يَارَبِّ وَارْضَ عَنِ
السُّلاَلَةِ
Yaa rabbi wardlo anis sulaalah
Wahai Tuhanku
ridalah kepada keturunan Rasulullah
( Apakah habaib
termasuk ahlul bait ? )
Sebetulnya mendoakan keturunan Rasulullah agar mendapat rahmat terdapat dalam ajaran
sholawat kepada Rasulullah sbb:
حَدِيْثُ أَبِي
حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، أَنَّهُمْ قَالُوْا: يَا رَسُولَ
اللهِ كَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ
سَلَّمَ: قُوْلُوْا: اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ
.Abu Humaid Ash Sa’idi ra berkata: “Mereka
berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana cara bershalawat kepadamu?”
Sabda beliau saw: “Ucapkan:
“Allah-humma shalli ‘alla muhammadin wa awajihi wa dzurriyatihi kamaa shalaita
‘alaa aali ibrahim wabaarik ‘alaa muhammadin wa azwajihi wa dzurriyyatihi,
kamaa barakta ‘alaa aali ibrahim innaka hamiidun majiid.” (“Ya Allah, limpahkan
shalawat kepada Muhammad, beserta isteri-isterinya dan anak cucunya,
sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah limpahkan berkah kepada Muhammad
berserta isteri-isterinya dan anak cucunya, sebagaimana Engkau melimpahkan
berkah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia”). [1]
Sedang sholawat pada Rasulullah di perintahkan dalam ayat:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.” (Qs. Al Ahzab: 56).
Admin
di burdah25.multiply.com menulis sbb:
Banyak diantara kita sudah mengira bahwa
Dzurriyatur Rasul (keturunan dari pada nabi Muhammad SAW) itu sudah tidak ada.
Bahkan dengan mengatasnamakan perkembangan teknologi, banyak diantara kaum
muslimin dan muslimat yang tertipu dengan tipu daya yang tidak beralasan.
Terlebih lagi, semakin maraknya faham-faham yang tidak mempercayai dzurriyatur
rasul itu ada, membuat deretan pemahaman tentang ahlul bait semakin rendah.
Hanya dengan mengandalkan ‘bukti yang otentik’, banyak dari kalangan umat islam
meragukan atas keturunan Rasulullan SAW.
Apakah seperti ini wajah umat islam
sekarang? Wajah yang tidak mencintai Rasul-nya, dan dengan rela membiarkan
manusia yang agung terputus sanad-nya. Apakah mungkin Allah SWT membiarkan
keturunan sang ‘kekasih-nya’ terputus begitu saja ? Muslimin dan muslimat yang
dimuliakan Allah SWT, marilah kita kaji sejenak pembahasan sejarah dibawah ini.
Sesungguhnya Sayyidina Siti Fatimah r.a mempunya tiga orang putra, Al Hasan
r.a, Al Husain r.a serta Muhsin r.a. Dan dua orang putri Ummu Kulsum r.a dan
Zainab r.a. Adapun Sayyidina Hasan r.a dan husain r.a dalam buku-buku sejarah
dikenal sebagai tokoh-tokoh Ahlul Bait, yang meneruskan keturunan Rasulullah
SAW. Salah satu keistimewaan atau Fadhal Ikhtisos yang didapat oleh Sayyidah
Siti Fatimah r.a adalah bahwa keturunannya atau Dzurriayturnya disebut sebagai
Dzurriyah Rasulullah SAW. Sebagaimana sesuai dengan keterangan Rasulullah SAW,
bahwa anak-anak Fatimah r.a itu bernasab kepada Rasulullah SAW. Sehingga
berbeda dengan orang-orang lain yang bernasab kepada ayahnya. Rasulullah SAW
bersabda: Artinya:
“Semua
bani Untsa (Manusia) mempunyai ikatan keturunan ke ayahnya, kecuali anak-anak
Fatimah, maka kepada akulah(Rasulullah SAW) bersambung ikatan keturunan mereka
dan akulah ayah-ayah mereka.” (H.R. Tobroni).
Imam
Suyuti dalam kitab “Aljamik As Shohir” Juz 2 halaman 92. Menerangkan, bahwa
Rasulullah pernah bersabda: Artinya: “Semua Bani Adam (Manusia) mempunyai
ikatan keturunan dari ayah kecuali anak-anak Fatimah, maka akulah ayah mereka
dan akulah Asobah mereka (Ikatan keturunan mereka).” (H.R. At-Tobroni dan Abu
Ya’la).
Dalam tafsir Al-Manar Syekh Muhammad Abduh
mengutip sabda Rasulullah SAW: Artinya: “Semua anak adam (Manusia) bernasab
(ikatan keturunan) keayahnya kecuali anak-anak Fatimah, maka akulah(Rasulullah
SAW) ayah mereka dan akulah yang menurunkan mereka".
Itulah sebabnya, keturunan Sayyidah Siti
Fatimah r.a (dalam hal ini para habib) disebut Dzurriyyaturrosul atau keturunan
Nabi Muhammad SAW. Dibawah ini nukilan Fatwa dari seorang ulama besar dan mufti
resmi kerajaan Saudi Arabia yang bermazhab WAHABI, yaitu AL-Alamah Syeikh Abdul
Aziz bin Abdullah Bin Baz yang dimuat dalam majalah “AL-MAIDAH” hal 9 no 5692
tanggal 24 oktober 1982. Seorang dari Irak menanyakan kepada beliau mengenai
kebenaran golongan yang mengaku sebagai Sayyid atau sebagai anak cucu keturunan
Rasulullah SAW. Jawab Syeikh Abdul Aziz Bin Baz: “Orang-orang seperti merka itu
terdapat diberbagai tempat dan Negara. Mereka juga dikenal dengan gelar
“Syarif”.
Sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang
yang mengetahui, bahwa mereka itu berasal dari Ahlul Baiti Rasulullah SAW.
Diantara mereka ada yang sisilahnya berasal dari Sayyidina Al-Hasan r.a dan ada
yang berasal dari Sayyidina Al-Husain r.a. ada yang dikenal dengan gelar Syarif
dan juga dengan gelar Sayyid. Hal itu merupakan kenyataan yang diketahui umum
di negeri yaman dan negeri-negeri lainnya. Adapun mengenai menghormati mereka,
mengakui keutamaan mereka dan memberikan kepada mereka apa yang telah menjadi hak
mereka, maka semua itu merupakan
perbuatan baik. Dalam sebuah hadits
Rasulullah SAW berulang-ulang mewanti-wanti
“Kalian
kuingatkan kepada Allah akan Ahlulbaitku,… Kalian kuingatkan kepada Allah akan
Ahlulbaitku,… Kalian kuingatkan kepada Allah akan Ahlulbaitku,…”
Demikain sebagian dari Fatwa Syeikh Abdul
Aziz bin Baz mengenai masih adanya keturunan Rasulullah SAW. Begitupun dengan
Al-Allamah Dr. Muhamad Abduh Yamani, seorang ahli sejarah Ahlul Bait. Beliau
adalah mantan menteri penerangan kerajaan Saudi Arabia. Dalam bukunya yang
berjudul “Allimu Awladakum Mahabbatan Ahli Baitinnabi” halaman 30 cetakan ke-2,
ketika beliau membahas Sayyid dan Syarif, beliau menulis: Sayyid dan syarif
adalah keturunan Sayyidah Fatimah r.a dan Sayidina Ali Karomawlloohi wajhah.
Tidak ada beda antara kedua gelar dari segi nasab dan kemuliaan hubungan dengan
sayyidina Muhammad SAW. Mereka semua berasal dari keturunan Rasulallah SAW dan
dapat dihargai, dihormati dan dicintai serta dimuliakan. Demikain sedikit
keterangan Dr. Muhammad Abduh Yamani mengenai keberadaan keturunan Siti Fatimah
binti Rasulullah SAW yang tersebar diberbagai Negara. Khususnya di Indonesia
banyak yang menyebutnya dengan sebutan HABIB.
Delapan dari sembilan wali Songo yang
dikenal sebagai penyebar agama Islam di Jawa adalah keturunan Rasulullah SAW.
Karena jasa merekalah 90% dari rakyat Indonesia sekarang ( ±200 Juta) beragama
Islam. Keberadaan mereka diIndonesia bagaikan penyelamat bangsa. Hal ini sesuai
dengan keterangan Rasulullah SAW, dimana beliau pernah bersabda: Artinya:
“Ketahuilah, sesungguhnya perumpamaan Ahlul Baiti ku diantara kalian adalah
seperti kapal Nuh diantara kaumnya. Barang siapa menaikinya ia pun selamat dan
siapa pun tertinggal olehnya ia pun tenggelam” (H.R. Muslim)
Jelas sudah bahwa para Habib adalah
keturunan dari Rasulullah SAW berdasarkan keterangan diatas. Semoga bagi mereka
yang masih belum bisa mengakui bahwa Sayyid, Syarif dan juga para Habaib adalah
Dzurriyatur Rasul(Keturunan Nabi Muhammad SAW) Allah berikan Taufiq serta
Hidayah kepada mereka semua agar mereka selamat serta mendapatkan keberkahan
dalam hidup nya. Amin…..[2]
Komentarku
( Mahrus ali ):
Admin
menulis hadis sbb:
“Semua
bani Untsa (Manusia) mempunyai ikatan keturunan ke ayahnya, kecuali anak-anak
Fatimah, maka kepada akulah(Rasulullah SAW) bersambung ikatan keturunan mereka
dan akulah ayah-ayah mereka.” (H.R. Tobroni).
Arabnya sbb:
كُلُّ بني أُنْثَى فَإِنَّ عَصَبَتَهُمْ لأَبِيهِمْ ،
مَا خَلا وَلَدَ فَاطِمَةَ فَإِنِّي أَنَا عَصَبَتَهُمْ ، وَأَنَا أَبُوهُمْ
".
Sanadnya
sbb:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن زَكَرِيَّا الْغَلابِيُّ ،
حَدَّثَنَا بِشْرُ بن مِهْرَانَ ، حَدَّثَنَا شَرِيكُ بن عَبْدِ اللَّهِ ، عَنْ
شَبِيبِ بن غَرْقَدَةَ ، عَنِ الْمُسْتَظِلِّ بن حُصَيْنٍ ، عَنْ عُمَرَ رَضِيَ
اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ:
Bercerita
kepada kami Muhammad bin Zakariya Al
gholabi, bercerita kepada kami Bisyir bin Mahran, Bercerita kepada kami Syarik bin Abdillah dari Syabib bin Ghorqodah
dari Al mustadhil bin Hushain dari Umar ra berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: …………….
Jalaluddin
Assuyuthi berkata:
أَخْرَجَهُ الطَّبْرَانِى (3/44 ، رقم 2631). قَالَ الْهَيْثَمِى (4/224): فِيْهِ بِشْرٌ بْنُ
مَهْرَانَ وَهُوَ مَتْرُوْكٌ.
Hadis tsb di ririwayatkann oleh Thabrani 44/3 – 2631. Al Haitsami
berkata: 224/4: Sanadnya terdapat
perawi bernama Bisyir bin Mahran
yang di tinggalkan oleh ulama.
Jadi hadis tsb lemah.
Ada hadis sbb:
كُلُّ بَنِى آدَمَ يَنْتَمُوْنَ إِلَى عَصَبَةٍ إِلاَّ وَلَدَ فَاطِمَةَ
فَأَنَا وَلِيُّهُمْ وَأَنَا عَصَبَتُهُمْ (الطَّبْرَانِى ، وَالْخَطِيْبُ عَنْ فَاطِمَةَ
بِنْتِ حُسَيْنٍ عَنْ فَاطِمَةَ اْلكُبْرَى)
Seluruh banu Adam bersambung kepada ashobah atau keturunan
lelaki kecuali anak Fathimah, akulah walinya dan aku ashobahnya . HR Thabrani
dari Fathimah binti Husain dari
Fathimah al kubro. [3] HR Abu Ya`la
6741, Al Khathib 285/11.
Al haitsami berkata: Sanadnya terdapat perawi bernama Syaibah bin Nu`amah, tidak boleh berhujjah kepadanya [4]
Komentarku: Hadis
tsb lemah dan tidak bisa di buat
pegangan.
Apa yang di nyatakan oleh Imam Suyuthi dalam kitab “Aljamik
As Shohir” Juz 2 halaman 92 dan Syaikh Muhammad Abduh dalam tafsir Al-Manar
tidak ada landasannya yang sahih, jadi tidak usah di perhatikan lagi, dan tidak
berdalil.
Sebab keturunan tidak harus dari ayah tapi juga mungkin
dari ibu karena ayat:
وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ(36)فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ
وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ
عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَامَرْيَمُ
أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ
يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
dan aku ( ibu Maryam ) mohon perlindungan untuknya (
Maryam ) serta anak-anak keturunannya kepada
(pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk."Maka Tuhannya
menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan
pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap
Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya.
Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan)
ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah".
Sesungguhnya Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.[5]
Nabi Isa juga termasuk keturunan Maryam –
dari ibunya dari seorang perempuan sekalipun tidak dari ayahnya dan
memang beliau di lahirkan tanpa
ayah, cukup ibu belaka dan semua
keturunan Rasulullah di manapun
berada juga dari perempuan dan memang
anak Rasulullah yang lelaki meninggal
seluruhnya .
Lihat firman Nya lagi:
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ ءَاتَانِيَ
الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا(30)وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي
بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا(31)وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ
يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا(32)وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ
أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا(33)ذَلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ قَوْلَ
الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ(34)
Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia
memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. dan Dia
menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku
hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari
aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup
kembali". Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar,
yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.[6]
قبر العذراء - إلى يسار الشارع نجد درجاً ينزل إلى ساحة محاطة بالأسوار
العالية. في آخر الباحة ترتفع
كنيسة مكرسة لانتقال العذراء. هذه الكنيسة كانت ملكا للفرنسيسكان منذ عام ١٣٦٣م. وأخذها الروم عام ١٧٥٧م.
Kuburan Ibu Maryam – ibu Nabi Isa as. dari sumber Syi`ah dan saya tidak menjumpai
data lagi kecuali dari padanya. Wallahu
a`lam.
Jadi untuk anak khalifah Usman bin Affan yang dari Ruqayyah
atau Zainab, dan anak Fathimah bernama Ummu Kultsum, Zainab dan Muhsin juga
termasuk keturunan Rasulullah dan ini
yang di tinggalkan banyak orang dan di lupakannya. Sebab Khalifah Usman bin Affan juga punya anak seperti Aban bin Usman bin Affan Al qurasyi
al umawi [7]
Amar bin Usman bin Affan [8]
Id bin Usman bin Affan [9]
Al walid bin Usman bin Affan [10]
[1] Bukhari, 60, kitabul
Anbiya’, 10, bab kami diberitahu oleh Musa ibnu Ismail
Allu`lu` wal marjan 123/1
. Al albani berkata : Muttafaq alaih
Lihat di
kitab karyanya : Misyaktul mashobih 201/1 - nomer hadis 920
[2] burdah25.multiply.com
[3] Jami ul ahadis 324/ 15
[4] Jami`ul ahadis 325/15
[5] Ali imran 33- 37
[6] Maryam 30-34
[7] Tahdzib al kamal 16/2
[8] Tahdzib al kamal 339/2
[9] Tahdzib al kamal 439/2
[10] Tahdzib al kamal 409/18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik