Jaelanifernando@yahoo.co.id
Imam gozali dalam sehari_hari tidak pernah melupakan kewajibannya
didalam membaca aurad.dari sebab itu beliau mencapai derajat yang sangat
tinggi,bukan hanya dikalangan umat islam akan tetapi orang2 diluar islampun
menghormatinya.beliau sangat dihormati dan disegani.
AURAD YANG BELIAU BACA ITU IALAH.
(1).Pada hari jum’at membaca= Yaa Alloh 1000x.(2).hari sabtu” laa
ilaaha illalloh 1000x.(3).hari ahad”YAA HAYYU YAA QOYYUM 1000x.(4).hari senin”
laa haula wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim 1000x.(5)hari selasa”
shollallohu ‘ala muhammad 1000x.(6).hari rabu” astagfirulloohal ‘azhiim
1000x.(7).hari kamis” subhanalloohil ‘azhiimi wa bi hamdihi 1000x.
KETERANGAN: Sebaiknya para sadulur jangan melupakan untuk melupakan waktu membaca aurad-aurad dalam usaha mendekatkan diri kepada Alloh.Terutama mengamalkan aurad imam gozali yang sudah tersohor faedahnya itu.yaitu untuk mencapai derajat yang mulia disisi Alloh.karena itu untuk keseimbangan batin kita untuk mendekatkan diri kepada alloh dan menanamkan ketenangan batin kita selama menuntut ilmu batin supaya lebih fokus dan yakin
معهد دار العلوم فدع مكيئ
Komentarku
( Mahrus ali ):
سُئِلَ
عَنْ " إحْيَاءِ عُلُومِ الدِّينِ " و " قُوتِ الْقُلُوبِ "
إلَخْ
الْجَوَابُ
. فَأَجَابَ
: أَمَّا ( كِتَابُ قُوتِ الْقُلُوبِ ) و ( كِتَابُ اْلإِحْيَاءِ ) تَبَعٌ لَهُ
فِيمَا يَذْكُرُهُ مِنْ أَعْمَالِ الْقُلُوبِ : مِثْلَ الصَّبْرِ وَالشُّكْرِ
وَالْحُبِّ وَالتَّوَكُّلِ وَالتَّوْحِيدِ وَنَحْوِ ذَلِكَ . وَأَبُو طَالِبٍ
أَعْلَمُ بِالْحَدِيثِ ، وَاْلأَثَرِ وَكَلاَمِ أَهْلِ عُلُومِ الْقُلُوبِ مِنْ
الصُّوفِيَّةِ وَغَيْرِهِمْ مِنْ أَبِي حَامِدٍ الْغَزَالِيِّ وَكَلاَمُهُ أَسَدُّ
وَأَجْوَدُ تَحْقِيقًا وَأَبْعَدُ عَنْ الْبِدْعَةِ مَعَ أَنَّ فِي " قُوتِ
الْقُلُوبِ " أَحَادِيثَ ضَعِيفَةً وَمَوْضُوعَةً وَأَشْيَاءَ كَثِيرَةً
مَرْدُودَةً . وَأَمَّا مَا فِي ( اْلإِحْيَاءِ ) مِنْ الْكَلاَمِ فِي "
الْمُهْلِكَاتِ " مِثْلُ الْكَلاَمِ عَلَى الْكِبْرِ وَالْعُجْبِ وَالرِّيَاءِ
وَالْحَسَدِ وَنَحْوِ ذَلِكَ فَغَالِبُهُ مَنْقُولٌ مِنْ كَلاَمِ الْحَارِثِ
الْمُحَاسَبِيِّ فِي الرِّعَايَةِ وَمِنْهُ مَا هُوَ مَقْبُولٌ وَمِنْهُ مَا هُوَ
مَرْدُودٌ وَمِنْهُ مَا هُوَ مُتَنَازَعٌ فِيهِ . و " اْلإِحْيَاءُ "
فِيهِ فَوَائِدُ كَثِيرَةٌ ؛ لَكِنْ فِيهِ مَوَادُّ مَذْمُومَةٌ فَإِنَّهُ فِيهِ
مَوَادُّ فَاسِدَةٌ مِنْ كَلاَمِ الْفَلاَسِفَةِ تَتَعَلَّقُ بِالتَّوْحِيدِ
وَالنُّبُوَّةِ وَالْمَعَادِ فَإِذَا ذَكَرَ مَعَارِفَ الصُّوفِيَّةِ كَانَ
بِمَنْزِلَةِ مَنْ أَخَذَ عَدُوًّا لِلْمُسْلِمِينَ أَلْبَسَهُ ثِيَابَ
الْمُسْلِمِينَ . وَقَدْ أَنْكَرَ أَئِمَّةُ الدِّينِ عَلَى " أَبِي حَامِدٍ
" هَذَا فِي كُتُبِهِ . وَقَالُوا : مَرَّضَهُ " الشِّفَاءُ "
يَعْنِي شِفَاءَ ابْنِ سِينَا فِي الْفَلْسَفَةِ . وَفِيهِ أَحَادِيثُ وَآثَارٌ
ضَعِيفَةٌ ؛ بَلْ مَوْضُوعَةٌ كَثِيرَةٌ . وَفِيهِ أَشْيَاءُ مِنْ أَغَالِيطِ
الصُّوفِيَّةِ وَتُرَّهَاتِهِمْ . وَفِيهِ مَعَ ذَلِكَ مِنْ كَلاَمِ الْمَشَايِخِ
الصُّوفِيَّةِ الْعَارِفِينَ الْمُسْتَقِيمِينَ فِي أَعْمَالِ الْقُلُوبِ
الْمُوَافِقِ لِلْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ ، وَمِنْ غَيْرِ ذَلِكَ مِنْ الْعِبَادَاتِ
وَاْلأَدَبِ مَا هُوَ مُوَافِقٌ لِلْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ مَا هُوَ أَكْثَرُ
مِمَّا يَرِدُ مِنْهُ فَلِهَذَا اخْتَلَفَ فِيهِ اجْتِهَادُ النَّاسِ
وَتَنَازَعُوا فِيهِ .
Ibnu taimiyah pernah di tanya tentang
kitab Ihya` ulumid din dan Qutil qulub, lalu beliau menjawab :
Kitab qutul qulub dan Ihya` itu mirip
dalam hal yang berkenaan dengan aktivitas hati seperti sabar, syukur, cinta,
tawakkal, tauhid dll. Abu Thalib pengarang Qutul qulub lebih mengetahui tentang
hadis, atsar dan perkataan ahli hati dari ahli tasawuf dan lainnya seperti Abu
hamid al Ghozali. Perkataan beliau benar, lebih teliti dan terhindar dari
bid`ah
Namun dalam kitab Qutul qulub terdapat
banyak hadis lemah, palsu dan banyak persoalan yang tertolak. Untuk Ihya`dalam
hal pembicaraan hal yang membinasakan seperti congkak, riya`, hasud dan lainnya,
kebanyakan di kutip perkataan Al haris al Muhasibi dalam kitab Arri`ayah.
Keterangan Ghozali di dalamnya ada yang tertolak, hilaf atau di terima, Juga ada banyak positifnya, juga
ada yang tercela – beberapa masalah
yang rusak dari perkataan ahli
falsafah yang berkaitan dengan tauhid,
nubuwah dan hari akhir. Bila dia menyebut pengetahuan ahli tasawuf seolah
mengambil ilmu dari musuh untuk
kaum muslimin yang di beri pakaian
Islam.
Sungguh banyak para imam yang ingkar
kepada Abu hamid dalam kitab – kitabnya, lalu mereka bilang : Dia sakit karena
kitab As syifa`, ya`ni syifa Ibnu Sina
dalam falsafah.
Dalam kitab Ihya `juga banyak hadis lemah,
bahkan banyak yang palsu, juga banyak kekeliruan ahli tasawuf dan kebohongan
mereka Juga ada perkataan guru sufiyah yang arif dan lurus dalam hal amaliyah
hati yang cocok dengan al Quran dan hadis. Begitu juga ibadah dan adab yang
cocok dengan kitab dan sunnah. Karena itu, banyak ulama yang hilaf tentang
Ihya`.
Ibnu taimiyah menyatakan lagi :
كَأَبِي
الْمَعَالِي وَأَبِي حَامِدٍ الْغَزَالِيِّ وَابْنِ الْخَطِيبِ وَأَمْثَالِهِمْ
مِمَّنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ مِنْ الْمَعْرِفَةِ بِالْحَدِيثِ مَا يُعَدُّونَ بِهِ
مِنْ عَوَامِّ أَهْلِ الصِّنَاعَةِ فَضْلاً عَنْ خَوَاصِّهَا وَلَمْ يَكُنْ
الْوَاحِدُ مِنْ هَؤُلاَءِ يَعْرِفُ الْبُخَارِيَّ وَمُسْلِمًا وَأَحَادِيثَهُمَا
إلاَّ بِالسَّمَاعِ كَمَا يَذْكُرُ ذَلِكَ الْعَامَّةُ وَلاَ يُمَيِّزُونَ بَيْنَ الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ
الْمُتَوَاتِرِ عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ
بِالْحَدِيثِ وَبَيْنَ الْحَدِيثِ الْمُفْتَرَى الْمَكْذُوبِ وَكُتُبُهُمْ
أَصْدَقُ شَاهِدٍ بِذَلِكَ فَفِيهَا عَجَائِبُ .
Seperti Abul Ma`ali , Abu Hamid Al
Ghozali, Ibnul Khathib dan sesamanya, termasuk orang – orang yang tidak punya pengetahuan tentang hadis yang
bisa dianggap sebagai orang – orang awam ahli hadis, apalagi termasuk orang
yang sepesialis dalam hal itu. Seorangpun dari mereka tidak mengetahui Imam
Bukhori, Muslim dan hadis – hadisnya kecuali hanya sekedar mendengar
sebagaimana orang awam lainnya. Mereka
tidak bisa memisahkan antara hadis sahih mutawatir menurut ahli hadis dan hadis
yang di buat – buat – hadis bohong. Kitab – kitab karyanya sebagai bukti hal
itu. Dan di dalamnya banyak kisah – kisah yang nyeleneh
Komentarku
( Mahrus ali ):
Saya jarang sekali baca kitab Ihya` dan
saya kurang senang kepadanya, boleh di kata, tidak suka karena di dalamnya banyak kekeliruan, penyimpangan sekalipun ada
juga yang lurus. Saya tinggalkan, karena saya tidak mau mencampur aduk antara
kebenaran dan kebatilan. Allah berfirman:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا
الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ(42)
Dan janganlah kamu campur
adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak
itu, sedang kamu mengetahui.[1]