Fase ke 11 tentang sorban
(BUKHARI - 3733) : Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin
Musa telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa dari Israil dari Abu
Ishaq dari Al Barra bin 'Azib dia berkata,
بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِلَى أَبِي رَافِعٍ الْيَهُودِيِّ رِجَالًا مِنْ الْأَنْصَارِ
فَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَتِيكٍ وَكَانَ أَبُو رَافِعٍ يُؤْذِي
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيُعِينُ عَلَيْهِ وَكَانَ
فِي حِصْنٍ لَهُ بِأَرْضِ الْحِجَازِ
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
mengutus beberapa sahabat Anshar kepada seorang Yahudi bernama Abu Rafi', dan
beliau menunjuk Abdullah bin 'Atik untuk memimpin mereka. Abu Rafi' adalah
seorang laki-laki yang selalu menyakiti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
dan membantu musuh untuk menyerang beliau, dia tengah berada di bentengnya yang
berada di wilayah Hijaz.
فَلَمَّا دَنَوْا مِنْهُ وَقَدْ غَرَبَتْ الشَّمْسُ
وَرَاحَ النَّاسُ بِسَرْحِهِمْ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ لِأَصْحَابِهِ اجْلِسُوا
مَكَانَكُمْ فَإِنِّي مُنْطَلِقٌ وَمُتَلَطِّفٌ لِلْبَوَّابِ لَعَلِّي أَنْ
أَدْخُلَ فَأَقْبَلَ حَتَّى دَنَا مِنْ الْبَابِ
Ketika para sahabat tersebut telah dekat dengan (bentengnya)
-dan matahari telah terbenam dan orang-orang telah kembali dari gembalaannya-, maka
Abdullah berkata kepada para sahabatnya, " Duduklah kalian di tempat
kalian masing-masing, sesungguhnya aku akan berusaha masuk dan berkata lunak
pada penjaga pintu, mudah-mudahan aku bisa masuk." Setelah itu dia pergi
hingga mendekati pintu (gerbang),
ثُمَّ تَقَنَّعَ بِثَوْبِهِ كَأَنَّهُ يَقْضِي حَاجَةً
وَقَدْ دَخَلَ النَّاسُ فَهَتَفَ بِهِ الْبَوَّابُ يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنْ كُنْتَ
تُرِيدُ أَنْ تَدْخُلَ فَادْخُلْ فَإِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُغْلِقَ الْبَابَ
فَدَخَلْتُ فَكَمَنْتُ
ia menutup kepalanya seolah-olah orang yang sedang buang
hajat. Ketika orang-orang telah masuk, maka penjaga pintu berkata kepadanya, "Wahai
Abdullah, jika kamu ingin masuk, maka masuklah, sesungguhnya aku akan menutup
pintu gerbang." Lalu aku masuk dan bersembunyi
فَلَمَّا دَخَلَ النَّاسُ أَغْلَقَ الْبَابَ ثُمَّ
عَلَّقَ الْأَغَالِيقَ عَلَى وَتَدٍ قَالَ فَقُمْتُ إِلَى الْأَقَالِيدِ
فَأَخَذْتُهَا فَفَتَحْتُ الْبَابَ
Ketika orang-orang telah masuk, pintu gerbang pun ditutup, kemudian
kunci pintu gerbang digantungkan di atas gantungan kunci./ pasak " Abdullah
berkata, "Lalu aku bangun ke tempat mereka meletakkan gantungan kunci, aku
pun megambilnya, dengan cepat aku membuka pintu gerbang.
وَكَانَ أَبُو رَافِعٍ يُسْمَرُ عِنْدَهُ وَكَانَ فِي
عَلَالِيَّ لَهُ فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْهُ أَهْلُ سَمَرِهِ صَعِدْتُ إِلَيْهِ
فَجَعَلْتُ كُلَّمَا فَتَحْتُ بَابًا أَغْلَقْتُ عَلَيَّ مِنْ دَاخِلٍ قُلْتُ إِنْ
الْقَوْمُ نَذِرُوا بِي لَمْ يَخْلُصُوا إِلَيَّ حَتَّى أَقْتُلَهُ فَانْتَهَيْتُ
إِلَيْهِ فَإِذَا هُوَ فِي بَيْتٍ مُظْلِمٍ وَسْطَ عِيَالِهِ لَا أَدْرِي أَيْنَ
هُوَ مِنْ الْبَيْتِ
Sementara itu Abu Rafi' sedang bergadang bersama orang-orang,
yaitu dalam kamar - kamar miliknya . Ketika orang-orang yang bergadang
bersamanya telah pulang, aku langsung naik ke rumahnya, setiap kali aku membuka
pintu, maka aku langsung menutupnya dari dalam, aku berujar, "Jika mereka
tahu aku maka mereka tidak akan menemukanku hingga aku berhasil membunuhnya."
Lalu aku mendapatinya ia berada di tengah keluarganya, yaitu di rumah yang
sangat gelap, sampai aku tidak tahu dimanakah dia berada.
فَقُلْتُ يَا أَبَا رَافِعٍ قَالَ مَنْ هَذَا
فَأَهْوَيْتُ نَحْوَ الصَّوْتِ فَأَضْرِبُهُ ضَرْبَةً بِالسَّيْفِ وَأَنَا دَهِشٌ
فَمَا أَغْنَيْتُ شَيْئًا وَصَاحَ فَخَرَجْتُ مِنْ الْبَيْتِ فَأَمْكُثُ غَيْرَ
بَعِيدٍ ثُمَّ دَخَلْتُ إِلَيْهِ فَقُلْتُ مَا هَذَا الصَّوْتُ يَا أَبَا رَافِعٍ
" Aku pun berseru, "Wahai Abu Rafi'!" dia
berkata, "Siapakah itu?" lalu aku bergerak ke arah suara, dan aku
langsung menebasnya dengan pedang, karena saat itu aku bingung, maka tebasanku
tidak sampai membunuhnya dan ia berteriak . Lalu aku keluar dari rumah dan aku
menunggu dari luar tidak terlalu jauh, kemudian aku masuk menemuinya kembali. Aku
bertanya, "Aku berkata : Suara apa ini wahai Abu Rafi`. '?"
فَقَالَ لِأُمِّكَ الْوَيْلُ إِنَّ رَجُلًا فِي الْبَيْتِ
ضَرَبَنِي قَبْلُ بِالسَّيْفِ قَالَ فَأَضْرِبُهُ ضَرْبَةً أَثْخَنَتْهُ وَلَمْ
أَقْتُلْهُ ثُمَّ وَضَعْتُ ظِبَةَ السَّيْفِ فِي بَطْنِهِ حَتَّى أَخَذَ فِي
ظَهْرِهِ فَعَرَفْتُ أَنِّي قَتَلْتُهُ
dia menjawab, "celaka ibumu! Sungguh, seorang lelaki
masuk ke dalam rumahku dan menebasku dengan pedang." Abdullah berkata, "Kemudian
aku kembali menebasnya hingga ia terluka parah, namun aku belum sempat
membunuhnya, kemudian aku tusukkan pedang ke perutnya hingga tembus ke
punggungnya, setelah itu aku yakin bahwa aku telah membunuhnya.
فَجَعَلْتُ أَفْتَحُ الْأَبْوَابَ بَابًا بَابًا حَتَّى
انْتَهَيْتُ إِلَى دَرَجَةٍ لَهُ فَوَضَعْتُ رِجْلِي وَأَنَا أُرَى أَنِّي قَدْ
انْتَهَيْتُ إِلَى الْأَرْضِ فَوَقَعْتُ فِي لَيْلَةٍ مُقْمِرَةٍ فَانْكَسَرَتْ
سَاقِي فَعَصَبْتُهَا بِعِمَامَةٍ
Kemudian aku membuka pintu – pintu , satu pintu ke pintu yg
lain ( pintu demi pintu) hingga aku sampai ke anak tangga , lalu ku letakkan
kakiku . Ku kira telah sampai ke tanah. Dan pada malam itu aku terjatuh di
malam yang cahaya bulan sangat terang, dan kakiku pun patah, kemudian aku pun
membalutnya dengan kain surbanku
ثُمَّ انْطَلَقْتُ حَتَّى جَلَسْتُ عَلَى الْبَابِ
فَقُلْتُ لَا أَخْرُجُ اللَّيْلَةَ حَتَّى أَعْلَمَ أَقَتَلْتُهُ فَلَمَّا صَاحَ
الدِّيكُ قَامَ النَّاعِي عَلَى السُّورِ فَقَالَ أَنْعَى أَبَا رَافِعٍ تَاجِرَ
أَهْلِ الْحِجَازِ فَانْطَلَقْتُ إِلَى أَصْحَابِي فَقُلْتُ النَّجَاءَ فَقَدْ
قَتَلَ اللَّهُ أَبَا رَافِعٍ فَانْتَهَيْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَدَّثْتُهُ فَقَالَ ابْسُطْ رِجْلَكَ فَبَسَطْتُ رِجْلِي
فَمَسَحَهَا فَكَأَنَّهَا لَمْ أَشْتَكِهَا قَطُّ
. Setelah itu aku pergi perlahan sampai aku duduk di depan
pintu gerbang, aku berkata "Aku tidak akan keluar i sampai aku tahu bila
aku benar-benar telah membunuhnya." Ketika ayam jantan mulai berkokok, seseorang
pembawa berita kematian berdiri dan berkata, "Aku umumkan bahwa Abu Rafi',
saudagar dari Hijaz telah meninggal dunia." Lalu aku menemui sahabat-sahabatku
dan berkata, "Mari kita pergi menyelamatkan diri, karena Allah telah
membunuh Abu Rafi'." Setelah sampai di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam hal itu pun aku beritahukan kepada beliau, lantas beliau pun bersabda:
"Bentangkanlah kakimu." Lalu aku membentangkannya, lalu beliau
mengusapnya, seakan-akan kakiku tidak merasakan sakit."
HR BUKHARI – 3733
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Kalimat yg sdg kita bhs ini adalah kalimat sbb:
فَانْكَسَرَتْ سَاقِي فَعَصَبْتُهَا بِعِمَامَةٍ
dan kakiku pun patah, kemudian aku pun membalutnya dengan
kain surbanku
Jd Abdullah bin Atik ini memakai sorban , lalu di buat balut
kakinya yg patah.
Kita lihat di riwayat Bukhari yg lain dg nomor 3734.
فعَصَبْتُهَا ثُمَّ أَتَيْتُ أَصْحَابِي أَحْجُلُ
Setelah membalut kakiku yang terluka, aku kemudian menemui
para sahabatku dengan kaki sebelah ,
HADIST NO – 3734
Di riwayat Bukhari yg itu Aernyata tidak ada keterangan
sorban yg di buat balut kakinya.
Kita tinjau kembali ke riwayat Bukhari yg lain sbb:
صحيح البخاري (4/ 63)
فَوُثِئَتْ رِجْلِي، فَخَرَجْتُ إِلَى أَصْحَابِي
Lalu memar kaki ku , lalu aku keluar ke sahabat – sahabatku .
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Dlm dua riwayat Bukhari ternyata tdk ada keterangan ttg
sorban yg dibuat untuk kain pembalut. Bahkan ada keterangan saat itu kakinya
tdk patah tp memar saja tanpa ada keterangan di balut.
Blm bisa di pastikan saat itu Abdullah membalut kakinya dg
sorban karena keterangan di hadis Bukhari sendiri kabur dan tdk bisa di
pastikan pembalutan dg sorban.
Bila hadis itu di buat menyatakan bahwa Abdullah saat itu
menggunakan sorban, mk bgmn dg dua hadis Bukhari yg menyatakan tanpa sorban .
Bila hadis itu dibuat pegangan untuk bersorban karena
Abdullah memakainya jg tdk bisa karena hadisnya kacau maknanya.
Cari ilmu agama dg sistim dialog yg ilmiyah ttg buka ketika
adzan Maghrib membatalkan puasa dg penuh persaudaraan di dua grup WA sy .
Mau ikut , hub 08813270751.082225929198 ,081384008118,0 857-8715-4455
0812-4194-6733
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik