SURYA Online, SURABAYA - Ribuan siswa mulai berebut kursi Rintisan Sekolah
Berstandar Internasional (RSBI) di Surabaya Selasa (26/6/2012) pagi ini. Selama
dua hari hingga Rabu (27/6/2012) besok, mereka akan mengikuti tes masuk di
sekolah bergengsi ini.
Tidak seperti daerah lain yang memberlakukan biaya mahal untuk RSBI, Surabaya menggratiskan sekolah ini. Baik biaya investasi maupun operasional pendidikan di sekolah ini nol rupiah. Kecuali biaya personal (pribadi siswa) harus mencukupi sendiri untuk kebutuhan buku dan alat tulis lain.
Tercatat 8.196 peserta akan mengikuti tes masuk. Mereka akan berebut kursi sebanyak 1.976 kursi. Kursi ini untuk SMP dan SMA RSBI. Ada tiga SMP RSBI di Surabaya, yakni SMPN 1, SMPN 6, dan SMPN 26. Masing-masing pagu mereka adalah 342 dan 266.
Sementara lima RSBI yang akan menjadi rebutan ribuan siswa adalah SMAN 1 (pagu 190), SMAN 2 (342), SMAN 5 (342), SMAN 13 (152), SMAN 15 (418), SMAN 19 (152), SMAN 20 (152) dan SMAN 21 (228).
"Tahun ini kita menambah pagu untuk setiap sekolah RSBI. Bahkan SMAN 15 menambah satu kelas. Satu kelas RSBI berisi 38 siswa," terang Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Ikhsan.
Tidak seperti daerah lain yang memberlakukan biaya mahal untuk RSBI, Surabaya menggratiskan sekolah ini. Baik biaya investasi maupun operasional pendidikan di sekolah ini nol rupiah. Kecuali biaya personal (pribadi siswa) harus mencukupi sendiri untuk kebutuhan buku dan alat tulis lain.
Tercatat 8.196 peserta akan mengikuti tes masuk. Mereka akan berebut kursi sebanyak 1.976 kursi. Kursi ini untuk SMP dan SMA RSBI. Ada tiga SMP RSBI di Surabaya, yakni SMPN 1, SMPN 6, dan SMPN 26. Masing-masing pagu mereka adalah 342 dan 266.
Sementara lima RSBI yang akan menjadi rebutan ribuan siswa adalah SMAN 1 (pagu 190), SMAN 2 (342), SMAN 5 (342), SMAN 13 (152), SMAN 15 (418), SMAN 19 (152), SMAN 20 (152) dan SMAN 21 (228).
"Tahun ini kita menambah pagu untuk setiap sekolah RSBI. Bahkan SMAN 15 menambah satu kelas. Satu kelas RSBI berisi 38 siswa," terang Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Ikhsan.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Sekolah
RSBI itu saya kira sekolah Islami, tahu – tahu gaya yang di ikutinya adalah sekolah kufri –
sekolah bergaya kafir la`natullah alaih. Aneh untuk mendapat laknat Allah ,
orang – orang berebutan, sama dengan berebutan untuk menyenangkan setan,
membencikan Allah. Mereka gembira di
terima dalam sekolah tersebut, mestinya seorang muslim akan sedih karenanya. Bahklan
menghindario sekolah semacam itu yang
menginjak – injak ajaran agama Islam
dan menjunjung tinggi ajaran pluralisme yang kufur. Sekolah campur baur
antara lelaki dan perempuan, aurat wanita yang mestinya di tutu, malah di suruh
seragam sekolah yang intinya sama dengan ayo berdisiplin dalam durhaka kepada
Allah untuk taat kepada setan manusia atau jin. Saya ingat ayat ini:
وَتَرَى كَثِيراً مِّنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي الإِثْمِ
وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ لَبِئْسَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ ﴿٦٢﴾
062. Dan kamu akan melihat kebanyakan dari
mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang
haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu. Al Maidah
ini bukan negara islam, tp Negara Kesatuan RI, berdakwah sambil ngopi aja bisa masak berdakwah lewat sekolah ndak bisa....
BalasHapus