Hidayatullah.com—Secara hakiki
perbedaan Sunni dan Syiah sangat jelas baik dari aspek akidah, ibadah
hingga muamalah.Sehingga tidak perlu ragu lagi bagi kaum muslimin untuk dengan tegas menyatakan bahwa kelompok dan ajaran
Syiah itu sesat ,menyesatkan sehingga bukan bagian dari Islam. Ketegasan ini sangat penting untuk memposisikan Muslim sebagai pengikut dan pembela
sunnah.
Demikian diungkapkan Ketua Umum PP Persis, Prof.Dr.KH.M.Abdurrahan saat diskusi dan bedah buku kesesatan Syiah di Bandung, Ahad (19/01/2014). Ia menambahkan untuk mengetahui segala kesesatan tersebut dapat di pelajari langsung lewat buku-buku karang mereka sendiri maupun buku lainnya.
“Ini bukan fitnah, ulama mereka sendiri yang ditulis dalam berbagai buku yang menyatakan itu.Apakah mereka masih dianggap Muslim atau bagian dari Islam jika akidah saja sudah menyimpang sesat?,” tanyanya di hadapan ratusan jamaah tersebut.
Untuk itu menurutnya memahamkan kaum Muslimin akan bahaya Syiah dalam aspek ideologi, ekonomi hingga sosial budaya merupakan sebuah keniscayaan dan mendesak.
Hal ini sambungnya, dimaksudkan untuk mengetahui besarnya ancaman
Syiah kaum Muslimin khususnya di Indonesia. Selain itu yang perlu diwaspadai bersama adalah melalui jalur pendidikan lewat sekolah baik unggulan maupun gratisan,yayasan sosial hingga kebudayaan.
“Lewat diskusi, bedah buku maupun kajian semacam ini insya Allah kaum
Muslimin menjadi faham,”harapnya.
Hal serupa juga disampaikan M.Amin Djamaluddin selaku Ketua Lembaga
Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI ) dalam kesempatan tersebut. Menurut
Amin ,pemahaman yang lengkap dan mendasarkan akan hakekat Syiah akan
melahirkan sikap yan tegas terhadap kaum Syiah.
“Buku-buku mereka sudah banyak dan bisa kita pelajari bersama-sama. Saran
saya kalau belum punya dasar akidah yang kuat jangan mengkaji ajaran Syiah sendirian nanti malah terpengaruh,”ujarnya sambil menunjukan buku-buku
tulisan orang Syiah sendiri.
Meski begitu sambungnya, kaum Muslimin harus menghindari sikap kekerasan fisik yang sering kali justru dimanfaatkan kaum Syiah untuk menarik perhatian umum. Namun demikian jika ada dialog atau diskusi dengan kaum Syiah bukan bertujuan untuk mencari persamaan atau titik temu.
“Dasarnya sudah beda jangan mencari-cari persamaan nanti malah jadi rancu,”pesannya.
Acara diskusi dan bedah buku sedniri di gelar dalam rangkaian kegiatan
Musyawarah Kerja Daerah (Muskerda) Pemuda Persis Kota Bandung.
Menariknya tempat acara tersebut digelar tidak jauh dari lokasi SMA
Muththahari, di mana tokoh Syiah, Jalaludin Rakhmat tinggal, apalagi
pengeras suara dikeluarkan agak keras. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan,beberapa polisi baik berpakaian resmi maupun sipil Nampak berjaga-jaga di lokasi acara hingga usai.*
Syiah itu sesat ,menyesatkan sehingga bukan bagian dari Islam. Ketegasan ini sangat penting untuk memposisikan Muslim sebagai pengikut dan pembela
sunnah.
Demikian diungkapkan Ketua Umum PP Persis, Prof.Dr.KH.M.Abdurrahan saat diskusi dan bedah buku kesesatan Syiah di Bandung, Ahad (19/01/2014). Ia menambahkan untuk mengetahui segala kesesatan tersebut dapat di pelajari langsung lewat buku-buku karang mereka sendiri maupun buku lainnya.
“Ini bukan fitnah, ulama mereka sendiri yang ditulis dalam berbagai buku yang menyatakan itu.Apakah mereka masih dianggap Muslim atau bagian dari Islam jika akidah saja sudah menyimpang sesat?,” tanyanya di hadapan ratusan jamaah tersebut.
Untuk itu menurutnya memahamkan kaum Muslimin akan bahaya Syiah dalam aspek ideologi, ekonomi hingga sosial budaya merupakan sebuah keniscayaan dan mendesak.
Hal ini sambungnya, dimaksudkan untuk mengetahui besarnya ancaman
Syiah kaum Muslimin khususnya di Indonesia. Selain itu yang perlu diwaspadai bersama adalah melalui jalur pendidikan lewat sekolah baik unggulan maupun gratisan,yayasan sosial hingga kebudayaan.
“Lewat diskusi, bedah buku maupun kajian semacam ini insya Allah kaum
Muslimin menjadi faham,”harapnya.
Hal serupa juga disampaikan M.Amin Djamaluddin selaku Ketua Lembaga
Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI ) dalam kesempatan tersebut. Menurut
Amin ,pemahaman yang lengkap dan mendasarkan akan hakekat Syiah akan
melahirkan sikap yan tegas terhadap kaum Syiah.
“Buku-buku mereka sudah banyak dan bisa kita pelajari bersama-sama. Saran
saya kalau belum punya dasar akidah yang kuat jangan mengkaji ajaran Syiah sendirian nanti malah terpengaruh,”ujarnya sambil menunjukan buku-buku
tulisan orang Syiah sendiri.
Meski begitu sambungnya, kaum Muslimin harus menghindari sikap kekerasan fisik yang sering kali justru dimanfaatkan kaum Syiah untuk menarik perhatian umum. Namun demikian jika ada dialog atau diskusi dengan kaum Syiah bukan bertujuan untuk mencari persamaan atau titik temu.
“Dasarnya sudah beda jangan mencari-cari persamaan nanti malah jadi rancu,”pesannya.
Acara diskusi dan bedah buku sedniri di gelar dalam rangkaian kegiatan
Musyawarah Kerja Daerah (Muskerda) Pemuda Persis Kota Bandung.
Menariknya tempat acara tersebut digelar tidak jauh dari lokasi SMA
Muththahari, di mana tokoh Syiah, Jalaludin Rakhmat tinggal, apalagi
pengeras suara dikeluarkan agak keras. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan,beberapa polisi baik berpakaian resmi maupun sipil Nampak berjaga-jaga di lokasi acara hingga usai.*
Rep: Ngadiman Djojonegoro
Editor: Cholis Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik