Sumenep, NU Online
Ustadz H. Moh. Badar bin Umar Bachabazy sosok yang gigih dan tangguh dalam memperjuangkan pendidikan dan dakwah. Beberapa bulan terakhir, sekalipun jantungnya sudah tidak lagi berfungsi normal dan sering sakit-sakitan, aktivitas mengajar dan dakwah tak pernah surut.
Demikian disampaikan A'wan PCNU Sumenep H. Moh. Kadarisman dan Wakil Rais Syuriah PCNU Sumenep K. Chairul Anam secara terpisah di Sumenep kepada NU Online, Sabtu (17/11) pagi.
“Ustadz Badar kiai tangguh (dalam) memperjuangkan penyelenggaraan pendidikan dan dakwah,” kata K. Chairul Anam.
Sudah agak lama Ustadz Badar, sapaan akrabnya, menderita serangan jantung, dan belakangan ini penyakitnya semakin kompleks; menderita tekanan darah tinggi dan ganun sudah sakit-sakitan, Ustadz Badar masih tetap tiap hari mengajar. Beliau punggung Yayasan Pendidikan Al Wataniyah,” tutur H. Moh. Kadarisman.
Meligguan liver. Namun, tetap semangat dalam menjalankan aktivitas dakwah di Nahdlatul Ulama Sumenep dan mengajar di Yayasan Lembaga Pendidikan Al Fahriyah Al Wathaniyah. Bahkan, tiap minggu masih sempat memberi mata kuliah kepada mahasiswa Darul Lughah wa Dakwah, Bangil, di tengah kepadatan aktifitasnya.
“Sekaliphat kepadatan aktivitas Ustadz Badar, orang yang hanya bertemu sekilas dan tidak begitu akrab tak akan pernah menyangka ulama yang disegani tersebut menderita serangan jantung, darah tinggi dan gangguan liver.
“Saya sendiri baru tahu karna tidak sangat akrab dengan beliau. Aktifitas kesehariannya seperti orang sehat pada umumnya,” lanjut K. Chairul Anam.
Sejak hari Kamis, 15 November 2012 kemaren, serangan liver yang dideritanya semakin parah sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. Sebelum dirujuk ke rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya dan menghembuskan nafas terakhir, Ustadz Badar sempat dirawat di klinik Farhan, Sumenep.
Pengobatan di klinik Farhan tampaknya tidak mempengaruhi penyakit yang dideritanya. Jumat 16 November 2012 malam, sekitar pukul 18.00 Wib, ia sempat tidak sadarkan diri. Tim medis angkat tangan dan menyarankan dirujuk ke rumah sakit Dr. Soetomo, Surabaya. Pukul 22.30 Ustadz Badar berangkat dirujuk ke rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya.
Sabtu 17 November 2012 dini hari, sekitar pukul 1.30 Wib, Ustadz H. Moh. Badar bin Umar Bachabazy menghembuskan nafas terakhir di UGD Dr. Soetomo, Surabaya. Pukul 7.00 Wib jasad janazah sudah tiba di kediamannya, Jl. Lontar Pabian Sumenep. Janazah akan dimakamkan pukul 15.30 Wib hari itu juga.
Keluarga yang ditinggal, Ny. Khoiriyah (istri), dan enam anak; Moh Hamdi, Abbaas, Zufar, Ali, Ahmadun Nabiyya, Nasyim.
Jabatan aktivitas terakhir sebelum ia wafat, Wakil Rais PCNU Sumenep, Direktur Radio NUSA FM, Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Al Fahriyah Al Wataniyah, Dosen Darul Lughah wa Dakwah, Bangil, dan pengurus salah satu partai politik di Sumenep.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: M. Kamil Akhyari
Ustadz H. Moh. Badar bin Umar Bachabazy sosok yang gigih dan tangguh dalam memperjuangkan pendidikan dan dakwah. Beberapa bulan terakhir, sekalipun jantungnya sudah tidak lagi berfungsi normal dan sering sakit-sakitan, aktivitas mengajar dan dakwah tak pernah surut.
Demikian disampaikan A'wan PCNU Sumenep H. Moh. Kadarisman dan Wakil Rais Syuriah PCNU Sumenep K. Chairul Anam secara terpisah di Sumenep kepada NU Online, Sabtu (17/11) pagi.
“Ustadz Badar kiai tangguh (dalam) memperjuangkan penyelenggaraan pendidikan dan dakwah,” kata K. Chairul Anam.
Sudah agak lama Ustadz Badar, sapaan akrabnya, menderita serangan jantung, dan belakangan ini penyakitnya semakin kompleks; menderita tekanan darah tinggi dan ganun sudah sakit-sakitan, Ustadz Badar masih tetap tiap hari mengajar. Beliau punggung Yayasan Pendidikan Al Wataniyah,” tutur H. Moh. Kadarisman.
Meligguan liver. Namun, tetap semangat dalam menjalankan aktivitas dakwah di Nahdlatul Ulama Sumenep dan mengajar di Yayasan Lembaga Pendidikan Al Fahriyah Al Wathaniyah. Bahkan, tiap minggu masih sempat memberi mata kuliah kepada mahasiswa Darul Lughah wa Dakwah, Bangil, di tengah kepadatan aktifitasnya.
“Sekaliphat kepadatan aktivitas Ustadz Badar, orang yang hanya bertemu sekilas dan tidak begitu akrab tak akan pernah menyangka ulama yang disegani tersebut menderita serangan jantung, darah tinggi dan gangguan liver.
“Saya sendiri baru tahu karna tidak sangat akrab dengan beliau. Aktifitas kesehariannya seperti orang sehat pada umumnya,” lanjut K. Chairul Anam.
Sejak hari Kamis, 15 November 2012 kemaren, serangan liver yang dideritanya semakin parah sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. Sebelum dirujuk ke rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya dan menghembuskan nafas terakhir, Ustadz Badar sempat dirawat di klinik Farhan, Sumenep.
Pengobatan di klinik Farhan tampaknya tidak mempengaruhi penyakit yang dideritanya. Jumat 16 November 2012 malam, sekitar pukul 18.00 Wib, ia sempat tidak sadarkan diri. Tim medis angkat tangan dan menyarankan dirujuk ke rumah sakit Dr. Soetomo, Surabaya. Pukul 22.30 Ustadz Badar berangkat dirujuk ke rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya.
Sabtu 17 November 2012 dini hari, sekitar pukul 1.30 Wib, Ustadz H. Moh. Badar bin Umar Bachabazy menghembuskan nafas terakhir di UGD Dr. Soetomo, Surabaya. Pukul 7.00 Wib jasad janazah sudah tiba di kediamannya, Jl. Lontar Pabian Sumenep. Janazah akan dimakamkan pukul 15.30 Wib hari itu juga.
Keluarga yang ditinggal, Ny. Khoiriyah (istri), dan enam anak; Moh Hamdi, Abbaas, Zufar, Ali, Ahmadun Nabiyya, Nasyim.
Jabatan aktivitas terakhir sebelum ia wafat, Wakil Rais PCNU Sumenep, Direktur Radio NUSA FM, Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Al Fahriyah Al Wataniyah, Dosen Darul Lughah wa Dakwah, Bangil, dan pengurus salah satu partai politik di Sumenep.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: M. Kamil Akhyari
Komentarku
( Mahrus ali):
Saya sarankan kepada Ihkwan atau Akhowat dan saya
tidak diam saja. Jangan sampai menjadi ahli bid`ah ketika mati atau
memperjuangkan kebid`ahan ketika hidupnya. Tegakkan sunnah dan runtuhkan
bid`ah. Pindahlah menjadi ahlis sunnah tulen bukan ngaku ahlis sunnah,
hakikatnya ahli bid`ah. Nanti baik di dunia, lalu jelek di akhirat. Ngaku
pulang ke rahmatullah, hakikatnya ke
laknatullah. Saran saya ini saya sampaikan karena kasihan kepadamu, bukan benci
kepadamu atau tidak suka. Saya ingin menyampaikan peringatan sebelum mati,
untuk apa peringatan di sampaikan setelah mati. Saya tidak menasehati orang
yang sudah mati, tapi kepada orang yang masih hidup.
Saya sarankan kepada ikhwan dan akhowat yang
mengalami penyakit apapun tidak usah dirujuk ke rumah sakit, karena
perobatannya penuh dengan keharaman dan subhat, sunyi dari keduanya.. Banyak
campuran babi, glatin babi, dan anggota tubuh bagian dalam dari hewan – hewan
haram.Sedikit sekali perobatan yang bersih dan halal. Ini sudah populer, bukan unik lagi. Ingatlah
ayat:
وَتَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي
اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ لَبِئْسَ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang
Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya
amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.Maidah 62
Al Hasan berkata
tentang ayat
سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ
Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar
berita bohong, banyak memakan yang haram. ( Al maidah )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik