Jawabanku yang kedua untuk ust Dadi Herdiansah
Tanggapanku (Dadi Herdiansah):
Memang benar bukan di Babun Nabi tapi dekat, coba cek
lagi tanggapan ana sebelumnya dan Babun Nabi itu juga memang artinya bukan
rumah Nabi, oleh sebab itu ana pertegas kasih terjemah dalam kurung (pintu
Nabi).
Untuk tahun 2015 mungkin belum, namun sekarang tahun 2019
proyek terus berlangsung untuk melayani para kaum muslimin beribadah haji
menjadi nyaman.
Namun intinya pada tanggapan ana ini
bukan itu tapi intinya lafadz ’indal bait itu maksudnya adalah daerah dekat
baitullah bukan maksud disisi baitullah dalam arti dekat sekali.
Komentarku
( Mahrus ali
Saya sudah menemukan data sbb:
مسقط رأس النبي محمد – عليه الصلاة والسلام – في مكة على وشك
"أن يختفي تحت الإسمنت والرخام" ليحل محله قصر ملكي ضخم. تأتي هذه
الخطوة ضمن مشروع تتجاوز قيمته مليارات الدولارات في إطار عمليات توسعة في الحرم
المكي؛ والتي بدأت منذ أعوام، وأسفرت حتى الآن عن تدمير مئات المناطق الأثرية. هذا
ما كشفت عنه صحيفة الإندبندنت البريطانية.
Tempat kelahiran Nabi Muhammad - saw - di Mekah akan
"menghilang di bawah semen dan marmer" istana kerajaan yang besar. Langkah ini dilakukan sebagai
bagian dari proyek multi-miliar dolar dalam perluasan masjidil haram Mekah, yang dimulai bertahun-tahun
lalu dan sejauh ini telah di hancurkan ratusan situs arkeologi. Ini
diungkapkan oleh koran British Independent.
Dulu sudah saya katakan :
Hadis pertama
menjelaskan bahwa malam mi`raj ,Rasul berada di rumahnya lalu atapnya di buka
Hadis kedua menjelaskan bahwa saat itu ( Mi`raj ) Rasul berada di masjidil haram atau dekat
baitullah , lalu mana yg benar yg bisa di buat pegangan? Redaksi hadis kacau
Lalu nda bilang tidak kacau , karena rumah Nabi itu dekat
dengan masjidil haram.
Saya ( Mahrus ali ) katakan :
Dekat atau jauh itu bukan persoalan sebab yang penting rumah Rasul diluar masjidil haram dan dari situ Mi`raj
dan hadis yang lain menyatakan bahwa Rasul saat itu tidak dirumah tapi di
masjidil haram.
Tanggapanku, (Dadi Herdiansah);
Pak Kyai Mahrus mengutip pendapat Ibnu Hajar di kitab
Fathu al-Bāri belum lengkap, ana lengkapi meneruskan kutipan diatas:
وَقَدْ تَقَدَّمَ فِي
أَوَّلِ بَدْءِ الْخَلْقِ بِلَفْظِ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ الْبَيْتِ وَهُوَ أَعَمُّ
وَوَقَعَ فِي
رِوَايَةِ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَنَسٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ فُرِّجَ سَقْفُ بَيْتِي
وَأَنَا بِمَكَّةَ وَفِي رِوَايَةِ الْوَاقِدِيِّ بِأَسَانِيدِهِ أَنَّهُ أُسْرِيَ
بِهِ مِنْ شِعْبِ أَبِي طَالِبٍ وَفِي حَدِيثِ أُمِّ هَانِئٍ عِنْدَ
الطَّبَرَانِيِّ أَنَّهُ بَاتَ فِي بَيْتِهَا قَالَ فَفَقَدْتُهُ مِنَ اللَّيْلِ
فَقَالَ إِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِي وَالْجَمْعُ بَيْنَ هَذِهِ الْأَقْوَالِ أَنَّهُ
نَامَ فِي بَيْتِ أُمِّ هَانِئٍ وَبَيْتُهَا عِنْدَ شِعْبِ أَبِي طَالِبٍ
فَفُرِّجَ سَقْفُ بَيْتِهِ وَأَضَافَ الْبَيْتَ إِلَيْهِ لِكَوْنِهِ كَانَ
يَسْكُنُهُ فَنَزَلَ مِنْهُ الْمَلَكُ فَأَخْرَجَهُ مِنَ الْبَيْتِ إِلَى
الْمَسْجِدِ فَكَانَ بِهِ مُضْطَجِعًا وَبِهِ أَثَرُ النُّعَاسِ ثُمَّ أَخْرَجَهُ
الْمَلَكُ إِلَى بَابِ الْمَسْجِدِ
Ini lanjutan catatan Ibnu Hajar al-‘Asqālani yang
keulamaan fiqih dan ilmu hadisnya tidak diragukan lagi banyak dijadikan
referensi.
Pada kutipan lanjutan ini secara umumnya menurut beliau
adalah:
… bahwa lafadz baina Ana ‘Indal Bait adalah Umum (selain
ada riwayat yang mengkhususkan yang dikutip oleh Ibnu Hajar sebelumnya yaitu di
Hatim, atau Hajar) dan juga riwayat lain yang mengkhususkan pada riwayat Imam
az-Zuhri dari Abi Dzar yang narasinya menyebutkan Furrija Saqfu Baitihi
(dibobol atap rumahnya). Kemudian Ibnu Hajar juga mengutip riwayat lain dari
jalur al-Waqidi bahwa riwayatnya menyebutkan syi’bi abi thalib (kampung/suku
abi thalib) dan diriwayat Ummi Hani r.a riwayat Imam ath-Thabarani menyebutkan
rumah itu maksudnya adalah rumah Ummu hani, namun Rasulullah saw. hilang di
malam harinya.
Komentarku
( Mahrus ali
Riwayat Malik bin Sho`shoah yang
menyatakan : Rasul shallahu alaihi wasallam
saat di mi`rajkan berada di sisi baitullah / ka`bah lalu di hususkan
dengan riwayat Abu Dzar yang menyatakan saat itu atap rumah Rasul di bobol
………………… perkataan di hususkan ini yang tidak tepat , seolah
tidak bertentangan.
Bila di ikuti terus yang benar Rasul shallahu alaihi
wasallam di mi`rajkan dari mana ? dari
rumah beliau atau dari sisi ka`bah ,
maka tidak bisa di jawab.
Anda berkomentar lagi :
Setelah mengutip banyak jalur tersebut Ibnu Hajar tidak
gegabah menilai dari perbedaan narasi tersebut menunjukkan cerita ini tidak ada
alias dusta, sebab berita ini melewati rawi-rawi yang terpercaya, tidak ada
sejarah dusta diantara mereka. Mereka para rawi yang terpercaya. oleh sebab itu
al-Hafidz Ibnu Hajar menegaskan bahwa bentuk kompromi dari hal itu adalah bahwa
Nabi SAW waktu itu kedatangan Jibril a.s di saat Nabi tidur di rumah Ummu Hani
dan rumah itu ada di kampungnya Abu thalib dekat baitullah.
Komentarku ( Mahrus ali
Kalau Ibn Hajar menyatakan seperti itu , maka tidak punya landasan dalil , sebab hadis yang menyatakan Rasul
shallahu alaihi wasallam isra` dari rumah Ummu Hani hadisnya lemah. Lihat dalam arsip pertemuan ahli hadis
( ملتقى أهل الحديث
(
لم يصح حديث في إسراء النبي صلى الله عليه وسلم من بيت أم هانئ، وإنما أسري
به من الحجر.
--------
ص405 - أرشيف ملتقى أهل الحديث - الدرر الحسان من مجالس العلوان - المكتبة
الشاملة الحديثة
Hadis yang menjelaskan bahwa
Rasul shallahu alaihi wasallam isra`
dari rumah Ummu Hani` tidak ada yang sahih. Dan yang benar dari Hijir Ismail .
الرابط:https://al-maktaba.org/book/31615/26907#p22
Komentarku
( Mahrus ali
Bukan di isra`kan dari hijir Ismail tapi di
mi`rajkan , lihat dalilnya yang muttafaq
alaih sbb.
صحيح البخاري (4/ 109)
- حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا
هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، ح وقَالَ لِي خَلِيفَةُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ،
حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، وَهِشَامٌ، قَالاَ: حَدَّثَنَا قَتَادَةُ،
حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ
مَالِكٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ الْبَيْتِ بَيْنَ النَّائِمِ وَالْيَقْظَانِ
وَذَكَرَ يَعْنِي رَجُلًا بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ فَأُتِيتُ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مُلِئَ
حِكْمَةً وَإِيمَانًا فَشُقَّ مِنْ النَّحْرِ إِلَى مَرَاقِّ الْبَطْنِ ثُمَّ غُسِلَ
الْبَطْنُ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ مُلِئَ حِكْمَةً وَإِيمَانًا وَأُتِيتُ بِدَابَّةٍ
أَبْيَضَ دُونَ الْبَغْلِ وَفَوْقَ الْحِمَارِ الْبُرَاقُ فَانْطَلَقْتُ مَعَ جِبْرِيلَ
حَتَّى أَتَيْنَا السَّمَاءَ الدُّنْيَا
2. Telah
bercerita kepada kami Anas bin Malik dari Malik bin Sha'sha'ah radliallahu
'anhuma berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika aku
berada di sisi Baitullah antara tidur dan sadar". Lalu Beliau menyebutkan,
yaitu: "Ada seorang laki-laki diantara dua laki-laki yang datang kepadaku
membawa baskom terbuat dari emas yang dipenuhi dengan hikmah dan dan iman lalu
orang itu membelah badanku dari atas dada hingga bawah perut, lalu dia mencuci
perutku dengan air zamzam kemudian mengisinya dengan hikmah dan iman. Kemudian
aku diberi seekor hewan tunggangan putih yang lebih kecil dari pada baghal
namun lebih besar dibanding keledai bernama al-Buraq. Maka aku berangkat
bersama Jibril Alaihissalam, hingga sampai di langit dunia.
Komentarku
( Mahrus ali
Hadis tsb menyatakan di mi`rajkan dari Hijir Ismail bukan di
isra`kan. Dan hadis
itu sudah dikatakan lemah karena bertentangan . Kalau kita mau ikut Al Qu`ran,
mengikuti Al Qu`ran , memang beliau di isra`kan
dari masjidil haram. Lihat ayatnya :
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ
الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ
مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah
memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil
Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. Al Isra` 1
Jadi isra` itu dari masjid ke
masjid , bukan dari rumah ke masjidil aqsha. Ikut quran ini sj lebih mantap.
Anda menyatakan:
oleh sebab itu al-Hafidz Ibnu Hajar menegaskan bahwa
bentuk kompromi dari hal itu adalah bahwa Nabi SAW waktu itu kedatangan Jibril
a.s di saat Nabi tidur di rumah Ummu Hani dan rumah itu ada di kampungnya Abu
thalib dekat baitullah.
Komentarku
( Mahrus ali
Sayang pernyataan Ibnu Hajar di
potong hingga artinya janggal . mestinya di tambah “ lalu di keluarkan oleh malaikat ke pintu masjid”.
Lengkapnya sbb:
وَالْجَمْعُ بَيْنَ
هَذِهِ الْأَقْوَالِ أَنَّهُ نَامَ فِي بَيْتِ أُمِّ هَانِئٍ وَبَيْتُهَا عِنْدَ
شِعْبِ أَبِي طَالِبٍ فَفُرِّجَ سَقْفُ بَيْتِهِ وَأَضَافَ الْبَيْتَ إِلَيْهِ
لِكَوْنِهِ كَانَ يَسْكُنُهُ فَنَزَلَ مِنْهُ الْمَلَكُ فَأَخْرَجَهُ مِنَ
الْبَيْتِ إِلَى الْمَسْجِدِ فَكَانَ بِهِ مُضْطَجِعًا وَبِهِ أَثَرُ النُّعَاسِ
ثُمَّ أَخْرَجَهُ الْمَلَكُ إِلَى بَابِ الْمَسْجِدِ
Dan kompromi dari
perkataan perkataan ini adalah bahwa rasul tidur di rumah Ummu Hani` di syi`eb
Abu Thalib. Malaikat membuka atap rumahnya dan lalu disebut dengan
redaksi “ Rumahku “ karena rumah itu dihuni Nabi , lalu malaikat turun lalu membawanya keluar dari rumah ke masjid dan
berbaring di sana dengan bekas kantuk. Lalu malaikat mengeluarkan ke pintu
masjid.
Komentarku
( Mahrus ali
Kalau dilihat perkataan kompromi
ibnu Hajar ini tambah banyak tambahan
seolah beliau yang bikin cerita baru, bukan hadis Muttafaq alaih . Jadi dua hadis Muttafaq alaih yang berbeda
maknanya lalu dikelola. Ini namanya mengarang cerita baru . lalu maksud hadis
yang kacau redaksinya ( mudhthorib )
yang di tolak itu yang mana?
Menurut saya dua hadis sahih yang
redaksinya kacau itu harus di tolak dan dikatakan lemah menurut kaidahnya sbb”
وَذُو اخْتِلاَفِ
سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ مُضْطَرِبٌ عِنْدَ
أُهَيْلِ اْلفَنِ
Kekacauan
sanad atau redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis
Jadi solusinya dua hadis yang
kontradiksi itu di buang bukan di
carikan jalan kompromi. Lalu bikin cerita baru.
Dalam hadis Muttafaq alaih
dikatakn Rasul shallahu alaihi wasallam dimi`rajkan dari “rumahku “ sampai rumahku di bobol , lo
kok malah dikatakan oleh Ibnu Hajar saat itu Rasul shallahu alaihi wasallam di
isra`kan dari rumah Ummu Hani`. Tambah keliru lagi . Bahkan hadis yang dibuat
sandaran hadis lemah . Ini kan tambah menyesatkan.
Sudah kembalilah kpd Al Qu`ran
yang menyatakan Rasul shallahu alaihi
wasallam diisra`kan dari masjidil haram.
Anda menyatakan:
Selesai sudah difahami.
Komentarku
( Mahrus ali
Tambah morat marit .
Anda menyatakan:
Atas pemahaman al-Hafidz diatas nampak jelas bahwa para
ahli hadis begitu cantiknya memperlakukan hadis. Intinya jelas cerita ini ada
dari para shahabat nabi, adapun perbedaan narasi penyampaian maka
perbedaan-perbedaan itulah yang perlu dikritisinya bukan lantas seluruh cerita
itu tidak ada.
Komentarku
( Mahrus ali
Kita tolak Mi`raj karena hadisnya
kacau belau dan bertentangan dengan banyak ayat.
Tanggapanku (Dadi Herdiansah):
Menyaksikan yang ana maksud adalah mereka menyaksikan
Nabi saw bercerita kisah Isra Mi’raj ini. Abu Dzar, Malik bin sha’sha’ah dan
sahabat-shahabat yang lain langsung mendengar cerita ini dari Nabi saw. bukan
benar-benar melihat pertemuan beliau dengan Jibril as. Semua sudah pada mafhum
peristiwa ini hanya Nabi saja yang mengalami tanpa disaksikan langsung kejadiannya
oleh para shahabat.
Komentarku
( Mahrus ali
Hadis
Mi`raj riwayat Abu Dzar itu
مسند البزار = البحر
الزخار (9/ 337)
- حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ،
قَالَ: نَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ، قَالَ: نَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ،
قَالَ: حَدَّثَنِي يُونُسُ يَعْنِي ابْنَ يَزِيدَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ أَبُو ذَرٍّ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
مسند البزار = البحر
الزخار (9/ 339)
وَهَذَا الْكَلَامُ
قَدْ رُوِيَ نَحْوَهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ
غَيْرِ وَجْهٍ وَلَا نَعْلَمُ يُرْوَى عَنْ أَبِي ذَرٍّ إِلَّا مِنْ هَذَا
الْوَجْهِ
Imam Al Bazzar menyatakan :
Maksudnya hadis Abu Dzar tentang Isra` Mi`raj itu hanya
di riwayatkan oleh Abu dzar dari jalur ini ……..
Kalimat sedemikian ini biasanya sebagai pernyataan sanad
yang gharib yang ganjil . Dan kebanyakan yang gharib itu lemah .
- كراهية
المتقدمين لرواية الغريب:
كان المتقدمون من
علماء الحديث يكرهون رواية الغرائب وما تفرد به الرواة، ويعدونه من شَرِّ الحديث،
كما قال الإمام مالك رحمه الله: "شَرُّ العلم الغريبُ، وخيرُ العلم الظاهرُ
الذي قد رواه الناس" 1،
Hukum hanya seorang perawi yang meriwayatkan hadis.( tafarrud )
1. Ulama hadis dahulu tidak suka atau benci terhadap
riwayat gharib ( nyeleneh )
Ulama hadis dahulu benci
terhadap terhadap riwayat –
riwayat yang gharib ( nyeleneh )
dan hadis yang di riwayatkan oleh seorang
perawi , lalu di anggap
sebagai hadis yang terjelek
sebagaimana di katakan oleh Imam Malik rahimahullah: Ilmu terjelek
adalah yang gharib dan
ilmu yang terbaik adalah yang tampak yang di riwayatkan oleh manusia.
( banyak ).
Km hrs bisa menyimpulkan bahwa riwayat dr perawi tunggal
menurut pakar hadis dulu tertolak. …………..
Setahu saya kisah Mi`raj yang
panjang itu tafarrud pada Anas bin
Malik, makanya mayoritas sahabat dan tabiin tidak paham tentang Mi`raj .
Tanggapanku (Dadi Herdiansah):
Kurang tepat jika mempersalahkan apakah zamzam ada di
dalam atau di luar masjidil haram, atau mempermasalahkan rumah nabi waktu kedatangan
jibril di dalam atau diluar masjidil haram sebab waktu itu masjidil haram
sewaktu peristiwa isra mi’raj belum dibangun. Intinya baik zamzam atau rumah
nabi saw pada waktu itu jalasnya ada dekat baitullah.
Wallahu a'lam. Nanti dilanjut tanggapan yg lainnya.
Komentarku ( Mahrus ali
Meski “ dekat ka`bah “ yang
dipermasalahkan , lalu anda katakan bahwa rumah Nabi termasuk dekat ka`bah.
Pada hal persoalan yang
penting itu dua hadis itu bertentangan
karena hadis yang satu menjelaskan
Mi`raj dari rumah Nabi shallahu alaihi wasallam yang atapnya di bobol dan hadis yang lain menyatakan Mi`raj dimulai
dari Rasul shallahu alaihi wasallam yang tidur di dekat ka`bah tanpa membobol
atap.
Silahkan dilanjut
………………………………. Dan saya tunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik