Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Jumat, 12 April 2013

Agus Sunyoto: Sejarah Selawat Badar Dipelintir

Jakarta, NU Online
Sejarah Selawat Badar dalam tayangan televisi sudah dipelintir. Pihak pengelola media komersial sudah mengabaikan hak warga dalam menerima kebenaran informasi-informasi yang ditayangkan terutama perihal keagamaan. Karena, urusan agama ini sangat sakral.


Demikian dikatakan oleh Wakil Ketua Pimpinan Pusat Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (PP LESBUMI) Agus Sunyoto kepada NU Online, di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarta Pusat, Jumat (12/4) pagi.

“Selawat Badar diciptakan pertama kali di tahun 1960an. Ini namanya pembodohan!” kata Agus Sunyoto dengan geram setelah menyaksikan tayangan program Khazanah di stasiun Trans 7 pagi ini.
Dalam tayangan program itu, lanjut Agus Sunyoto, sebuah narasi berkata bahwa seorang kiai dalam mimpinya berjumpa dengan habib berjubah hijau yang tengah mengumandangkan Selawat Badar. Sementara istri sang kiai dalam mimpinya bertemu dengan Rasulullah SAW.
Setelah terjaga, kiai itu mendatangi seorang habib yang memiliki pandangan ghaib. Habib itu mengakui mimpi kiai dan istrinya, sambung Agus Sunyoto. Karenanya, Selawat Badar yang diimpikan kiai itu perlu diamalkan untuk mengobarkan semangat umat Islam dalam mengatasi propaganda-propaganda Partai Komunis Indonesia (PKI). Padahal Selawat Badar sudah dikumandangkan umat Islam sejak ratusan tahun silam.
Konten tayangan seperti itu memang tidak digarap dengan serius. Pengelola media komersial, memang tidak memperhatikan validitas konten tayangan. Mereka hanya berpikir tayangan itu menarik pemirsa, tegas Agus Sunyoto.
Agus mengatakan, penanggung jawab redaksi tayangan itu harus ditegur karena keabaiannya. 
Karenanya, warga NU, umumnya umat Islam perlu mewaspadai nilai-nilai keislaman termasuk pemutarbalikan sejarah Islam yang ditayangkan di stasiun televisi. Karena, kebenaran nilai-nilai keislaman yang ditayangkan di dalamnya tidak sesuai dengan sejarah Islam yang sebenarnya, tandas Agus Sunyoto sambil pamit meninggalkan Jakarta menuju kediamannya di Malang.

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Komentarku ( Mahrus ali ) :


Tidak semua pernyataan Bapak Agus Sunyoto itu benar,ada kesalahannya. Untuk mengetahui sejarah shalawat Badar, klik disini:
http://mantankyainu.blogspot.com/
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dengan baik