Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Selasa, 28 Mei 2013

Kemiripan ajaran Aswaja dengan Kristen tentang safaat





salam dalam kasih Kristus,
saya adalah seorang katolik dan saya sangat suka dan percaya tentang ajaran-ajaran gereja katolik baik doktrin maupun dogmanya terutama berdoa dengan perantaraan Bunda Maria. Tapi masalahnya, tidak jarang ketika saya berdoa dengan perantaraan Bunda Maria saya agak tidak percaya dan sering muncul dalam pikiran saya mengapa saya mesti berdoa lwt perantaraan sang Bunda, knapa tidak langsung saja berdoa kepda Yesus. Dan saya merasa ketika saya berdoa kpda Sang Bunda terkadang tidak ada berkat maupun rahmat yang saya terima padahal saya suka sekali dengan Bunda Maria, baik itu lagu2 Maria, Doa salam Maria, dan semua hal2 yg berhubungan dengan yang namanya Maria?
Mohon jawaban dan pencerahannya dari tim katolisitas.
Terimakasih,
Syalom




Shalom Juntabo,
Sesungguhnya sikap yang baik pada saat kita berdoa adalah bahwa kita percaya bahwa Tuhan mengetahui dengan lebih baik, apa yang kita perlukan dan apa yang terbaik bagi kita, terutama untuk keselamatan jiwa kita. Jadi kalau suatu doa belum dikabulkan, atau permohonan kita tidak dijawab sesuai dengan pemikiran kita, maka selayaknya kita menerimanya dengan iman bahwa Tuhan mengizinkan hal itu terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi kita juga -walaupun mungkin saat ini kita belum mengetahui/ memahaminya.
Gereja memang menganjurkan, bahwa jika kita berdoa, kita dapat memohon dukungan doa syafaat dari Bunda Maria, mengingat Gereja telah membuktikan dalam sepanjang sejarahnya, akan kuasa doa dari Bunda Maria, mengingat ia adalah orang yang sudah dibenarkan oleh Tuhan (lih. Yak 5:16). Banyak orang telah mengalami pertolongan Tuhan melalui dukungan doa syafaat dari Bunda Maria, yang beberapa kisahnya dituliskan juga dalam rubrik kesaksian di situs ini. Memang seringkali, dalam pengabulan doa, Tuhan juga menguji iman dan ketekunan kita untuk berdoa dan berharap kepadanya. Namun jika kita terus melakukannya, percayalah kita akan menerima yang terbaik; yang mungkin memang tidak persis cocok dengan pemikiran kita pada waktu pertama kali kita memohonkannya; namun ternyata hasilnya lebih baik buat kita.
Sebagai umat Katolik memang kita tidak diharuskan untuk berdoa melalui perantaraan Bunda Maria, namun tentu kalau kita melakukannya, kita sendiri yang memperoleh keuntungan, sebab siapakah yang tidak beruntung, jika ibu Tuhan Yesus sendiri yang mendukung doa-doa kita? Tentang hal ini sudah pernah dibahas di atas, silakan klik. Anda juga dapat memilih bentuk devosi yang lain, seperti: Adorasi Sakramen Mahakudus, devosi Hati Kudus Yesus, devosi Kerahiman Ilahi, devosi novena St. Yudas Tadeus untuk kasus-kasus yang tidak ada harapannya, dst. Di atas semua itu, yang pertama-tama harus diingat adalah bahwa biar bagaimanapun, Tuhanlah yang berkuasa mengabulkan doa-doa kita, dan jika Ia belum mengabulkannya, pastilah untuk alasan yang baik bagi kita; dan janganlah semangat kita menjadi kendur. Sebaliknya, teruslah mengajukan doa-doa kita dengan ucapan syukur, dan nantikanlah pertolongan Tuhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

Komentarku ( Mahrus ali): 
Minta safaat pada bunda Maria ini mirip dengan Aswaja yang baca syair ini:

هُوَ الحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفاَعَتُهُ    لِكُلِّ هَوْلٍ مِنَ الأَهْوَالِ مُقْتَحِمٍ
Dia ( Muhammad ) kekasih yang syafaatnya selalu di harap  pada setiap  bahaya  yang menimpa
Lebih jelas Klik lagi disini:
http://mantankyainu.blogspot.com/2011/01/banyak-kesyirikan-dlm-maulid.html
Mau nanya hubungi telp.

088803080803( Smartfreand ). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfreand )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo



2 komentar:

  1. Assalamu alaikum wr wb,
    Ustadz saya mau tanya tentang aswaja,
    menurut pemahaman saya Ahlussunah wal jamaah adalah ahli sunnah di tiga generasi terbaik islam menurut Rasulullah SAW, yaitu generasi Rasulullah SAW sendiri, generasi setelah itu (Tabi'in) dan generasi setelah itu (Tabiut tabi'in)yang harus diikuti. Apakah ada pemahaman aswaja yang lain ? apakah dalam perjalanannya hingga kini sudah banyak terdistorsi dengan bid'ah dan kurafat sehingga tidak murni lagi ? atau manhaj Ahlussunah mana yang benar ?

    terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ASwaja yang sekarang ini sudah bercampur dg tradisi leluhur, hawa nafsu masarakat, dan politik

      Hapus

Silahkan memberi komentar dengan baik