Hani` al makhzumi
berkata:
لَمَّا كَانَتِ اللَّيْلَةُ الَّتِي
وُلِدَ فِيْهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِرْتَجَسَ إِيْوَانُ
كِسْرَى ، وَسَقَطَتْ مِنْهُ أَرْبَعَ عَشْرَةَ شُرْفَةً. وَخَمِدَتْ نَارُ فَارِسَ ، وَلَمْ تُخْمَدْ قَبْلَ
ذَلِكَ بِأَلْفِ عَامٍ ،
Pada malam Rasulullah
di lahirkan, maka istana Kisra goncang dan empat belas
balkonnya runtuh dan api persia padam, pada hal seribu tahun sebelumnya tidak pernah padam.
Itulah kisah yang
terdapat dalam diba` yang sering di baca oleh masarakat kita.
DHB Wicaksono
menulis sbb:
Pengantar
Kitab Mawahibul Laduniyyah bil Minah
al-Muhammadaniyyah (Karunia Ilahiah dalam Bentuk Karunia
Muhammadaniyyah) ditulis oleh Imam Ahmad Shihabuddin ibn Muhammad ibn Abu Bakr
al-Qastallani (wafat 923H/1517 M), seorang ahli hadits yang
mengarang syarah Sahih Bukhari (Irsyad as-Sari). Kitab Mawahib karangan beliau
ini adalah kitab yang berisi biografi Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam.
===============================================
===============================================
A’uudzu billahi minasy
syaithanirrajiim
Bismillahirrahmanirrahiim
Wassholatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiyaa-i wal Mursaliin Sayyidina
Muhammadin wa ‘ala aalihi wasahbihi ajma’in
Bismillahirrahmanirrahiim
Wassholatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiyaa-i wal Mursaliin Sayyidina
Muhammadin wa ‘ala aalihi wasahbihi ajma’in
dari
Mawahib al-Laduniyyah bi al-Minah al-Muhammadaniyyah[*]
(Karunia Ilahiah dalam Bentuk Karunia Muhammadaniyyah)
oleh Ahmad Shihab Al Deen Al Qastallani
Mawahib al-Laduniyyah bi al-Minah al-Muhammadaniyyah[*]
(Karunia Ilahiah dalam Bentuk Karunia Muhammadaniyyah)
oleh Ahmad Shihab Al Deen Al Qastallani
Kelahiran Ajaib dari
Muhammad sall-Allahu
‘alayhi wasallam
(bagian 2)
Di antara keajaiban-keajaiban kelahiran Nabi sall-Allahu
‘alayhi wasallam telah diriwayatkan
pula oleh Ya’qub ibn Sufyan, dengan rawi-rawi yang hasan, dalam Fath
Al Bari [1]. Ia berkata bahwa Istana Kisra, kaisar dari Persia berguncang
dan empat belas balkonnya runtuh; air Danau Tiberia menguap habis;
api Persia padam (menurut berbagai riwayat, api ini telah menyala non-
stop selama seribu tahun); dan di Langit keamanan diperketat, dengan
dipenuhi lebih banyak penjaga dan bintang penembak yang mencegah
setan bersembunyi di sana untuk mencuri berita-berita langit.
pula oleh Ya’qub ibn Sufyan, dengan rawi-rawi yang hasan, dalam Fath
Al Bari [1]. Ia berkata bahwa Istana Kisra, kaisar dari Persia berguncang
dan empat belas balkonnya runtuh; air Danau Tiberia menguap habis;
api Persia padam (menurut berbagai riwayat, api ini telah menyala non-
stop selama seribu tahun); dan di Langit keamanan diperketat, dengan
dipenuhi lebih banyak penjaga dan bintang penembak yang mencegah
setan bersembunyi di sana untuk mencuri berita-berita langit.
Menurut suatu riwayat dari Ibn ‘Umar (RA) dan
yang lain, Nabi
Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam dilahirkan dalam keadaan telah terkhitan dan tali
pusarnya telah terputus. Anas (RA) meriwayatkan bahwa Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam
bersabda, “Salah satu dari tanda-tanda kehormatan yang telah
dikaruniakan Tuhanku adalah bahwa aku dilahirkan dalam keadaan
terkhitan, dan tak seorang pun melihat bagian pribadiku.”[1]
Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam dilahirkan dalam keadaan telah terkhitan dan tali
pusarnya telah terputus. Anas (RA) meriwayatkan bahwa Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam
bersabda, “Salah satu dari tanda-tanda kehormatan yang telah
dikaruniakan Tuhanku adalah bahwa aku dilahirkan dalam keadaan
terkhitan, dan tak seorang pun melihat bagian pribadiku.”[1]
Ihsan AM Hasibuan mencantumkan kisah tsb dalam artikelnya " Bukti Kerasulan Nabi Muhammad Saw tanpa komentar sahih, lemah atau hasan[2]. Dan dalam encyplopedi karya tulis Syaikh Muhammad bin Abd Wahab, kisah padam nya api di Persia dan istana raja Kisra goncang juga di cantumkan tanpa komentar derajatnya [3]
Syaikh Athiyah
Salim dari saudia berkata:
Banyak kejadian
ketika Rasulullah di lahirkan, antara
lain istana Kisra terpecah, dan bekas ini tampak sampai sekarang.
Istana Kisra yang terpecah
temboknya. di Al Madain – Baghdad
Dari gambar itu
tampak sekali bagian yang retak tembok istana Kisra.
Uang emas
bergambar Kisra raja persia
Panglima Islam
Sa`ad bin Abu Waqqas ketika masuk Istana
Kisra membaca ayat:
كَمْ تَرَكُوا مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ(25)وَزُرُوعٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ(26)وَنَعْمَةٍ كَانُوا فِيهَا فَاكِهِينَ(27)كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا قَوْمًا ءَاخَرِينَ
Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan,dan
kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah,dan kesenangan-kesenangan yang
mereka meni`matinya,demikianlah. Dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang
lain[1]
Syaikh Athiyah
Salim melanjutkan perkataannya, ketika kami datang ke Mada`in, dan kami datang ke istananya, aku melihat, tahu – tahu
tembok yang retak setinggi sepuluh meter.
Dan Istana sendiri tingginya
20 meter. Tembok bagian bawah lebarnya dua meter dan di bagian atas lebarnya setengah meter.
Saya pikirkan
retak itu, tahu – tahu bagian kebudayaan
di kedutaan Saudi arabia berkata:
Apakah yang kamu cari wahai fulan !
Aku berkata: Aku
ingin tahu arah kiblat – arah Mekkah.
Dia mengisaratkan
kepada tembok yang retak itu.
Saya katakan: Ya,
Allahu akbar.
Dia berkata: Ada
apa ?
Aku berkata:
Retak ini lama, sebab ada hadis yang menyatakan retak tembok itu ketika Rasulullah di lahirkan
Lalu beberapa
pejabat pariwisata di sana
di tanya, kapan hal itu terjadi ?
Mereka berkata: Kita di lahirkan dan retak itu sudah
ada, dan secara historis kami tidak
mengerti. Jadi retak ini
sudah ada di istana itu sampai
sekarang [2].
Doktor Ridwan
Rusydi mencantumkan kisah itu dalam artikelnya " Maulid " [3]
Komentarku (
Mahrus ali ):
Orang – orang baghdad sendiri tidak mengerti tentang sejarah
retaknya bangunan tsb, dan nenek moyang mereka
tidak menceritakan bahwa retak itu
ketika Rasulullah di lahirkan,
bahkan orang yang bertanggung jawab
tentang wisata sendiri tidak mengerti
asal usul dan sejarah retaknya istana itu, lalu bagaimanakah orang Saudi bisa menentukan
bahwa retaknya itu ketika Rasulullah di lahirkan. Pada hal kisah tsb bukan hadis tapi cerita Hani` al mahzumi yang belum tentu benar.
Tentang kapan
retaknya, tidak bisa di katakan ketika Nabi di lahirkan dan itu butuh data yang akurat
dan refrensinya tidak ada untuk masalah itu.
قَالَ ابْنُ عَسَاكِرَ: حَدِيْثٌ غَرِيْبٌ
لاَ نَعْرِفُهُ إِلاَّ مِنْ حَدِيْثِ مَخْزُوْمٍ عَنْ أَبِيْهِ تَفَرَّدَ بِهِ أَبُو
أَيُّوبَ الْبَجَلِي: أَيْ وَمَا تَفَرَّدَ بِهِ لاَ يُحْتَجُّ بِهِ
Ibnu Aasakir
berkata: Hadis nyeleneh kami tidak
mengetahuinya kecuali dari hadis Makhzum dari ayahnya dan
hanya Abu Ayyub al bajali yang
meriwayatkannya Dan ia tidak bisa di
buat hujjah bila sendirian. [4]
Jadi kisah itu tidak valid dan tidak usah di percaya.
Abu Nuaim sendiri
meriwayatkannya tapi kurang percaya
padanya. Beliau memang suka meriwayatkan
hadis – hadis mungkar, bahkan palsu
tanpa komentar di harapkan orang – orang akan mengetahui derajat hadis
dari sanadnya.
Mereka mengeritik
Abu Nuaim dan Ibnu mandah, dan masing – masing di keritik karenanya
Dzahabi
menyatakan: Saya tidak menerima perkataan keduanya, aku tidak tahu dosa besar
karena keduanya meriwayatkan hadis – hadis palsu tanpa komentar. [5]
Bangunan ini
dekat dengan istana Kisra, ia sebagai benteng
lima
puluh km dari Karbela` Ia berada di
barat daya Karbela`. Ia sebelah darat
daya dari Bagdad,
jaraknya sekitar 83 km.
[1]
Ad dukhon 26- 28
[2]
Pelajaran Syaikh Athiyah Salim hal 11/26
[4]
Majalah al manar m 861/8
[5]
Majalah al manar m 861/8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik