Hadis - hadis Mi`raj tidak valid ke
10
صحيح مسلم (1/ 148)
قَالَ ابْنُ شِهَابٍ فَأَخْبَرَنِي ابْنُ حَزْمٍ
أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ وَأَبَا حَبَّةَ الْأَنْصَارِيَّ كَانَا يَقُولَانِ قَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عُرِجَ بِي حَتَّى ظَهَرْتُ لِمُسْتَوَى أَسْمَعُ
فِيهِ صَرِيفَ الْأَقْلَامِ
Ibnu Syihab berkata, Ibnu Hazm mengabarkan kepadaku bahwa
Ibnu 'Abbas dan Abu Habbah Al Anshari keduanya berkata, "Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian aku dimi'rajkan hingga sampai ke
suatu tempat yang aku dapat mendengar suara pena yang menulis
Komentarku ( Mahrus ali
Ibnu Hazem itu tidak bertemu dengan Abu Hayyah dan itu salah satu sg kelemahannya
مسند أحمد ط الرسالة (35/ 212)
(1) ابن حزم: هو أبو بكر بن محمد بن عمرو بن حزم وروايته عن أبي حبة منقطعة،
لأنه استشهد بأحد قبل مولد أبي بكر بدهر. قاله الحافظ في "الفتح" 1/462.
Intinya Ibnu Hazem tidak berjumpa dengan Abu Habbah yang
mati pada perang Uhud. Jadi sanadnya
terputus.
Komentarku ( Mahrus ali
Bgt juga dengan Ibnu Abbas . Saya
belum menjumpai refrensinya bila dia bertemu dengan Ibnu Abbas.
Identitasnya :
ــ أبو بكر بن محمد بن عمرو بن
حزم الأنصارى الخزرجى ثم النجارى المدنى القاضى ، اسمه كنيته ، و قيل كنيته أبو محمد
المولد :
الطبقة : 5
: من صغار التابعين
الوفاة : 120 هـ و قيل غير ذلك
روى له : خ م د ت س ق
مرتبته عند ابن حجر : ثقة عابد
مرتبته عند الذهبـي : لم يذكرها
Jadi Ibn Hazen itu termasuk yunior tabiin tingkat 5 wafat pada tahun 120 H. Martabatnya
menurut Ibn Hajar terpercaya dan menurut
Dzahabi , beliau tidak menyebutnya.
Bila Rasulullah shallahu alaihi wasallam mendegar suara pena
di loh mahfud maka beliau akan tahu salah satu dari takdir Allah. Pada hal loh
mahfudh itu terjaga ketat. Allah
berirman :
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيدٌ (21) فِي لَوْحٍ مَّحْفُوظٍ
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,
( 22 ) yang (tersimpan)
dalam Lauh Mahfuzh.
Al buruj 21 – 22
وصريف الأقلام هو صوت أقلام الملائكة وهي تكتب أقضية
الله تعالى!
Shoriful qalam adalah bunyi pena malaikat yang menulis
permasalahan Allah taala.
Sedang Rasul shallahu
alaihi wasallam sendiri tidak mengerti
masalah takdir sebagaimana ayat:
9قُلْ مَا كُنتُ بِدْعًا مِّنَ الرُّسُلِ
وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلَا بِكُمْ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ
إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُّبِينٌ
atakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara
rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan
tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan
kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang
menjelaskan". Al ahqaf 9
Takdir apa yang
diberikan oleh Allah padanya , beliau tidak paham. Apalagi takdir mahluk Allah.
Di dunia Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mendengar suara pena
penulis wahyunya . Pada hal dekat dengannya . Apalagi suara pena di loh
mahfudh. Kita akui Muhammad
Rasulullah shallahu alaihi
wasallam sebagai manusia biasa, tidak usah dipuji yang sifatnya ghulu . kita
ikuti sja ayat sbb:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ
إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ
ۗ وَوَيْلٌ لِّلْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia
seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha
Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya,
fusshilat 6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik