Oleh: Fatimah Azzahra
(Arrahmah.com) – Stres, pusing,
inilah beberapa hal yang dialami oleh siswa siswi yang mengikuti UN tahun ini. Mereka
menyibukkan diri dengan belajar, dan mengerjakan latihan-latihan soal. Di
tengah-tengah kesibukkan ini, ada peserta UN yang harus menanggung ‘beban’ lain,
hamil. Di Surabaya, jumlah peserta UN yang hamil mengingkat 100 persen
dibandingkan tahun kemarin. Tahun lalu tercatat ada tiga siswi hamil, kali ini
jumlahnya mencapai tujuh orang. Ketujuh orang siswi ini duduk di bangku SMP dan
SMA yang memiliki umur kandungan antara tiga sampai enam bulan (okezone.com, 01/04/2013).
Jumlah ini yang tercatat melapor, bagaimana dengan yang tidak melapor? Fenomena
ini sudah seperti fenomena gunung es, hanya sedikit yang terungkap.
Mengapa hal ini bisa terjadi, bahkan lebih parah dari tahun yang
lalu? Ketua Hotline Pendidikan Jawa Timur, Isa Ansori menjelaskan, berdasarkan
hasil survei Hotline Pendidikan Jatim bersama Yayasan Embun Surabaya (YES) dan
Lembaga Perlindungan Anak Jatim ke sekolah-sekolah serta Telepon Sahabat Anak (Tesa),
lebih dari 450 pelajar di Surabaya, sebanyak 16 persen mengaku pernah
berhubungan seks (detik.com, 01/04/2013). Tak heran jika jumlah siswi hamil pun
meningkat.
Sistem pendidikan Indonesia yang
sudah sekian kali mengalami proses bongkar pasang, tambal sulam, ternyata
menghasilkan individu yang seperti ini. Bukannya perbaikan yang ada, malah
keadaannya bertambah parah. Ini terjadi karena di tengah sulit dan rumitnya
proses perbaikan sistem pendidikan, pemerintah tetap menerapkan sistem yang
memisahkan antara agama dengan kehidupan. Sistem demokrasi yang mengusung ide
kebebasan; kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan kepemilikan, dan
kebebasan bertingkah laku. Dari dasar kebebasan dalam demokrasi ini menimbulkan
mindset bebas dalam diri masyarakat Indonesia, termasuk para pelajar. Mereka
merasa bebas untuk melakukan apapun tanpa memperhatikan koridor norma, bahkan
agama.
Pengacuhan terhadap norma
yang berlaku, bahkan aturan agama ini terjadi karena sistem yang diterapkan
sekarang tidak memupuk keimanan dan ketakwaan masyarakatnya. Yang ada justru
pemisahan agama dari kehidupan, menjauhkan nilai-nilai agama dari kehidupan. Ide-ide
kebebasan demokrasi telah menggiring generas di negeri ini ke dalam jurang
kenistaan. Demokrasi telah menciptakan iklim kondusif bagi pergaulan bebas. Hal ini disebabkan karena demokrasi
memberikan hak kepada manusia untuk membuat aturan kehidupan sesuai dengan akal
dan hawa nafsu manusia, dan mengabaikan aturan Allah dan Rasul-Nya. Investasi
dosa yang sungguh luar biasa.
Lantas bagaimana agar
fenomena yang membuat hati miris ini tidak terjadi lagi? Setelah mengetahui dan
memahami bahwa penyabab kerusakan ini adalah dengan adanya penerapan sistem
Demokrasi Sekuler yang merupakan buatan manusia. Maka, sudah saatnya kita kembali kepada sistem buatan Allah , Sang
Pencipta kita, karena hanya Ia lah yang tahu apa yang terbaik untuk kita. Islam,
hadir di tengah-tengah kita tidak hanya sebagai agama yang mengatur hubungan
manusia dengan dirinya, juga dengan Tuhannya, melainkan juga mengatur hubungan
manusia dengan manusia lainnya.,
Islam mewajibkan pemerintah
untuk memupuk keimanan dan ketakwaan masyarakatnya. Hal ini membuat kurikulum
pendidikan pun dibuat untuk memenuhi kewajiban tersebut. Anak-anak seumuran TK
dan SD mendapatkan materi aqidah dan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Hal
ini sebagai bentuk penanaman akar aqidah yang kokoh dalam setiap masyarakat. Di
tingkat SMP, SMA, Perguruan Tinggi Negeri, pelajar mulai dikenalkan dengan ilmu
terapan, pengaplikasiannya, mendebat tsaqofah asing, dengan terus dikuatkan
tsaqofah Islamnya. Sehingga jika ada pengetahuan atau ilmu yang tidak sesuai
dengan Islam, seperti kebebasan bertingkah laku, pergaulan bebas, mereka sudah
tahu apa hukum perbuatan tersebut dalam Islam. Dalam Islam, setiap perbuatan
manusia terikat dengan hukum syara’ yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah. Pergaulan
bebas yang merebak kini merupakan dampak tidak dilaksanakannya hukum Islam, salah
satunya ayat yang melarang kaum Muslim untuk mendekati perbuatan zina.
Islam bukan sekedar teori
tanpa praktek. Keberhasilannya sudah terbukti selama 13 abad, mulai dari tahun 623
– 1924 Masehi. Mari selamatkan adik-adik kita, anak-anak kita, cucu-cucu kita, saudara
kita, teman kita, generasi penerus bangsa ini dengan memperjuangkan kembali
penerapan Islam sebagai sistem dalam naungan negara, Daulah Khilafah islamiyah.
Wallahu’alam bish shawab.
Komentarku ( Mahrus
ali):
Kalau melihat banyak kalangan
siswa yang mentalnya rusak karena diprogram begitu oleh kafirin, Yahudi ,
kristen dan sekuler. Program ini telah diketahui oleh kalangan orang yang komitmen dengan al Quran dan
hadis, tapi apa daya mereka dengan begitu kuatnya menekan keadaan untuk
mengurangi ajaran agama di jam pelajaran sekolah umum. Ini pangkal
kerusakan dan bukan yang terahir. Mereka ingin mengkafirkan kaum muslimin via
pendidikan, merusak tata cara pergaulan Islami di ganti dengan cara gaul orang – orang kafir. Ingat saja
ayat;
وَدُّوا
لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً فَلَا تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ
أَوْلِيَاءَ حَتَّى يُهَاجِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Mereka ingin supaya
kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi
sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong
(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Nisa` 89
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ
خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ
وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di
luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan
bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari
mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh
telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.Ali imran
118
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik