Nu.or .id
Sudah menjadi tradisi bertamu
ke rumah mereka yang baru pulang dari tanah suci untuk mohon didoakan dan juga
meminta cinderamata. Bahkan seringkali keluarga maupun tetangga mementingkan
penyambutan dan berebut bersalaman lebih dahulu, dengan alasan tabarrukan
do'a.Memang dianjurkan untuk meminta do’a kepada mereka yang baru datang dari
haji. Bukan untuk meminta cindera mata. Sebagian orang menamakan do’a orang
yang baru pulang dari haji ini dengan sebutan do’a maghfiroh, yaitu do’a khusus
meminta ampunan dari Allah swt atas segala dosa yang telah dilakukan.
Mereka yang baru datang dari
tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji bagaikan seorang bayi yang baru
dilahirkan, masih suci dari dosa-dosa.
Oleh karena itu, do’a dan
permohonannya memiliki nilai lebih. Karena kesuciannya itulah posisinya
dianggap lebih dekat kepada Allah. Dan diharapkan do’a-do’anya akan
terkabulkan.
Sebagain ulama berkata bahwa
kondisi tersebut (kemakbulan do’a) dapat bertahan sebelum orang tersebut masuk
ke dalam rumahnya. Namun ada yang mengatakan kondisi tersebut akan bertahan
hingga empat puluh hari.
Hal ini diterangkan dalam Hasyiyatul
Jamal:
وفيه
أيضا مانصه ويندب للحاج الدعاء لغيره بالمغفرة وان لم يسأله ولغيره سؤاله الدعاء
بها وفى الحديث (اذا لقيت الحاج فسلم عليه وصافحه ومره أن يدعولك فانه مغفور له)
قال العلامة المناوى ظاهره أن طلب الاستغفار منه مؤقت بما قبل الدخول فان دخل فات
لكن ذكر بعضهم انه يمتد أربعين يوما من مقدمه وفى الإحياء عن عمر رضي الله عنه أن
ذلك يمتد بقية الحجة والمحرم وعشرين يوما من ربيع الأول.
… dan dianjurkan (disunnahkan) bagi para haji untuk memohonkan ampun
(do’a maghfiroh) kepada orang lain, walaupun mereka tidak memintanya. Demikian
pula bagi mereka (yang tidak berangkat haji) agar meminta untuk dido’akan. Hal
ini berdasar pada hadits Rasulullah saw “apabila kalian berjumpa dengan haji
(orang yang pulang dari melaksanakan ibadah haji) maka salamilah dia dan
jabatlah tangannya dan mintalah agar didoakan olehnya, karena doanya akan
mengampunimu” Al-allamah al-Munawi berkata bahwa permitaan doa kepada haji ini
sebaiknya dilakukan selama haji itu belum memasuki rumah.
Tetapi sebagian ulama mengatakan bahwa permintaan do’a ini dapat
dilakukan hingga 40 hari sepulangnya dari rumah. Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin
diterangkan berdasakan cerita dari sahabat Umar ra. Keadaan ini dapat
diberlangsungkan hingga akhir bulan Dzulhijjah, Muharram dan dua puluh hari
Rabiul Awwal.
Redaktur: Ulil hadrawy
Komentarku ( Mahrus ali):
Di
katakan dalam artikel tsb sbb:
Sebagain ulama berkata bahwa
kondisi tersebut (kemakbulan do’a) dapat bertahan sebelum orang tersebut masuk
ke dalam rumahnya. Namun ada yang mengatakan kondisi tersebut akan bertahan
hingga empat puluh hari.
Komentarku ( Mahrus ali):
Para sahabat dan ulama –
ulama dulu tidak menyatakan seperti itu. Jangan mengada- ada. Dasar ahli
bid`ah, meng ada – ada dalam agama di anggap biasa bukan luar biasa.
Di katakan dalam artikel tsb
sbb:
… dan dianjurkan (disunnahkan) bagi para haji untuk memohonkan ampun
(do’a maghfiroh) kepada orang lain, walaupun mereka tidak memintanya. Demikian
pula bagi mereka (yang tidak berangkat haji) agar meminta untuk dido’akan. Hal
ini berdasar pada hadits Rasulullah saw “apabila kalian berjumpa dengan haji
(orang yang pulang dari melaksanakan ibadah haji) maka salamilah dia dan
jabatlah tangannya dan mintalah agar didoakan olehnya, karena doanya akan
mengampunimu” Al-allamah al-Munawi berkata bahwa permitaan doa kepada haji ini
sebaiknya dilakukan selama haji itu belum memasuki rumah.
Tetapi sebagian ulama mengatakan bahwa permintaan do’a ini dapat
dilakukan hingga 40 hari sepulangnya dari rumah. Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin
diterangkan berdasakan cerita dari sahabat Umar ra. Keadaan ini dapat
diberlangsungkan hingga akhir bulan Dzulhijjah, Muharram dan dua puluh hari
Rabiul Awwal.
Komentarku ( Mahrus ali):
Di katakan dalam artikel tsb
sbb:
“apabila kalian berjumpa dengan haji (orang yang pulang dari
melaksanakan ibadah haji)
Komentarku ( Mahrus ali):
Hadis tsb palsu, lihat kitab
silsilah dhoifah 431 / 5
Di katakan dalam artikel tsb
sbb:
Tetapi sebagian ulama mengatakan bahwa permintaan do’a ini dapat
dilakukan hingga 40 hari sepulangnya dari rumah. Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin
diterangkan berdasakan cerita dari sahabat Umar ra. Keadaan ini dapat
diberlangsungkan hingga akhir bulan Dzulhijjah, Muharram dan dua puluh hari
Rabiul Awwal.
Komentarku ( Mahrus ali):
Tiada dalilnya yang sahih. Ia
adalah bid`ah yang hina bukan sunnah yang mulia. Pelakunya juga hina disisi
Allah, sekalipun mulia disisi setan – setan manusia bukan orang – orang komitmen
kepada Quran dan hadis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik