Uni Emirat Arab (UEA) adalah sebuah
negara persatuan dari tujuh emirat yang kaya akan minyak bumi. Tujuh
emirat ini adalah: Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah,
Sharjah dan Umm al-Qaiwain.
Kekayaan Uni Emirat Arab berdasarkan pengeluaran minyak dan gas yaitu 33% dari GDP negara itu. Emirat Arab adalah negara penghasil minyak ketiga terbesar di kawasan teluk setelah Arab Saudi dan Iran. Sejak 1973, Uni Emirat Arab telah mengalami perubahan dari negara kecil yang terletak di gurun menjadi negara modern dengan taraf kehidupan yang tinggi.
Dengan kekayaan yang melimpah ternyata tidak membuat negara ini menjadi garda terdepan didalam membantu negara-negara serumpun ataupun negara-negara muslim yang berada di jazirah arab atau belahan benua lainnya. Justru fakta mencengangkan telah dituturkan dalam sebuah artikel yang ditulis oleh salah seorang penyiar televisi Aljazeera, Ahmad Mansur.
Ahmad Mansur, salah satu penyiar televisi Aljazeera tersebut, menulis sebuah artikel yang isinya mengungkap kebobrokan para pemimpin Emirat. Berikut petikannya:
Setiap tahunnya, Emirat membantu rejim Mubarak sebanyak US$ 12 Milyar. Ketika terjadi revolusi, Emirat mengancam akan menghentikannya. Bantuan benar-benar berhenti ketika Mursi berhasil menjadi presiden.
Ketika Amerika mengalami krisis ekonomi tahun 2010, Emirat membantunya dengan mengadakan transaksi raksasa pembelian senjata yang mencapai US$ 200 Milyar. Amerika sendiri mengatakan ini adalah transaksi senjata terbesar yang pernah terjadi di Amerika.
Ketika negara bagian Arizona yang dilanda angin topan
tahun 2008, Emirat membantunya lebih dari US$ 10 Milyar.
Setelah terjadi gerakan revolusi melawan Basyar Al-Asad, Emirat mendeportasi mayoritas orang-orang Suria yang bekerja di Emirat. Lalu menahan semua transaksi pengiriman uang ke Suria.
Emirat menyokong dana serangan Perancis ke Mali sebanyak US$ 7 Milyar. Hal ini dilakukan agar kaum Islamis urung sampai kepada kekuasaan dan menerapkan syariat Islam.
Emirat mengeluarkan dana US$ 2 Milyar untuk merayakan tahun baru terakhir.
Kini Emirat menjadi tempat pelarian para politisi yang bermasalah di negaranya. Misalnya Ahmad Syafiq (Mesir), Dahlan (Palestina), keluarga Basyar (Suria).
Setelah jatuhnya Mubarak, Emirat menjadi basis intelijen Amerika dan Eropa untuk wilayah Timur Tengah. Bahkan sekarang termasuk pusat terbesar money laundring, perdagangan senjata, prostitusi. Percaya atau tidak, silahkan berkunjung ke sana.
Emirat memberi pinjaman lunak kepada Serbia, negara yang telah membantai muslim Bosnia. Pinjaman itu sebesar US$ 400 Juta.
Emirat menarik kewarga-negaraan beberapa tokoh ulama, da’I, dan reformis. Misalnya Ibrahim Marzuqi, Husain Jabiri, dan lainnya.
Jutaan dollar dana Emirat kini dialirkan ke Front Penyelamatan, yang merongrong pemerintah Mursi dan berakhir dengan kudeta militer. Memang sedari awal, Muhammad bin Zayid sudah berjanji akan menjauhkan Ikhwanul Muslimin dari kekuasaan, walaupun harus mengorbankan anggaran belanja Abu Dhabi. Mereka tidak menyadari bahwa Mesir dan rakyatnya lebih besar daripada seluruh dana Bin Zayid. Apakah dana-dana itu lebih besar dari kerajaan Mongol, Tartar, pasukan Salib, dan Napoleon? Padahal mereka semua sudah habis, sedangkan Mesir masih berdiri kokoh.
Terakhir, para pemimpin Emirat adalah anggota organisasi-organisasi seperti Rottaru, Lions, dan sebagainya.
Setelah data-data ini, kita berhak bertanya, “Kira-kita agama apa yang mereka anut?” (msa/sbb/dkw)
Sumber:http://muslimina.blogspot.com/2013/07/penyiar-aljazeera-ahmad-mansur.html
Kekayaan Uni Emirat Arab berdasarkan pengeluaran minyak dan gas yaitu 33% dari GDP negara itu. Emirat Arab adalah negara penghasil minyak ketiga terbesar di kawasan teluk setelah Arab Saudi dan Iran. Sejak 1973, Uni Emirat Arab telah mengalami perubahan dari negara kecil yang terletak di gurun menjadi negara modern dengan taraf kehidupan yang tinggi.
Dengan kekayaan yang melimpah ternyata tidak membuat negara ini menjadi garda terdepan didalam membantu negara-negara serumpun ataupun negara-negara muslim yang berada di jazirah arab atau belahan benua lainnya. Justru fakta mencengangkan telah dituturkan dalam sebuah artikel yang ditulis oleh salah seorang penyiar televisi Aljazeera, Ahmad Mansur.
Ahmad Mansur, salah satu penyiar televisi Aljazeera tersebut, menulis sebuah artikel yang isinya mengungkap kebobrokan para pemimpin Emirat. Berikut petikannya:
Setiap tahunnya, Emirat membantu rejim Mubarak sebanyak US$ 12 Milyar. Ketika terjadi revolusi, Emirat mengancam akan menghentikannya. Bantuan benar-benar berhenti ketika Mursi berhasil menjadi presiden.
Ketika Amerika mengalami krisis ekonomi tahun 2010, Emirat membantunya dengan mengadakan transaksi raksasa pembelian senjata yang mencapai US$ 200 Milyar. Amerika sendiri mengatakan ini adalah transaksi senjata terbesar yang pernah terjadi di Amerika.
Ketika negara bagian Arizona yang dilanda angin topan
Setelah terjadi gerakan revolusi melawan Basyar Al-Asad, Emirat mendeportasi mayoritas orang-orang Suria yang bekerja di Emirat. Lalu menahan semua transaksi pengiriman uang ke Suria.
Emirat menyokong dana serangan Perancis ke Mali sebanyak US$ 7 Milyar. Hal ini dilakukan agar kaum Islamis urung sampai kepada kekuasaan dan menerapkan syariat Islam.
Emirat mengeluarkan dana US$ 2 Milyar untuk merayakan tahun baru terakhir.
Kini Emirat menjadi tempat pelarian para politisi yang bermasalah di negaranya. Misalnya Ahmad Syafiq (Mesir), Dahlan (Palestina), keluarga Basyar (Suria).
Setelah jatuhnya Mubarak, Emirat menjadi basis intelijen Amerika dan Eropa untuk wilayah Timur Tengah. Bahkan sekarang termasuk pusat terbesar money laundring, perdagangan senjata, prostitusi. Percaya atau tidak, silahkan berkunjung ke sana.
Emirat memberi pinjaman lunak kepada Serbia, negara yang telah membantai muslim Bosnia. Pinjaman itu sebesar US$ 400 Juta.
Emirat menarik kewarga-negaraan beberapa tokoh ulama, da’I, dan reformis. Misalnya Ibrahim Marzuqi, Husain Jabiri, dan lainnya.
Jutaan dollar dana Emirat kini dialirkan ke Front Penyelamatan, yang merongrong pemerintah Mursi dan berakhir dengan kudeta militer. Memang sedari awal, Muhammad bin Zayid sudah berjanji akan menjauhkan Ikhwanul Muslimin dari kekuasaan, walaupun harus mengorbankan anggaran belanja Abu Dhabi. Mereka tidak menyadari bahwa Mesir dan rakyatnya lebih besar daripada seluruh dana Bin Zayid. Apakah dana-dana itu lebih besar dari kerajaan Mongol, Tartar, pasukan Salib, dan Napoleon? Padahal mereka semua sudah habis, sedangkan Mesir masih berdiri kokoh.
Terakhir, para pemimpin Emirat adalah anggota organisasi-organisasi seperti Rottaru, Lions, dan sebagainya.
Setelah data-data ini, kita berhak bertanya, “Kira-kita agama apa yang mereka anut?” (msa/sbb/dkw)
Sumber:http://muslimina.blogspot.com/2013/07/penyiar-aljazeera-ahmad-mansur.html
Komentarku ( Mahrus
ali):
Ada
dua macam sumbangan, sumbangan untuk kebaikan dan sumbangan untuk kejelekan. Kalau
kita kembali kepada realita, maka jarang
sekali orang yang tahu bahwa posisi
dirinya dalam menyumbang dapat
pahala atau dosa. Untuk itu, lihatlah ayat ini:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ
أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ
عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ
يُحْشَرُونَ(36)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir
itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka
akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka
akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu
dikumpulkan, al anfal.
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo.
Jatim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik