Pasukan
antiteror Densus 88 (IST)
itoday - Penangkapan santri Al Mukmin Ngruki bernama Ali
Zainal Abidin oleh Densus 88 di daerah Gemuruh, Purbalingga Jawa Tengah
menunjukkan pasukan antiteror milik kepolisian itu ingin mencitrakan buruk
pondok pesantren yang didirikan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.
Demikian dikatakan Direktur
The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya kepada itoday,
Minggu (16/12).
Menurut Harits, tindakan
Densus 88 yang menangkap Ali Zainal Abidin dengan tuduhan keterlibatan teroris
dan jaringan Farhan sangat tidak bijak.
“Densus 88 nampaknya
mencari-cari kesalahan Ali Zainal Abidin agar bisa ditangkap. Penangkapan ini
upaya Densus 88 memberikan citra buruk terhadap Pondok Pesantren Al Mukmin yang
didirikan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir,” tegas Harits.
Selain itu, Harits juga
mengatakan, Densus 88 yang menangkap santri asal Pondok Pesantren Al Mukmin
Ngruki itu telah melukai umat Islam. “Saya melihat tindakan Densus 88 sangat
kontraproduktif dan kesekian kalinya melukai perasaan umat Islam,” paparnya.
Sebagaimana diberitakan
sebelumnya, Densus 88 Mabes Polri menangkap seorang santri asal Pondok
Pesantren Al Mukmin Ngruki bernama Ali Zainal Abidin (20), Minggu (16/12) pagi.
Densus 88 menangkap Ali
Zainal di Pondok Pesantren Yayasan Istiqomah, Sambas daerah Gemuruh,
Purbalingga Jawa Tengah. Pihak pasukan antiteror milik kepolisian itu menduga
Ali Zainal terlibat dalam kegiatan teroris dan terkait jaringan Farhan.
Berdasarkan keterangan
Kapolres Purbalingga, AKP Ferdy Sambo bahwa Ali dijemput oleh anggota Densus 88
saat membeli sayuran di pasar tidak jauh dari pondok pesantren tersebut.
Sedangkan pengurus pondok
pesantren, Mukti Ali mengatakan, Ali Zainal Abidin dijemput Densus 88 dari
Jakarta dengan menggunakan mobil pelat nomor Purbalingga. “Kita baru terakhir
baru mengetahui bahwa yang membawa Ali adalah anggota Densus 88. Kita merasa
kecolongan telah menerima orang yang diduga bermasalah dengan hukum,”
terangnya.
Komentarku ( Mahrus ali):
Dunia penuh dan tidak sepi
dari pergulatan antara tentara kebatilan dan kebenaran, mulai dulu hingga kini,
dan dimanapun manusia hidup. Non muslim berupaya untuk mendiskriditkan Islam
dan menjunjung kristen. Pesantren dan masjid selalu di citrakan sebagai tempat
teroris di saat Greja dan tempat pendidikan kristen sebagai tempat manusia –
manusia pendamai. Islam agama teroris dan Kristen agama pendamai. Inilah target
olah densus 88 dan musuh – musuh Allah dan kekasih – kekasih setan atau barat. Tidak
perlu gentar, tapi teruslah berjuang untuk menyampaikan dakwah Islam yang asli
bukan yang palsu. Ingatlah firman Allah:
مِنَ
الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ
قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
Di antara orang-orang mu'min
itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka
di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu
dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya), al ahzab 23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik