Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Sabtu, 12 Januari 2013

Ya abaz zahra`

يٰـا اَبَا الزَّهْرَاءْ 
Ya abaz zahra`
Wahai Abuz Zahra`

يٰا اَبَا الزَّهْرَاءْ يٰا اَبَا الْفُقَرَاءْ            دَارِكْ بِفَضْلِ يَاسَيِّدَ الشُّفَعَاءْ
Wahai Abuz Zahra`, wahai ayah kaum fakir. Tolong bantulah kami  wahai tokoh pemberi syafa’at.


Keterangan: Kalimat tersebut jelas syirik karena minta pada Rasulullah  setelah beliau meninggal dunia dan  hal itu sudah sering  di jelaskan.  Untuk julukan Zahra` lihat di bab : Dunia telah bersinar.
أُعْطِيْتَ فَضْلاً لاَيُتَاحْ لِمُرْسَلٍ         وَاللهُ يُعْطِى الْفَضْلَ كَيْفَ يَشَاءْ

Engkau telah diberi keutamaan yang tidak pernah diberikan kepada para Rasul.
Dan Allah memberikan keutamaan kepada orang yang dikehendaki.
وَصِفْ اْلاَقْصَى أَتَيْتَ بِوَصْقِهِ         وَكَاَنَّكَ ارْسَاهُ وَالْبَنَّاءْ

Yang memberikan sifat masjid Aqsha, engkau telah datang dengan sifatnya.
Seolah engkau yang meletakkan fundamennya dan yang membangun.
وَبِهِ تَوَسَّلَ اٰدَمٌ مِنْ ذَنْبِهِ               وَتَشَّفَعَ بِجَنَابِهِ حَوَّاء

Dengannya Adam bertawasul agar dosanya diampuni
Ibu Hawa juga minta syafa’at dengan perantara beliau.

Keterangan: Mungkin sekali sang penyair menyatakan bahwa Adam as. bertawasul kepada Nabi Muhammad berdasarkan hadits lemah sebagai berikut:
عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال: قال رسول الله : «لَمّا اقْتَرَفَ آدَمُ الْخَطِيئَةَ قالَ: يا رَبّ أَسْأَلُكَ بِحَقّ مُحَمَّدٍ لما غَفَرْتَ لِي، فَقالَ الله: يا آدَمُ وَكَيْفَ عَرَفْتَ مُحَمّداً وَلَمْ أَخْلُقْهُ؟ قالَ: يا رَبّ لأَنَّكَ لَمّا خَلَقْتَنِي بِيَدِكَ وَنَفَخْتَ فِيَّ مِنْ روحِكَ رَفَعْتُ رَأْسِي فَرَأَيْتُ على قوائِمِ الْعَرْشِ مَكْتوباً لا إِلٰهَ إِلا الله مُحَمَّدٌ رَسولُ الله، فَعَلِمْتُ أَنَّكَ لَمْ تُضِفْ إِلى اسْمِكَ إِلا أَحَبَّ الْخَلْقِ إِلَيْكَ، فقالَ الله: صَدَقْتَ يا آدَمُ إِنَّهُ لأَحَبُّ الْخَلْقِ إِلَيَّ ادْعُني بِحَقِّهِ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ وَلَوْلا مُحَمَّدٌ ما خَلَقْتُكَ».
Dari Umar bin al-Khatthab ra berkata: Rasulullah  bersabda : Ketika Nabi Adam as. melakukan kesalahan, beliau berkata : Wahai Tuhanku, akumohon kepadamu dengan hak Muhammad agar Engkau mengampuniku.
Allah SWT. bertanya : Wahai Adam! Bagaimanakah kamu tahu Muhammad, Padahal Aku belum menciptakannya?
Adam menjawab : Wahai Tuhanku! Ketika Engkau menciptakan aku dengan tangan-Mu, Engkau meniupkan roh-Mu ke tubuhku, aku angkat kepalaku, aku lihat di tiang Arsy tertulis  la ila illallah muhammad rasulullah. Aku tahu nama yang kamu kumpulkan dengan namamu  berarti makhluk yang Engkau cintai.
Allah berfirman: benar engkau wahai Adam! Dia makhluk yang paling Kucintai, berdoalah  dengan haknya, sungguh aku telah mengampuni dosamu. Seandainyya  tiada Muhammad aku tak akan menciptakanmu.[1]
 
Keterangan: Kalimat seandainya tidak ada Muhammad , aku tidak akan menciptakanmu. Padahal saat itu Muhammad  belum diciptakan. Dan kehendak Allah SWT. tidak boleh tergantung kepada sesuatu. Allah SWT. punya kehendak mutlak. Ia bertentangan dengan ayat :
كَذَلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
"Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.”[2]
Tiada keterangan dalam hadits yang sahih bahwa tiang Arsy bertuliskan la ilaha illallah muhammad rasulullah sebagaimana hadits sebagai berikut: 
لَا تُخَيِّرُوا بَيْنَ الْأَنْبِيَاءِ فَإِنَّ النَّاسَ يَصْعَقُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ الْأَرْضُ فَإِذَا أَنَا بِمُوسَى آخِذٌ بِقَائِمَةٍ مِنْ قَوَائِمِ الْعَرْشِ فَلَا أَدْرِي أَكَانَ فِيمَنْ صَعِقَ أَمْ حُوسِبَ بِصَعْقَةِ الْأُولَى *
“Jangan mengutamakan  satu Nabi terhadap Nabi lain, sesungguhnya semua manusia akan pingsan di hari Kiamat, dan akulah permulaan  orang yang bangkit dari bumi. Aku menjumpai Nabi Musa memegang tiang Arsy. Aku tidak mengerti apakah dia termasuk orang yang pingsan atau dia  tidak pingsan karena dahulu pernah pingsan (ketika  dipanggil Tuhan).[3] Lemah.

Ada lagi hadits sebagai berikut:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: أَوْحَى الله إِلَى عِيْسَى عَلَيْهِ السَّلاَم: يَا عِيْسَى آمِنْ بِمُحَمَّدٍ وَأْمُرْ مَنْ أَدْرَكَهُ مِنْ أُمَّتِكَ أَنْ يًُؤْمِنُوا بِهِ، فَلَوْلاَ مُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُ آدَمَ وَلَوْلاَ مُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُ الْجَنَّةَ وَلاَ النَّارَ، وَلَقَدْ خَلَقْتُ اْلعَرْشَ عَلىَ الْمَاءِ فَاضْطَرَبَ فَكَتَبْتُ عَلَيْهِ لاَ إلِٰهَ إِلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله فَسَكَنَ.
“Dari Ibnu Abbas ra berkata, ‘Allah telah memberikan wahyu kepada Nabi Isa as, wahai Isa, berimanlah kepada Muhammad, dan perintahkan orang yang kamu jumpai  dari umatmu  agar beriman kepadanya. Seandainya  tiada Muhammad , aku takkan menciptakan surga  dan neraka. Sungguh aku menciptakan Arsy di atas air lalu bergoncang, aku tulis kalimat  la ilaha illallah  muhammad rasulullah, lalu tenang.”[4]  Lemah

Sang penyair mengatakan bahwa Ibu Hawa as. juga minta syafa’at dengan perantara Muhammad , saya tidak menjumpai haditsnya yang sahih. Saya tidak mengerti dari mana referensi si penyair mengatakan seperti itu.

شّرُفَ الْمَقَامُ بِهِ وَزَمْزَمُ الصَّفَا        وَمِنِى وَبَيْتُ اللهِ وَالْبَطْحَاءْ

Maqam Ibrahim, Zamzam, Shafa, Mina, Ka`bah, dan Bath-ha` mulia karena Rasulullah .


[1]  Al-Hakim dalam al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain (4278-hal. 672/2), lemah karena ada perawi Abdurrahman bin Zaid bin Aslam yang dilemahkan oleh Ibnu Hajar dan al-Dzahabi. Lihat dalam Mausu’atur Ruwatil Hadits (3865). Ismail bin Maslamah, kata Ibnu Hajar, adalah perawi yang selalu berkata benar (shaduq) tapi sering keliru. Al-Hakim berkata: Hadits tersebut sanadnya sahih. Saya katakan: Setelah pengkajian sanad, ternyata terdapat dua perawi yang lemah sebagaimana penelitian Ibnu Hajar dan al-Dzahabi tadi.
[2] Surat Ali Imran:47
[3] Musnad Ahmad (10894) dan Shahih al-Bukhari (2412 dan 4638).

[4] Al-Hakim dalam al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain (2614), hal. (2/670) dan beliau berkata: Hadits ini sanadnya sahih, hanya Shahih al-Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Komentar penulis : Hadits ini lemah karena ada perawi bernama Said bin Abu Arubah adalah perawi yang suka mengada–ada hadits, hapalannya berubah. Ada lagi perawi bernama Jandal bin Waliq yang suka mengubah hadits. Mausu’atur Ruwatil Hadits (979). Hadits dengan susunan redaksi seperti itu, hanya Imam al-Hakim yang meriwayatkannya, saya tidak menjumpai dalam kitab hadits lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dengan baik