KAIRO (Arrahmah.com) – Menteri Dalam Negeri Mesir Muhammad Ibrahim pada Senin (7/10/2013) mengancam akan menutup universitas-universitas jika demonstrasi anti kudeta militer terus berlangsung, dilansir islammemo.
Mendagri Mesir menegaskan tidak ada penyelesaian politik dengan apa yang ia namakan “para provokator kekacauan”. Menurutnya “penyelesaian keamanan” adalah satu-satunya alternatif untuk menghentikan kekacauan yang terus meningkat di Mesir.
Dalam wawancara dengan Nahar Channel, Ibrahim mengatakan “tidak ada penyelesaian politik dengan kelompok yang menyebar luaskan kekacacuan terhadap rakyat. Ikhwanul Muslimin-lah yang telah menutup pintu penyelesaian politik dengan tuntutan mereka untuk mengembalikan Mursi”.
Junta militer Mesir telah menembak mati ribuan anak-anak, wanita, pemuda dan orang tua saat membubarkan demonstrasi anti kudeta militer di Rabiah Square dan Nahdhah Square. Ribuan pemuda, mahasiswa dan aktivis lslam yang terlibat demonstrasi ditangkap dengan tuduhan mengacaukan stabilitas dan keamanan nasional.
Mengklaim sebagai penegak dan penyelamat demokrasi, junta militer Mesir menganggap demonstrasi mahasiswa sebagai tindakan melanggar hukum. Penutupan universitas dirancang sebagai sanksinya. (muhibalmajdi/arrahmah.com)
Komentarku ( Mahrus
ali):
Persoalan
yang mendasar yang tidak bisa di bantah lagi dan membungkam lawan bicara pada
kekacauan di Mesir adalah kaum sekuler dan kafirinlah yang
menjadi penyebab untuk tergulingnya presiden Mursi dan junta militer yang
mengkudeta dan tidak mau membantu presiden
untuk menyadarkan demonstran. Itu puncak problema keamanan di Mesir
bukan Ikhwanul muslimin yang bela legimitasi presiden.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik