Solo , NU Online
Ketua MK, Mahfud MD, hadir di Solo dalam rangka Dies Natalies ke-37, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Senin (11/3) kemarin.
Dalam kesempatan itu UNS juga memberikan penghargaan kepada Mahfud yang dinilai berperan dalam penegakan hukum, konsisten, dan memiliki komitmen.
Rektor UNS, Ravik Karsidi mengatakan, Mahfud MD terbukti memiliki komitmen tinggi dan berkiprah penting dalam penegakan hukum di Indonesia. Peran itu sangat menonjol saat ia menjadi Ketua MK.
"Ini merupakan penghargaan tertinggi UNS dalam pengembangan keilmuan dan kemasyarakatan," kata Ravik di Kampus UNS Kentingan.
Mahfud mendapatkan penghargaan bertitel 'Parasamya Adi Karya Anugraha Yustisia Baraya'. Ia memaparkan pidato 'Penegakan Hukum Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan Keunggulan Bangsa'.
Mahfud mengatakan, timbulnya berbagai problem di Indonesia, termasuk melemahnya daya saing bangsa, bukan disebabkan oleh kesalahan konseptual paradigmatik. Tapi disebabkan banyaknya pejabat yang tidak memiliki kejujuran ilmiah.
“Kejujuran ilmiah merupakan kunci kejujuran di tengah masyarakat”, tandas Mahfud.Dies Natalies UNS dihadiri sejumlah tokoh seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh dan Akbar Tandjung.
Kontributor: Ajie Najmuddin
Ketua MK, Mahfud MD, hadir di Solo dalam rangka Dies Natalies ke-37, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Senin (11/3) kemarin.
Dalam kesempatan itu UNS juga memberikan penghargaan kepada Mahfud yang dinilai berperan dalam penegakan hukum, konsisten, dan memiliki komitmen.
Rektor UNS, Ravik Karsidi mengatakan, Mahfud MD terbukti memiliki komitmen tinggi dan berkiprah penting dalam penegakan hukum di Indonesia. Peran itu sangat menonjol saat ia menjadi Ketua MK.
"Ini merupakan penghargaan tertinggi UNS dalam pengembangan keilmuan dan kemasyarakatan," kata Ravik di Kampus UNS Kentingan.
Mahfud mendapatkan penghargaan bertitel 'Parasamya Adi Karya Anugraha Yustisia Baraya'. Ia memaparkan pidato 'Penegakan Hukum Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan Keunggulan Bangsa'.
Mahfud mengatakan, timbulnya berbagai problem di Indonesia, termasuk melemahnya daya saing bangsa, bukan disebabkan oleh kesalahan konseptual paradigmatik. Tapi disebabkan banyaknya pejabat yang tidak memiliki kejujuran ilmiah.
“Kejujuran ilmiah merupakan kunci kejujuran di tengah masyarakat”, tandas Mahfud.Dies Natalies UNS dihadiri sejumlah tokoh seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh dan Akbar Tandjung.
Kontributor: Ajie Najmuddin
Komentarku ( Mahrus
ali):
Itu penghargaan mulia di mata
nasionalis, hina dimata ahli hadis, mungkin juga kesenangan bagi ahli bid`ah
dan hal yang tidak disukai oleh ahlis sunnah. Kita ingat firmanNya:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ
يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ(50)
Apakah hukum Jahiliyah yang
mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah
bagi orang-orang yang yakin? Maidah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik