Demak, NU Online
Sebagai lembaga pendidikan, pesantren merupakan lembaga tertua yang dimiliki Nahdlatul Ulama, ia sebagai pencetak kader bangsa dan merupakan gudangnya ilmu pengetahuan dan ilmu agama sejak zaman penjajahan hingga Indonesia merdeka seperti sekarang,
“Pesantren itu lembaga paling tua dalam pencetak kader akhlaq anak bangsa mulai merebut kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan.”
Demikian disampaiakan Katib Syuriyah PBNU KH Muhammad Musthofa Aqil dari Kempek Cirebon Jawa Barat pada acara haflah khotmil Qur’an dan haul akbar KH Raden Muhammad bin Syech Mafduz At - Tarmasie di pesantren Busytanu Usyaqil Qur’an Betengan Demak Jl.Sunan Kalijaga no.35 Betengan Demak 59511, Sabtu (13/4).
Pengasuh pesantren Al-Gadzier Kempek Cirebon tersebut lebih lanjut menandaskan bangsa Indonesia sudah sewajarnya berterima kasih dengan pesantren dan pengelola yang masih mempertahankan sistem pendidikan Ahlussunnah wal Jamaah yang selalu berpedoman dengan Al Qur’an, sunnah Rasul serta salah satu imam empat sebagai acuan beraqidah sebagai pedoman orang orang NU
“Bangsa Indonesia dan umat muslim secara keseluruhan harus bersyukur masih ada pesantren masih ada Alqur’an masih ada NU,” tandas kiai Musthofa Aqil.
Pesantren dan NU merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan sejak berdirinya lembaga ini dan munculnya organisasi Aswaja tersebut dan jikalau ditengok dengan lahirnya para syuhada atau pejuang kemerdekaan banyak lahir dari pesantren di seluruh tanah air
“Kalau tidak ada pesantren dan NU maka rusak tatanan hidup bangsa ini, bahkan mungkin Indonesia belum merdeka,” tambahnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : A.Shiddiq Sugiarto
Sebagai lembaga pendidikan, pesantren merupakan lembaga tertua yang dimiliki Nahdlatul Ulama, ia sebagai pencetak kader bangsa dan merupakan gudangnya ilmu pengetahuan dan ilmu agama sejak zaman penjajahan hingga Indonesia merdeka seperti sekarang,
“Pesantren itu lembaga paling tua dalam pencetak kader akhlaq anak bangsa mulai merebut kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan.”
Demikian disampaiakan Katib Syuriyah PBNU KH Muhammad Musthofa Aqil dari Kempek Cirebon Jawa Barat pada acara haflah khotmil Qur’an dan haul akbar KH Raden Muhammad bin Syech Mafduz At - Tarmasie di pesantren Busytanu Usyaqil Qur’an Betengan Demak Jl.Sunan Kalijaga no.35 Betengan Demak 59511, Sabtu (13/4).
Pengasuh pesantren Al-Gadzier Kempek Cirebon tersebut lebih lanjut menandaskan bangsa Indonesia sudah sewajarnya berterima kasih dengan pesantren dan pengelola yang masih mempertahankan sistem pendidikan Ahlussunnah wal Jamaah yang selalu berpedoman dengan Al Qur’an, sunnah Rasul serta salah satu imam empat sebagai acuan beraqidah sebagai pedoman orang orang NU
“Bangsa Indonesia dan umat muslim secara keseluruhan harus bersyukur masih ada pesantren masih ada Alqur’an masih ada NU,” tandas kiai Musthofa Aqil.
Pesantren dan NU merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan sejak berdirinya lembaga ini dan munculnya organisasi Aswaja tersebut dan jikalau ditengok dengan lahirnya para syuhada atau pejuang kemerdekaan banyak lahir dari pesantren di seluruh tanah air
“Kalau tidak ada pesantren dan NU maka rusak tatanan hidup bangsa ini, bahkan mungkin Indonesia belum merdeka,” tambahnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : A.Shiddiq Sugiarto
Komentarku
( Mahrus ali):
Kebanyakan pesantren di Indonesia
adalah pesantren ahli bid`ah bukan pesantren ahlis sunnah, selalu pakai madzhab
Syafii, bukan langsung mengacu kepada al Quran dan hadis. Dan anda tahu pendiri
madzhab sendiri melarang kepada manusia untuk mengikuti madzhab atas nama
dirinya. Bermadzhab menurut kami adalah melanggar ayat ini:
وَلَا
تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ
كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui dalilnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya. ( Al isra` 36 ).
Ingin tahu bermadzhab haram klik
disini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik