Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Senin, 14 Desember 2020

Lanjutan ke 3 kajian salat Jumat 4 rakaat.

 Lanjutan ke 3 kajian salat Jumat 4 rakaat.


٢- [عن عبدالله بن عباس:] أنَّ النبيَّ ﷺ كانَ يَقْرَأُ في صَلاةِ الفَجْرِ، يَومَ الجُمُعَةِ: الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ، وَهلْ أَتى على الإنْسانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ، وَأنَّ النبيَّ ﷺ كانَ يَقْرَأُ في صَلاةِ الجُمُعَةِ سُورَةَ الجُمُعَةِ، والْمُنافِقِينَ. 

مسلم (ت ٢٦١)، صحيح مسلم ٨٧٩  •  [صحيح]  

[Dari Ibnu Abbas] bahwa biasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika mengerjakan salat Subuh pada hari Jum'at Beliau membaca: "ALIF LAAM MIIM TANZIIL(surat as-Sajadah)" dan "HAL ATAA 'ALAL INSAANI HIINUM MINAD DAHRI(surat al-Insan)".

Dan dalam shalat Jum'at Beliau membaca surat al-Jumu'ah dan surat al-Munafiqun.

Muslim(w. 261), Sahih Muslim 879 • [Sahih]


٤- [عن عبدالله بن عباس:] كان رسولُ اللهِ يقرَأُ في صلاةِ الصُّبحِ يومَ الجُمعةِ {الم * تَنْزِيلُ} و{هَلْ أَتى عَلى الْإِنْسانِ}، وفي صلاةِ الجُمعةِ سورةَ الجُمعةِ و{إِذا جاءَكَ الْمُنافِقُونَ}

الطبراني (ت ٣٦٠)، المعجم الأوسط ٢‏/١٠١  •  لم يرو هذا الحديث عن شعبة عن الحكم إلا محمد بن يزيد تفرد به محمد بن حسان

HR.At-Tabarani(w.360) al-Mujam al-Awsat 2/101 • Hadis ini tidak diriwayatkan dari Syu'bah dari al-Hakam kecuali oleh Muhammad bin Yazid.

Tafarrudnya Muhammad bin Hassan, dia perawi tunggal. 

جامع الأصول (5/ 689)

 - (م د س ت) ابن عباس - رضي الله عنهما -: «أن النبيَّ - صلى الله عليه وسلم- كان يقرأ في الفجر يوم الجمعة {آلم. تنزيل} في الأولى، وفي الثانية: {هل أَتى على الإنسان} وفي صلاة الجمعة بـ {سورة الجمعة} و {المنافقين} » أخرجه مسلم وأبو داود والنسائي، وأخرجه الترمذي إلى قوله: «الإنسان» وأخرجه أبو داود مثل الترمذي أيضاً (1) .

Intinya: Imam Tirmidzi meriwayatkan dan tidak menyebut bacaan salat Jumat. 

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dari [Mukhawwal] dengan sanad dan maksud yang sama. Dia menambahkan; "dalam salat Jum'at Beliau membaca surat Al-Jumu'ah dan "IDZAA JAA`AKAL MUNAAFIQUUN(surat al-Munafiqun)."

Intinya: Bacaan dalam salat Jumat itu tambahan perawi saja.

Menurut Abu Dawud. 

سنن أبي داود ت الأرنؤوط (2/ 302)

عن ابن عباس، أن رسولَ الله - صلَّى الله عليه وسلم - كان يقرأ في صَلاة الفجرِ يومَ الجمعة: {الم (1) تَنْزِيلُ} السجدة, و {هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ} (1).

1075 - حدثنا مُسددْ، حدثنا يحيى، عن شعبةَ، عن مُخوّل، بإسناده ومعناه، وزاد: في صلاة الجمعة بسورةِ الجمعة {إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ} (2).

Intinya: Di sini Abu Dawud meriwayatkan hadis Ibnu Abbas tadi, hadisnya Ibnu Abbas tadi ada tambahan tentang bacaan Rasulullah di hari Jumat dengan surat al-Jumuat dan al-Munafiqun itu tambahan dari perawi, bukan dari Ibnu Abbas.

Jadi tambahan itu bukan dari Ibnu Abbas berarti kurang valid.

Sanadnya hadis Ibnu Abbas itu sebagai berikut: 

صحيح مسلم (2/ 599)

(879) حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مُخَوَّلِ بْنِ رَاشِدٍ، عَنْ مُسْلِمٍ الْبَطِينِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Sulaiman] dari [Sufyan] dari [Mukhawwal bin Rasyid] dari [Muslim al-Bathin] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas]

Hadis Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa Rasulullah pada salat Jumat membaca surat al-Jumuat dan al-Munafiqun itu walaupun diriwayatkan oleh Imam Muslim, tapi realitanya adalah tafarrud(tunggal) kepada Said bin Jubair.

Jadi boleh dikatakan hadis munkar.

Dan Imam Abu Dawud sendiri dalam kitab Sunannya telah menyatakan bahwa keterangan tentang bacaan Nabi dalam salat Jumat yaitu surat al-Jumuat dan al-Munafiqun itu adalah tambahan perawi.

Hadisnya munkar dan tidak bisa dibuat pegangan.

Hadis tersebut kadang dibuat pegangan oleh orang-orang yang mengatakan bahwa salat Jumat itu 2 rakaat. Buktinya Rasulullah hanya membaca surat Jumuat dan al-Munafiqun dengan dasar hadis Ibnu Abbas itu. Padahal hadis Ibnu Abbas itu tidak valid.

Mengapa tidak valid?

Karena tafarrud kepada Said bin Jubair.

Keduanya ada keterangan dari Abu Dawud dalam kitab Sunannya, bacaan salat Jumat itu tambahan dari perawi, bukan dari Ibnu Abbas, karena itu hadis tsb tidak bisa dibuat pegangan.

Bila hadis tersebut disampaikan atau disahihkan, juga tidak bisa dibuat pegangan untuk mengatakan bahwa salat Jumat 2 rakaat, karena salat Zuhur pun kadang-kadang disebut dalam hadis bacaannya hanya untuk 2 rakaat, kadang bacaannya untuk 1 rakaat sebagaimana hadis sebagai berikut:

٨- [عن جابر بن سمرة:] أنَّ النبيَّ ﷺ كانَ يَقْرَأُ في الظُّهْرِ بـ {سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأعْلى}[الأعلى:١] وفي الصُّبْحِ بأَطْوَلَ مِن ذلكَ.

مسلم (ت ٢٦١)، صحيح مسلم ٤٦٠  •  [صحيح]  

و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ سِمَاكٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي الصُّبْحِ بِأَطْوَلَ مِنْ ذَلِكَ 

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud ath-Thayalisi] dari [Syu'bah] dari [Simak] dari [Jabir bin Samurah] bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam membaca dalam salat Zuhur surat "Sabbihisma Rabbikal al-A'la(QS.Al-A'la)", sedangkan dalam salat Subuh dengan surat yang lebih panjang darinya.

Muslim (w. 261), Sahih Muslim 460 • [Sahih]

Hadis tersebut menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melakukan salat Zuhur dengan membaca "Sabihisma robbikal a'la dan dalam salat subuh dengan surat yang lebih panjang dari itu. Hadis riwayat Muslim.

Apakah dengan adanya hadis itu salat Zuhur hanya 1 rokaat?

Begitu juga hadis Ibnu Abbas, dimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membaca dalam salat Jumat dengan surat al-Jumuat dan al-Munafiqun, maka tidak bisa dikatakan bahwa salat Jumat 2 rakaat.

Makanya hadis tersebut tidak bisa dibuat pegangan untuk menentukan rokaat salat Jumat atau rokaat salat Zuhur


Abu Qatadah berkata;

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عليه وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ مِنْ صَلَاةِ الظُّهْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ يُطَوِّلُ فِي الْأُولَى وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ وَيُسْمِعُ الْآيَةَ أَحْيَانًا وَكَانَ يَقْرَأُ فِي الْعَصْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الْأُولَى وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ 

Nabi saw membaca dalam 2 rakaat pertama salat Zuhur dengan surat Fatihah dan 2 surat.

Beliau memanjangkan rakaat pertama, dan yang kedua lebih pendek, terkadang kita mendengar ayatnya.

Beliau juga membaca dalam salat Ashar dengan al-Fatihah dan 2 surat.

Pada rakaat pertama Beliau panjang, dan Beliau juga memanjangkan pada rakaat pertama salat Subuh dan rakaat keduanya agak pendek.

Menurut riwayat Bukhori tanpa terkadang Nabi saw membaca dengan sedang, terkadang tidak………………..", tapi dipastikan bacaan Nabi saw dengan suara sedang  agar kepada makmum terdengar.

Dan bagaimanakah bisa diketahui oleh kita(para sahabat) bahwa Rasulullah saw membaca 2 surat dan al-Fatihah bila Beliau membacanya dengan samar?

وَيُسْمِعُنَا الْآيَةَ وَيُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مَا لَا يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ وَهَكَذَا فِي الْعَصْرِ وَهَكَذَا فِي الصُّبْحِ

Rasulullah saw membaca ayat (bukan berbisik) dan di rakaat pertama dipanjangkan, tidak sebagaimana  di rakaat kedua.

Demikian pula apa yang Beliau lakukan waktu Subuh.  


Dalam hadis itu dikatakan bahwa bacaan Rasulullah dalam salat Ashar dan Zuhur hanya dalam 2 rokaat.

Hal ini tidak menunjukkan bahwa salat Zuhur hanya 2 rakaat, padahal yang benar salat Zuhur adalah 4 rokaat.

Salat Jumat itu sebetulnya tidak ada, Al-Quran hanya mewajibkan salat Zuhur di hari Jumat, bukan salat Jumat di hari Jumat, lihat ayat 9 surat al-Jumuat, disitu dikatakan kita disuruh hadir salat di hari Jumat.

Tidak ada ayat yang mewajibkan salat Jumat, yang ada itu ayat yang mengharuskan mendatangi salat di hari Jumat, yakni salat Zuhur itu.


Kita ini dari dulunya sudah salah dalam menjalankan salat Zuhur di hari Jumat, kita ini tertipu dengan hadis-hadis dhaif, kita tinggalkan Al-Quran dan tidak terasa bahwa kita ini telah meninggalkan Al-Quran, bahkan teman-teman kita banyak yang sudah meninggal dunia dan tidak mengerti maksud ayat 9 surat al-Jumat tsb, yaitu kita ini diundang untuk mengerjakan salat di hari Jumat, makanya ulama menyatakan bahwa waktu salat Jumat adalah salat Zuhur, mengapa begitu?

Sebab salat Zuhur itulah sebetulnya yang dimaksudkan dalam ayat 9 surat al-Jumuat itu, bukan salat Jumat.

Kita diwajibkan mengerjakan salat Zuhur dalam 1 ayat yakni "Aqimis sholata lidulukis Syamsi" ayat 78 surat al-Isra'(dirikanlah salat ketika matahari condong ke barat yakni ketika waktu Zuhur).

Itulah ayat yang mewajibkan kita untuk menjalankan salat Zuhur, kita ini mengerjakan 2 rokaat salat Jumat berarti kita meninggalkan salat Zuhur.

Lihat ayat-Nya sbb:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

"Wahai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat di hari Jumu'at, maka bersegeralah kamu mengingat kepada Allah dan tinggalkanlah jual-beli.

Yang demikian itu lebih baik bagi mu jika kamu mengetahui".

(QS.Al-Jumuah 9)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dengan baik