www.syahidah.web.id -VATICAN CITY – Akhirnya, secara resmi Paus Benediktus XVI lengser dari kepausan Kamis (28/2/2013). Di
hadapan 200 ribu jemaat yang menjejali Lapangan Basilika Santo Petrus,
Paus berusia 85 tahun itu menyampaikan pesan pamungkasnya. Kepada jemaat yang datang dari berbagai penjuru dunia, Paus menumpahkan segala masalah dan krisis yang mendera gereja Katolik.
Sebelum memulai
pidatonya, Paus menyambut jemaat yang hadir dengan mengitari Lapangan
Basilika Santo Petrus beberapa kali menggunakan mobil kepausan. Paus bahkan sempat berhenti untuk menciumi belasan anak-anak yang disodorkan oleh sekretarisnya.
Dalam pesan
terakhirnya Paus Benediktus mengatakan, dirinya mengerti bahwa keputusan
pengunduran dirinya itu baru terjadi setelah 600 tahun lalu.Namun, dia menyebut keputusan yang sangat berat itu tidak lain untuk kebaikan Gereja Katolik Roma.
Tak kuat dengan
beban banyaknya permasalahan dalam tubuh Vatikan dan gereja Katolik
sejagat saat dirinya berkuasa, Paus Benediktus XVI menyebut ada kalanya
saat-saat kegembiraan datang, namun ada kalanya Tuhan terlihat seperti
sedang tertidur.
Blak-blakan,
Paus asal Jerman yang memiliki nama asli Joseph Aloisius Ratzinger ini
menuding bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini Tuhan sepertinya sedang
tertidur dan membiarkan dirinya ternoda oleh berbagai skandal, termasuk
pelecehan seksual pada anak-anak. Paus
juga menyebut Tuhan membiarkan dirinya tercoreng saat pelayan
pribadinya, Paolo Gabriel mencuri dokumen rahasia dan penting menguak
kebobrokan Takhta Suci.
“There were times when it seemed the Lord was sleeping,” ujarnya seperti dikutip the Daily Mail. (Ada saat-saat ketika tampaknya Tuhan sedang tidur).
Sebagaimana
diketahui, selama delapan tahun masa jabatannya sebagai pemimpin umat
Katolik sejagat, Paus Benediktus XVI telah ternoda oleh berbagai
skandal, termasuk pelecehan seksual terhadap anak-anak dan yang
baru-baru ini mencuat adalah kasus terbongkarnya dokumen pribadi dia
oleh Paolo Gabriel, kepala pelayan pribadinya.
Kebobrokan
Vatikan mencuat ketika media mengungkap maraknya berbagai skandal
seksual, korupsi, kronisme, dan kasus suap yang disebut-sebut sebagai
“VatiLeaks.”
Vatileaks terungkap pada Januari 2012 ketika serangkaian dokumen internal bocor ke media Italia. Setelah
kejadian tersebut, wartawan Italia Gianluigi Nuzzi memicu perhatian
publik dengan sebuah buku berjudul “His Holiness: Pope’s Benedicts XVI’s
Private Papers.”
Buku ini membongkar intrik dan skandal di Vatikan, dengan dukungan
bukti-bukti dokumen dan surat-surat rahasia yang ditujukan dan juga
berasal dari Paus serta sekretaris pribadinya.
Sejak
mencuatnya dugaan VatiLeaks tahun lalu, Paus membentuk tim investigasi
yang terdiri dari tiga kardinal yakni Kardinal Spanyol Julián Herranz,
Kardinal Slovakia Jozef Tomko serta Kardinal Salvatore De Giorgi, bekas
Uskup Agung Palermo. Mereka diminta menyelidiki sejumlah tuduhan seperti penyelewengan keuangan, kronisme, dan korupsi di Vatikan.
Pada 17 Desember lalu, tiga kardinal menyerahkan dua bundel berkas kepada Benediktus. Hasil
penyelidikan yang dituangkan dalam berkas setebal masing-masing 300
halaman itu mengungkap sejumlah peta kejahatan di dalam tubuh Vatikan
yang melanggar Sepuluh Perintah Allah (the Ten Commandments), terutama nomor enam mengenai perzinahan dan nomor tujuh tentang pencurian.
“Pada hari
itulah, dengan berkas-berkas di mejanya, Benediktus XVI mengambil
keputusan yang telah begitu lama dia renungkan,” tulis La Repubblica, Kamis (14/2/2013).
Menurut
penuturan seorang sumber yang dekat dengan ketiga kardinal, tim penyidik
telah menemukan sebuah jaringan gay bawah tanah yang anggotanya
merupakan sejumlah pejabat Vatikan dan warga non-Vatikan. Kegiatan mereka berlangsung di beberapa tempat di Roma dan Vatikan. Akibatnya, para pelaku menjadi rentan terhadap pemerasan. [taz/mdk, dbs/www.syahidah.web.id]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik