالِ

Setiap hadis yang sanadnya tidak bersambung maka dikatakan terputus.

- [عن عبدالرحمن بن أبي ليلى:] عن عمرَ بنِ الخطّابِ رضي اللهُ تعالى عنه قال: صلاةُ الجمعةِ ركعتانِ وصلاةُ الفطرِ ركعتانِ وصلاةُ الضحى ركعتانِ وصلاةُ السفرِ ركعتانِ تمامٌ غيرُ قَصْرٍ

ابن الملقن (ت ٧٥٠)، خلاصة البدر المنير ١‏/٢١٨    صحيح    شرح رواية أخرى

Hadis tersebut juga disebutkan oleh Ibnul Mulaqqin  dalam kitab Khulasoh Al-Badri Munir lalu dikatakan sahih, anehnya ada kata salat Dhuha.

Salat Idul Adha dalam hadis yang lalu diganti dengan salat Dhuha. Ini namanya redaksi hadisnya kacau.  Mengapa dikatakan hadits tersebut sahih.?

Padahal hadis itu juga diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Abdillah dari Umar bin Khattab, sanadnya juga terputus, dan dalam kaidah ilmu musthalah hadits, sanad yang terputus itu dikatakan hadits lemah.

Itu adalah kekeliruan dan kita tidak mengikutinya.

عن عمر بن الخطاب:] عن عمرَ بنِ الخطّابِ رضيَ اللهُ عنهُ قال صلاةُ الجمعةِ ركعتانِ وصلاةُ الفطرِ ركعتانِ وصلاةُ الأضحى ركعتانِ وصلاةُ السَّفرِ ركعتانِ تمامٌ غيرَ قصرٍ على لسانِ نبيِّكُم محمَّدٍ

ابن الملقن (ت ٧٥٠)، تحفة المحتاج ١‏/٥٤٠    صحيح أو حسن [كما اشترط على نفسه في المقدمة]    شرح رواية أخرى

Dalam kitab Tuhfatul Muhtaj Ibnul Mulaqqin juga menyebut hadis tersebut dengan redaksi yang tepat, tidak diganti dengan salat Dhuha, tapi masih ditetapkan salat idul Adha dan menyatakan sahih atau Hasan.

Komentarku: Pernyataan Ibnul Mulaqqin sedemikian ini salah, walaupun beliau pengarang kitab, kesalahan tetap harus dikatakan, dan kebenaran walaupun dari orang yang tidak mengarang kitab tetap dibenarkan. Kita ini menghormati kebenaran karena kebenarannya bukan kita katakan benar terhadap kesalahan karena orang yang mengatakan adalah orang besar.

Kaidah kebenaran kita atau standar kita bukan itu.

Kita menjunjung kepada kebenaran.

- [عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ الجمُعةِ رَكْعتانِ، وصلاةُ الفطرِ رَكْعَتانِ، وصلاةُ الأضحى رَكْعتانِ، وصَلاةُ السَّفرِ رَكْعتانِ تمامٌ غيرُ قَصرٍ على لِسانِ مُحمَّدٍ

الألباني (ت ١٤٢٠)، صحيح النسائي ١٤١٩    صحيح    أخرجه النسائي (١٤٢٠) واللفظ له، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد

Albani menyatakan hadis tersebut adalah sahih dalam sahih kitab Nasa`i.

Ia juga diriwayatkan oleh Imam Nasa`i  dan redaksi hadits adalah riwayatnya juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad.

Komentarku: Perkataan Imam Albani ini tidak tepat, sanadnya terputus dan Imam Nasa`i sendiri mengatakan seperti itu.

Mengapa Albani menyatakan sahih dan ia telah dilemahkan oleh Imam Nasa`i sendiri.

[عن عمر بن الخطاب:] قال: صلاةُ الجمعةِ ركعتانِ، والفطرُ ركعتانِ، والنحرُ ركعتانِ، والسفرُ ركعتانِ، تمامٌ غيرُ قصرٍ على لسانِ النبيِّ صلى الله عليه وعلى آله وسلم

الوادعي (ت ١٤٢٢)، أحاديث معلة ٣٢٧    ظاهره الصحة ، ولكن عبد الرحمن بن أبي ليلى لم يسمع من عمر 

Hadis tersebut juga dimasukkan oleh al-Wadi`i pengarang dari Yaman dan muridnya Albani dalam kitabnya Ahadits Muallah-koleksi hadis-hadis yang cacat.

Abdurrahman bin Abi laila tidak mendengar dari Umar bin Khattab.

Syaikh Muqbil bin Hadi bin Qayidah al-Hamdany al-Wadi'i al-Khilaly (arab: مقبل بن هادي الوادعي) adalah salah seorang ulama besar kontemporer dari Yaman yang ahli dalam bidang ilmu Hadits. Nama kunyahnya adalah Abi Abdirrahman, lebih dikenal dengan Syaikh Muqbil (atau: Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i).

[عن عمر بن الخطاب:] عن عمرَ قال: صلاةُ الجمعةِ ركعتان ، وصلاةُ الأضحى ركعتان ، وصلاةُ السَّفرِ ركعتان تمامٌ غيرُ قصرٍ على لسانِ نبيِّكم .

الذهبي (ت ٧٤٨)، المهذب ٣‏/١١٢٩    رواه شريك عن زبيد على الإرسال

Imam ad-Dzahabi juga mencantumkan hadis tersebut di kitab Al-Muhadzdzab tapi ada yang kurang yaitu tidak disebutkan salat idul fitri dua rokaat.

Beliau berkata; Hadis ini diriwayatkan oleh Syarik bin Zubaid dengan mursal yakni lemah.

١٦- [عن عمر بن الخطاب:] حديثُ عمرَ: صلاةُ الجمعةِ ركعتان غيرَ قصرٍ على لسانِ محمَّدٍ

ابن حجر العسقلاني (ت ٨٥٢)، التلخيص الحبير ٢‏/٥٨٣    من حديث عبد الرحمن بن أبي ليلى عن عمر، وقال النسائي لم يسمعه من عمر، وكان شعبة ينكر سماعه منه، وسئل ابن معين عن رواية جاء فيها في هذا الحديث عنه سمعت عمر، فقال: ليس بشيء    أخرجه النسائي (١٤٢٠)، وابن ماجه (١٠٦٣)، وأحمد (٢٥٧) مطولاً.

Dalam kitab Talkhisul Habir, Ibnu Hajar al-Asqalani menyatakan: Hadis tersebut dari Abdurrahman bin Abi Laila dari Umar.

Imam Nasa'i berkata; Abdurrahman tidak mendengar hadits tersebut dari Umar, Syu'bah sendiri menyatakan ingkar terhadap hal tsb yaitu Abd Rahman mendengarnya dari  Umar.

Ibnu Ma'in ditanya tentang riwayat itu lalu berkata; Bukan apa-apa maksudnya: Lemah dan tidak bisa dibuat hujjah.

السنن الكبرى للنسائي (1/ 271)

 - أَخْبَرَنَا حُمَيْدُ بْنُ مَسْعَدَةَ، عَنْ سُفْيَانَ هُوَ ابْنُ حَبِيبٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ عُمَرَ، قَالَ: «صَلَاةُ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَانِ، وَالْفِطْرُ رَكْعَتَانِ، وَالنَّحْرُ رَكْعَتَانِ، وَالسَّفَرُ رَكْعَتَانِ، تَمَامٌ غَيْرُ قَصْرٍ عَلَى لِسَانِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»

أَدْخَلَ يَزِيدُ بْنُ زِيَادِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ بَيْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، وَبَيْنَ عُمَرَ كَعْبَ بْنِ عُجْرَةَ

Dalam kitab Sunan Kubro oleh an-Nasa'i diterangkan: Yazid bin Ziyad bin Abil Ja`d memasukkan perawi bernama Ka`ab bin Ujroh antara Abdurrahman bin Abi Laila dan Umar.

komentarku: Mengapa begitu, agar dikatakan hadis tersebut sahih, sebab Ka`ab bin Ujroh mendengar hadits dari Umar, kalau Abdurrahman sama sekali tidak mendengarnya menurut ulama ahli hadits

٢٧- [عن عبدالرحمن بن أبي ليلى:] عن عمر رضي الله عنه قال: صلاةُ السَّفَر ركعتان، وصلاة الأضحى ركعتانِ، وصلاة الفطر ركعتان، وصلاة الجمعة ركعتان، تمامٌ غيرُ قَصرٍ، على لسان محمد .

الكمال بن الهمام (ت ٨٦١)، شرح فتح القدير ٢‏/٣٢    إعلاله بأن عبد الرحمن لم يسمع من عمر مدفوع بثبوت ذلك.

Dalam kitab Syarah Fathul Qadir, Al-Kamal bin al-Hammam mengatakan: Cacatnya hadis tersebut adalah Abdurrahman tidak mendengarnya dari Umar tertolak karena hal itu sudah ada hadisnya.

Komentarku: Seandainya sanadnya sahih, ada persoalan lagi yaitu redaksi hadis tsb yang menyatakan tidak diqashar salat bepergian 2 rokaat itu bertentangan dengan ayat sebagai berikut:

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَن يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُّبِينًا

"Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagi mu".(QS.An-Nisa 101)

Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa salat 2 rakaat dalam bepergian adalah salat qashar.

Padahal dalam hadis itu dikatakan salat 2 rakaat dalam bepergian itu salat yang sempurna tanpa diqhasor.

Bila kita percaya hadis tersebut, kita berarti kafir kepada ayat 101 an-Nisa, karena itu dahulukan Alquran dan menomor duakan hadis.

Bila bertentangan, maka peganglah Alquran, sebab hadis mungkin keliru dan Alquran mesti benar, Allah berfirman:

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ نَزَّلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ

"Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan AlKitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) AlKitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran)".(QS.Al-Baqarah 176)

٢٨- [عن عمر بن الخطاب:] عن عمرَ أنهُ قال: صلاةُ السَّفرِ رَكعتانِ، وصلاةُ الأضحى رَكعتانِ، وصلاةُ الفطرِ رَكعتانِ، وصلاةُ الجمعةِ رَكعتانِ، تمامٌ من غيرِ قَصرٍ، على لسانِ محمَّدٍ

الشوكاني (ت ١٢٥٥)، نيل الأوطار ٣‏/٢٥٠ • رجاله رجال الصحيح إلا يزيد بن زياد بن أبي الجعد وقد وثقه أحمد وابن معين وقد روي من طريق أخرى بأسانيد رجالها رجال الصحيح

Imam Syaukani dalam kitab Nailul Authar menyatakan: Perawi-perawinya adalah perawi Sahih Bukhari.

Imam Ahmad dan Ibnu Ma'in menyatakan beliau terpercaya, dan sungguh hadis ini diriwayatkan dari jalur lain dengan sanad yang perawi-perawinya adalah perawi Sahih Bukhari.

komentar saya: Diriwayatkan oleh siapapun hadis tersebut, redaksinya adalah cacat dan bertentangan dengan ayat 176 al-Baqarah.

Ada yang memasukkan Ka`ab antara perawi Abdurrahman bin Abi Laila dan Umar, dan ada yang tidak. Dengan demikian sanad hadis tersebut adalah kacau dan ini menunjukkan hadis tersebut tidak bisa dibuat pegangan.

Sabtu, 28 November 2020

Kajian salat jumat 4 rakaat ke 1

 

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh pada akhir-akhir ini saya merubah tata cara salat Jumat , saya bersama murid-murid saya yang asalnya dua rakaat menjadi 4 rokaat. Mulai kecil saya ini melakukan salat Jumat di masjid masjid NU di giri Gresik . Begitu juga di pondok pesantren Langitan Tuban, begitu juga di Mekah di Masjidil haram saya juga menjalankan salat Jumat 2 rokaat sampai umur sekarang yaitu umur 63 tahun.

Suatu saat murid-murid saya ini bertanya kepada saya : Pak ustad apakah ada dalilnya salat Jumat 2 rakaat itu lalu saya cek hadis hadis yang menyatakan bahwa salat Jumat 2 rokaat itu lemah semuanya suatu misal hadis sebagai berikut.

عن عبدالرحمن بن أبي ليلى:] عن عُمرَ رضيَ اللهُ عنه، قال: صَلاةُ السَّفَرِ رَكعتانِ، وصَلاةُ الأَضحى رَكعتانِ، وصَلاةُ الفِطرِ رَكعتانِ، وصَلاةُ الجُمُعةِ رَكعتانِ، تَمامٌ غَيرُ قَصْرٍ على لِسانِ محمَّدٍ . قال سُفيانُ: وقال زُبَيدٌ مرَّةً: أُراهُ عن عُمرَ. قال عبدُ الرَّحمنِ على غَيرِ وجْهِ الشَّكِّ. وقال يَزيدُ- يعني: ابنَ هارونَ-: ابنُ أبي ليلى، قال: سمِعْتُ عُمرَ رضيَ اللهُ عنه.

أحمد شاكر (ت ١٣٧٧)، مسند أحمد ١‏/١٣٤إسناده ضعيف

Dari Abdurrahman bin Abi Laila dari Umar radhiyallahu'anhu berkata salat dalam bepergian 2 rokaat, salatIdul adha adalah 2 rokaat , salat idulfitri juga 2 rokaat, salat Jumat 2 rokaat lengkap  atau sempurna bukan qashar. Perkataan  ini dari lidah nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam.  Sofyan berkata berkata pada suatu saat :  Saya kira dari Umar Abdul Rahman Abdurrahman berkata dengan nada tidak ragu lagi dan Yazid atau Ibnu Harun atau Ibnu Abi Laila berkata : Aku mendengar Umar radhiallahu an

Hadis tersebut dikomentari oleh Ahmad Syakir dalam musnad Ahmad, sanadnya lemah.

 

[عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ السفرِ ركعتانِ، وصلاةُ الجمعةِ ركعتانِ، وصلاةُ الفطرِ ركعتانِ، وصلاةُ الأضحى ركعتانِ، تمامٌ غيرُ قصرٍ على لسانِ محمدٍ

البزار (ت ٢٩٢)، البحر الزخار ١‏/٤٦٥ رواه عن الثوري وشعبة ولم يذكرا كعب بن عجرة عن عمر، وهما حافظان، وذكره يزيد بن زياد وهو غير حافظ أخرجه النسائي (١٤٤٠)، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧) باختلاف يسير، والبزار (٣٣١) واللفظ

 

Dari Umar bin Khattab berkata: salat dalam bepergian 2 rokaat, salat dalam salat Jumat 2 rokaat, salat idulfitri 2 rokaat dan salat idul Adha 2 rokaat,  itu salat yang sempurna tidak di qashar. Perkataan  ini dari lidah Muhammad shallallahu alaihi wasallam

 Al bazzar meriwayatkan hadis tersebut dalam kitab Al Bahri  Ia diriwayatkan dari sahuri dan Subah dan keduanya nya keduanya tidak menyebut ka'ab bin ujrah dari Umar. Padahal keduanya adalah hafiz sedang Yazid bin ziyad menyebutnya padahal beliau tidak  hafiz. Ia diriwayatkan oleh an-Nasa`i  eh dan Ahmad dengan perbedaan sedikit

 

٣- [عن عمر بن الخطاب:] عن عُمرَ: صلاةُ الجمعةِ رَكْعتانِ، وصلاةُ الفطرِ رَكْعتانِ وصلاةُ الفجرِ رَكعتانِ وصلاةُ الأضحى رَكْعتانِ وصلاةُ السَّفرِ ركعتانِ تمامٌ غيرُ قَصرٍ على لسانِ نبيِّكم

النسائي (ت ٣٠٣)، تخريج الكشاف ١‏/٣٥٤    عبد الرحمن لم يسمعه من عمر    أخرجه النسائي (١٤٤٠)، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧) باختلاف يسير

Menurut riwayat an Nasa`i  ada tambahan "

salat fajar 2 rakaat . Hadis tersebut diriwayatkan oleh an-Nasa`i  dalam kitab takhrijul kassyaf  dan ada keterangan Abdurrahman tidak mendengar hadits tersebut dari Umar. Ia diriwayatkan oleh Nasa`i  Ibnu Majah dan Ahmad dengan perbedaan sedikit

jadi ada tambahan salat fajar 2 rakaat ini dalam riwayat an Nasa`i  bukan lainnya dan ada keterangan Abdurrahman tidak mendengar dari Umar.

Ini menunjukkan bahwa hadits tersebut lemah

 

ابن حبان (ت ٣٥٤)، صحيح ابن حبان ٢٧٨٣    أخرجه في صحيحه

 

Ibnu hibban meriwayatkan hadis tersebut dalam kitab shahihnya dan beliau menyatakan sahih.

Komentar saya: Perkataan Ibnu hibban ini tidak bisa dibenarkan karena Abdurrahman bin Abi Laila tidak mendengar hadits tersebut dari Umar sebagaimana dikatakan oleh  Imam  Nasa`i  sendiri

٧- [عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ الجمعةِ ركعتانِ، وصلاةُ المسافرِ ركعتانِ، تمامٌ غيرُ قصرٍ، على لسانِ نبيِّكمْ

ابن حزم (ت ٤٥٦)، المحلى ٥‏/٤٥    احتج به ، وقال في المقدمة: (لم نحتج إلا بخبر صحيح من رواية الثقات مسند)    أخرجه النسائي في «السنن الكبرى» (٤٩٠) واللفظ له، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧)    شرح رواية أخرى

 

Dari Umar bin Khattab berkata: Salat Jumat 2 rokaat, salatnya orang bepergian 2 rokaat. Salat yang sempurna dan tidak di qashar.  ini dari lidah nabimu Ibnu Hazem menyatakan dalam kitab Al muhalla : Bisa dibuat pegangan dan beliau berkata dalam mukadimahnya: Kami tidak berpegangan kecuali dengan hadits yang shohih dari riwayat perawi-perawi yang terpercaya. Ia diriwayatkan oleh  Imam  Nasa`i  dalam sunan kubro lafal hadis menurut riwayat Nasa`i . Ia juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad

komentar saya: Riwayat Ibnu hazm kali ini tidak menyebutkan salat idul Fitri dan idul Adha,  dengan demikian hadis tersebut dari segi redaksi kacau belau

 dan ini menunjukkan hadits yang lemah

Kita ingat kaidah dalam mustholah  sbb:

وَذُو اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ    مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ اْلفَنِ

      Kekacauan sanad atau redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis.

 

- [عن كعب بن عجرة:] قال عمرُ بنُ الخطابِ: صلاةُ الأضحى ركعتانِ، وصلاةُ الفطرِ ركعتانِ، وصلاةُ الجمعةِ ركعتانِ، وصلاةُ المسافرِ ركعتانِ، تمامٌ غيرُ قصرٍ، على لسانِ نبيِّكُم ، وقد خاب من افترى

ابن حزم (ت ٤٥٦)، المحلى ٤‏/٣٦٥    احتج به ، وقال في المقدمة: (لم نحتج إلا بخبر صحيح من رواية الثقات مسند)   

Dari ka`ab bin Ujrah berkata:  Umar bin Khattab berkata: Salat idul adha dua rakaat, salat idulfitri 2 rokaat, salat Jumat 2 rakaat, shalatnya orang bepergian 2 rakaat. Itu salat yang sempurna tidak di qashar  dari lidah nabimu dan sungguh sia-sia orang yang berdusta

Ibnu hazm berkata dalam kitab Al muhalla:  Ia bisa dibuat hujjah dibuat pegangan. Beliau berkata dalam muqaddimahnya: Kami tidak berpegangan kecuali dengan hadits yang shahih dari riwayat perawi-perawi yang terpercaya dan sanadnya bersambung.

Komentar saya: Hadis ini walaupun dari ka`ab bin ujroh dan Ka`ab ini bertemu dengan Umar bin khotob. Dengan demikian hadis tersebut sebetulnya dari segi sanad bisa disahihkan, karena Kaab bin ujroh bertemu dengan Umar, tapi kalau  Abdurrahman bin Abi Laila yang meriwayatkan itu tidak bertemu dengan Umar dan Umar tidak bertemu dengan Abdurrahman bin Abi Laila.  Kalau dengan kaab bin ujroh Umar pernah bertemu dengannya. Dari segi sanad bias sahih . tapi dari segi redaksi tidak. Mengapa demikian  ada kalimat ini “salat yang sempurna tidak di qashar

Mengapa demikian, karena Allah menyatakan bahwa salat dalam bepergian itu adalah salat yang di qashar lalu mengapa di hadis tersebut dikatakan salat yang lengkap bukan salat yang di qashar.

Bila kita percaya hadis tersebut maka kita ini akan kafir dengan ayat 101 surat an-nisa. Sebab dalam surat an-nisa itu dikatakan salat dalam  berpergian adalah salat yang di qasar bukan salat yang sempurna.

Kalau salat di dalam rumah itu 4 rokaat dan itulah salat yang sempurna. Tapi dalam hadis tersebut dikatakan salat berpergian adalah 2 rokaat salat yang sempurna. Jadi jelas menyalahi kepada ayat al-qur'an 101 Annisa

Hadis tersebut kacau redaksinya, bertentangan dengan Alquran ayat an-nisa ayat 101. Kita ikut Alquran saja dan itu lebih selamat karena Allah berfirman:

وَمَنۡ أَصۡدَقُ مِنَ ٱللَّهِ قِیلا

Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah

Lanjutan ke 2 kajian salat jumat 4 rakaat.

Dan hadis itu tidak boleh bertentangan dengan Alquran karena Allah berfirman

إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ

Saya hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepada saya katakanlah wahai Muhammad:  Apakah orang yang buta itu sama dengan orang yang bisa melihat apakah kamu tidak berpikir . surat Al an'am ayat 50

قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ ۚ قُل لَّا أَتَّبِعُ أَهْوَاءَكُمْ ۙ قَدْ ضَلَلْتُ إِذًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Di ayat lain Allah berfirman: Katakanlah sesungguhnya aku dilarang untuk menyembah apa apa yang kamu berdoa kepada selain Allah. Katakanlah aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu bila aku mengikutinya maka aku akan sesat dan aku tidak termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk 56 al.an`am

٤- [عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ الجمعةِ رَكعتانِ، والفطرِ رَكعتانِ، والفجرِ رَكعتانِ، والسَّفَرِ رَكعتانِ، تَمامٌ غيرُ قصير على لسانِ النَّبيِّ

أبو نعيم (ت ٤٣٠)، حلية الأولياء ٧‏/٢١٩    تفرد به سفيان بن حبيب عن شعبة    أخرجه النسائي (١٥٦٦)، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧) باختلاف يسير، وأبو نعيم في «حلية الأولياء»

(٧/١٨٧) واللفظ له

Menurut riwayat abu Nuaim tidak menyebut salat idul adha ,  Abu nu'aim meriwayatkan dalam kitab hilyatul Aulia. Beliau menyatakan Sufyan bin habib menunggal meriwayatkan hadis tersebut dari Syu`bah. Ia juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad dengan perbedaan sedikit, lafal hadis menurut riwayat abu Daud dalam kitabnya

Kajian salat jumat 4 rakaat ke 1

 

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh pada akhir-akhir ini saya merubah tata cara salat Jumat , saya bersama murid-murid saya yang asalnya dua rakaat menjadi 4 rokaat. Mulai kecil saya ini melakukan salat Jumat di masjid masjid NU di giri Gresik . Begitu juga di pondok pesantren Langitan Tuban, begitu juga di Mekah di Masjidil haram saya juga menjalankan salat Jumat 2 rokaat sampai umur sekarang yaitu umur 63 tahun.

Suatu saat murid-murid saya ini bertanya kepada saya : Pak ustad apakah ada dalilnya salat Jumat 2 rakaat itu lalu saya cek hadis hadis yang menyatakan bahwa salat Jumat 2 rokaat itu lemah semuanya suatu misal hadis sebagai berikut.

عن عبدالرحمن بن أبي ليلى:] عن عُمرَ رضيَ اللهُ عنه، قال: صَلاةُ السَّفَرِ رَكعتانِ، وصَلاةُ الأَضحى رَكعتانِ، وصَلاةُ الفِطرِ رَكعتانِ، وصَلاةُ الجُمُعةِ رَكعتانِ، تَمامٌ غَيرُ قَصْرٍ على لِسانِ محمَّدٍ . قال سُفيانُ: وقال زُبَيدٌ مرَّةً: أُراهُ عن عُمرَ. قال عبدُ الرَّحمنِ على غَيرِ وجْهِ الشَّكِّ. وقال يَزيدُ- يعني: ابنَ هارونَ-: ابنُ أبي ليلى، قال: سمِعْتُ عُمرَ رضيَ اللهُ عنه.

أحمد شاكر (ت ١٣٧٧)، مسند أحمد ١‏/١٣٤إسناده ضعيف

Dari Abdurrahman bin Abi Laila dari Umar radhiyallahu'anhu berkata salat dalam bepergian 2 rokaat, salatIdul adha adalah 2 rokaat , salat idulfitri juga 2 rokaat, salat Jumat 2 rokaat lengkap  atau sempurna bukan qashar. Perkataan  ini dari lidah nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam.  Sofyan berkata berkata pada suatu saat :  Saya kira dari Umar Abdul Rahman Abdurrahman berkata dengan nada tidak ragu lagi dan Yazid atau Ibnu Harun atau Ibnu Abi Laila berkata : Aku mendengar Umar radhiallahu an

Hadis tersebut dikomentari oleh Ahmad Syakir dalam musnad Ahmad, sanadnya lemah.

 

[عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ السفرِ ركعتانِ، وصلاةُ الجمعةِ ركعتانِ، وصلاةُ الفطرِ ركعتانِ، وصلاةُ الأضحى ركعتانِ، تمامٌ غيرُ قصرٍ على لسانِ محمدٍ

البزار (ت ٢٩٢)، البحر الزخار ١‏/٤٦٥ رواه عن الثوري وشعبة ولم يذكرا كعب بن عجرة عن عمر، وهما حافظان، وذكره يزيد بن زياد وهو غير حافظ أخرجه النسائي (١٤٤٠)، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧) باختلاف يسير، والبزار (٣٣١) واللفظ

 

Dari Umar bin Khattab berkata: salat dalam bepergian 2 rokaat, salat dalam salat Jumat 2 rokaat, salat idulfitri 2 rokaat dan salat idul Adha 2 rokaat,  itu salat yang sempurna tidak di qashar. Perkataan  ini dari lidah Muhammad shallallahu alaihi wasallam

 Al bazzar meriwayatkan hadis tersebut dalam kitab Al Bahri  Ia diriwayatkan dari sahuri dan Subah dan keduanya nya keduanya tidak menyebut ka'ab bin ujrah dari Umar. Padahal keduanya adalah hafiz sedang Yazid bin ziyad menyebutnya padahal beliau tidak  hafiz. Ia diriwayatkan oleh an-Nasa`i  eh dan Ahmad dengan perbedaan sedikit

 

٣- [عن عمر بن الخطاب:] عن عُمرَ: صلاةُ الجمعةِ رَكْعتانِ، وصلاةُ الفطرِ رَكْعتانِ وصلاةُ الفجرِ رَكعتانِ وصلاةُ الأضحى رَكْعتانِ وصلاةُ السَّفرِ ركعتانِ تمامٌ غيرُ قَصرٍ على لسانِ نبيِّكم

النسائي (ت ٣٠٣)، تخريج الكشاف ١‏/٣٥٤    عبد الرحمن لم يسمعه من عمر    أخرجه النسائي (١٤٤٠)، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧) باختلاف يسير

Menurut riwayat an Nasa`i  ada tambahan "

salat fajar 2 rakaat . Hadis tersebut diriwayatkan oleh an-Nasa`i  dalam kitab takhrijul kassyaf  dan ada keterangan Abdurrahman tidak mendengar hadits tersebut dari Umar. Ia diriwayatkan oleh Nasa`i  Ibnu Majah dan Ahmad dengan perbedaan sedikit

jadi ada tambahan salat fajar 2 rakaat ini dalam riwayat an Nasa`i  bukan lainnya dan ada keterangan Abdurrahman tidak mendengar dari Umar.

Ini menunjukkan bahwa hadits tersebut lemah

 

ابن حبان (ت ٣٥٤)، صحيح ابن حبان ٢٧٨٣    أخرجه في صحيحه

 

Ibnu hibban meriwayatkan hadis tersebut dalam kitab shahihnya dan beliau menyatakan sahih.

Komentar saya: Perkataan Ibnu hibban ini tidak bisa dibenarkan karena Abdurrahman bin Abi Laila tidak mendengar hadits tersebut dari Umar sebagaimana dikatakan oleh  Imam  Nasa`i  sendiri

٧- [عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ الجمعةِ ركعتانِ، وصلاةُ المسافرِ ركعتانِ، تمامٌ غيرُ قصرٍ، على لسانِ نبيِّكمْ

ابن حزم (ت ٤٥٦)، المحلى ٥‏/٤٥    احتج به ، وقال في المقدمة: (لم نحتج إلا بخبر صحيح من رواية الثقات مسند)    أخرجه النسائي في «السنن الكبرى» (٤٩٠) واللفظ له، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧)    شرح رواية أخرى

 

Dari Umar bin Khattab berkata: Salat Jumat 2 rokaat, salatnya orang bepergian 2 rokaat. Salat yang sempurna dan tidak di qashar.  ini dari lidah nabimu Ibnu Hazem menyatakan dalam kitab Al muhalla : Bisa dibuat pegangan dan beliau berkata dalam mukadimahnya: Kami tidak berpegangan kecuali dengan hadits yang shohih dari riwayat perawi-perawi yang terpercaya. Ia diriwayatkan oleh  Imam  Nasa`i  dalam sunan kubro lafal hadis menurut riwayat Nasa`i . Ia juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad

komentar saya: Riwayat Ibnu hazm kali ini tidak menyebutkan salat idul Fitri dan idul Adha,  dengan demikian hadis tersebut dari segi redaksi kacau belau

 dan ini menunjukkan hadits yang lemah

Kita ingat kaidah dalam mustholah  sbb:

وَذُو اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ    مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ اْلفَنِ

      Kekacauan sanad atau redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis.

 

- [عن كعب بن عجرة:] قال عمرُ بنُ الخطابِ: صلاةُ الأضحى ركعتانِ، وصلاةُ الفطرِ ركعتانِ، وصلاةُ الجمعةِ ركعتانِ، وصلاةُ المسافرِ ركعتانِ، تمامٌ غيرُ قصرٍ، على لسانِ نبيِّكُم ، وقد خاب من افترى

ابن حزم (ت ٤٥٦)، المحلى ٤‏/٣٦٥    احتج به ، وقال في المقدمة: (لم نحتج إلا بخبر صحيح من رواية الثقات مسند)   

Dari ka`ab bin Ujrah berkata:  Umar bin Khattab berkata: Salat idul adha dua rakaat, salat idulfitri 2 rokaat, salat Jumat 2 rakaat, shalatnya orang bepergian 2 rakaat. Itu salat yang sempurna tidak di qashar  dari lidah nabimu dan sungguh sia-sia orang yang berdusta

Ibnu hazm berkata dalam kitab Al muhalla:  Ia bisa dibuat hujjah dibuat pegangan. Beliau berkata dalam muqaddimahnya: Kami tidak berpegangan kecuali dengan hadits yang shahih dari riwayat perawi-perawi yang terpercaya dan sanadnya bersambung.

Komentar saya: Hadis ini walaupun dari ka`ab bin ujroh dan Ka`ab ini bertemu dengan Umar bin khotob. Dengan demikian hadis tersebut sebetulnya dari segi sanad bisa disahihkan, karena Kaab bin ujroh bertemu dengan Umar, tapi kalau  Abdurrahman bin Abi Laila yang meriwayatkan itu tidak bertemu dengan Umar dan Umar tidak bertemu dengan Abdurrahman bin Abi Laila.  Kalau dengan kaab bin ujroh Umar pernah bertemu dengannya. Dari segi sanad bias sahih . tapi dari segi redaksi tidak. Mengapa demikian  ada kalimat ini “salat yang sempurna tidak di qashar

Mengapa demikian, karena Allah menyatakan bahwa salat dalam bepergian itu adalah salat yang di qashar lalu mengapa di hadis tersebut dikatakan salat yang lengkap bukan salat yang di qashar.

Bila kita percaya hadis tersebut maka kita ini akan kafir dengan ayat 101 surat an-nisa. Sebab dalam surat an-nisa itu dikatakan salat dalam  berpergian adalah salat yang di qasar bukan salat yang sempurna.

Kalau salat di dalam rumah itu 4 rokaat dan itulah salat yang sempurna. Tapi dalam hadis tersebut dikatakan salat berpergian adalah 2 rokaat salat yang sempurna. Jadi jelas menyalahi kepada ayat al-qur'an 101 Annisa

Hadis tersebut kacau redaksinya, bertentangan dengan Alquran ayat an-nisa ayat 101. Kita ikut Alquran saja dan itu lebih selamat karena Allah berfirman:

وَمَنۡ أَصۡدَقُ مِنَ ٱللَّهِ قِیلا

Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah

Lanjutan ke 2 kajian salat jumat 4 rakaat.

Dan hadis itu tidak boleh bertentangan dengan Alquran karena Allah berfirman

إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ

Saya hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepada saya katakanlah wahai Muhammad:  Apakah orang yang buta itu sama dengan orang yang bisa melihat apakah kamu tidak berpikir . surat Al an'am ayat 50

قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ ۚ قُل لَّا أَتَّبِعُ أَهْوَاءَكُمْ ۙ قَدْ ضَلَلْتُ إِذًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Di ayat lain Allah berfirman: Katakanlah sesungguhnya aku dilarang untuk menyembah apa apa yang kamu berdoa kepada selain Allah. Katakanlah aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu bila aku mengikutinya maka aku akan sesat dan aku tidak termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk 56 al.an`am

٤- [عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ الجمعةِ رَكعتانِ، والفطرِ رَكعتانِ، والفجرِ رَكعتانِ، والسَّفَرِ رَكعتانِ، تَمامٌ غيرُ قصير على لسانِ النَّبيِّ

أبو نعيم (ت ٤٣٠)، حلية الأولياء ٧‏/٢١٩    تفرد به سفيان بن حبيب عن شعبة    أخرجه النسائي (١٥٦٦)، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧) باختلاف يسير، وأبو نعيم في «حلية الأولياء»

(٧/١٨٧) واللفظ له

Menurut riwayat abu Nuaim tidak menyebut salat idul adha ,  Abu nu'aim meriwayatkan dalam kitab hilyatul Aulia. Beliau menyatakan Sufyan bin habib menunggal meriwayatkan hadis tersebut dari Syu`bah. Ia juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad dengan perbedaan sedikit, lafal hadis menurut riwayat abu Daud dalam kitabnya