Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Jumat, 12 Juli 2013

Demo lagi pro Mursi

Massa pendukung Morsi memadati Lapangan Rabiah Al-Adawiyah, Senin (8/7/2013). Massa yang lebih banyak akan melakukan unjuk rasa Jumat (12/7/2013) ini. (JIBI/Solopos/Reuters/Khaled Abdullah)
Massa pendukung Morsi memadati Lapangan Rabiah Al-Adawiyah, Senin (8/7/2013). Massa yang lebih banyak akan melakukan unjuk rasa Jumat (12/7/2013) ini. (JIBI/Solopos/Reuters/Khaled Abdullah)

Solopos.com, KAIRO — Massa pendukung Mohamed Morsi sejak Kamis (11/7/2013) malam memadati Lapangan Masjid Rabiah Al-Adawiyah, Kota Nasr, Kairo. Mereka bersiap mengikuti demonstrasi besar-besaran yang dijadwalkan Jumat (12/7/2013) pagi ini.
Demonstrasi itu mereka gelar demi menuntut dikembalikannya kekuasaan Morsi selaku presiden terpilih melalui pemilu demokratis pertama negeri itu. Presiden Morsi, Rabu (3/7/2013) lalu, digulingkan militer dan digantikan dengan ketua Mahkamah Agung Adli Mansour sebagai presiden sementara.
Ribuan bahkan jutaan orang yang datang secara bergelombang itu sekaligus melunturkan anggapan perpecahan ditubuh Ikhwanul Muslimin. Sebelumnya, sebagian anggota muda Ikhwanul Muslimin dikabarkan membentuk gerakan baru yang diberi nama Ikhwanul Muslimin Tanpa Kekerasan.
Dalam wawancara eksklusif dengan Xinhua, Rabu (10/7/2013), koordinator gerakan tersebut, Ahmed Yahya, mengatakan gagasan pembentukan gerakan itu muncul setelah presiden terguling Mohamed Morsi mengeluarkan pernyataan terakhir yang ditayangkan televisi. Selama pidato tersebut, Morsi mengatakan ia menolak setiap kompromi dan mengulangi ia akan mengorbankan darah dan nyawanya sebagai “harga bagi keabsahan”.
“Sikap ini membuat kelompok Ikhwanul Muslimin berada di ambang kehancuran, sehingga kami menolak ikut dalam demonstrasi dan aksi-duduk pro-Morsi,” kata Yahya. Pada Senin pagi (8/7), sebanyak 50 orang tewas dan ratusan orang lagi cedera dalam bentrokan mematikan antara pasukan keamanan dan pemrotes pro-Morsi di luar Rumah Garda Republik di Ibu Kota Mesir, Kairo, tempat Morsi diduga ditahan.
Tragedi itu terjadi dua hari setelah pemimpin spiritual Ikhwanul Muslimin Mohamed Badie menyampaikan pidato berapi-api di hadapan massa yang marah di Bundaran Rabiah Al-Adawiyah. Dalam kesempatan itu, ia berikrar akan berkorban demi kembalinya Morsi dan mencela tindakan militer itu sebagai kudeta.
Ahmed Yahya mencela pernyataan Badie itu sebagai pandangan yang penuh kekerasan. Ia bahkan menyerukan penarikan kepercayaan dari Badie. “Setelah peristiwa berdarah, kami memutuskan untuk secara resmi mendirikan gerakan kami. Kami menuntut pengunduran diri Badie atau pencabutan kepercayaan buat dia setelah pidatonya yang menghasut dan tak peduli dengan pemeliharaan darah orang Mesir,” kata Yahya.
Ia mengklaim gerakan itu diterima baik oleh publik, hanya dalam dua hari, sudah 500 orang bergabung. “Kebanyakan anggota muda Ikhwanul Muslimin menderita kondisi yang sama. Para pemimpin senior mendorong mereka ke arah protes dan bentrokan sementara mereka tampil di TV dan menduduki jabatan tinggi,” tambah Yahya.
Harapan Yahya tak terwujud, Kamis malam, sejumlah jejaring televisi menyiarkan visualisasi lapangan Rabiah Al-Adawiyah yang penuh orang. Massa itu bukan hanya datang untuk demonstrasi, tetapi menduduki kawasan itu hingga protes mereka didengar dunia. Bukan hanya perseorangan, tetapi beserta keluarga lengkap dengan anak-anak. Sebagian di antara mereka bahkan membawa kain kafan demi berjaga-jaga jika harus menyumbangkan nyawa di ujung peluru junta militer. (JIBI/Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dengan baik