Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Tanggap Darurat Umar Arsal mengatakan, kedatangan
mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Anwar Nasution ke rumah Anas
Urbaningrum membahas persoalan penting.
Umar yang merupakan orang dekat Anas ini menceritakan, bahwa Anwar dan
Anas tampak berbincang serius. Umar tidak heran jika banyak tamu yang simpati
dan bertandang ke rumah Anas.
“Sekitar satu jam. Pak Anwar kan mantan HMI juga. Mas Anas banyak teman,”
kata Umar di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (25/2).
Anggota Komisi V DPR ini enggan membeberkan apa saja yang dibahas Anwar
dengan Anas. Ketika dipimpin Anwar, BPK mengaudit aliran dana kasus Bank
Century. Aliran dana Bank Century tersebut, diduga mengalir untuk pemenangan
SBY-Boediono pada Pilpres 2009 dan keluarga Cikeas.
“Saya tidak tahu apa yang dibicarakan,” kata Umar.
Terpisah politikus Partai Hanura Yuddy Chrisnandy mengatakan, Wakil
Ketua DPR Priyo Budi Santoso sudah mengetahui beberapa rahasia soal skandal
Bank Century. Menurutnya, Anas sudah memaparkan data kepada Priyo soal siapa
penerima aliran dana bailout Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun itu.
“Sekarang bolanya ada di Priyo. Dia yang membidangi masalah Tim Pengawas
Century di DPR,” kata Yuddy, Jakarta Selatan, Senin (24/2).
Priyo Budi Santoso merupakan salah satu penggagas Hak Angket Bank
Century. Jika benar dia kini menggenggam semua data soal aliran dana, maka
tidak lama lagi Anas bakal menyerang dan menggebrak SBY dengan kasus Bank
Century.
Perlu diingat, jika Wakil Presiden Boediono sering kali disebut-sebut
sebagai orang yang bertanggung jawab dalam skandal korupsi Bank Century. Mantan
Direktur Utama Bank Indonesia ini, diduga turut terlibat dalam korupsi Kredit
Likuditas Bank Indonesia (KLBI) dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Untuk
kasus ini, diperkirakan negara dirugikan hingga triliunan rupiah.
Dugaan kuat keterlibatan Boediono didasarkan hasil audit BPK. BPK
menyebut, Boediono bersama-sama Aulia Pohan, Dono Iskandar, Hendro Budianto, Heru
Supraptomo, Iwan Ridwan Prawiranata, Miranda Swaray Goeltom dan Paul Sutopo, ikut
memutuskan aliran dana BLBI ke Bank Pelita dan Bank Umum Nasional.
Anggota Komisi III DPR Ahmad Yani menilai, Boediono selalu dilindungi
oleh rezim penguasa (SBY) sehingga tidak pernah tersentuh oleh hukum.
“Setiap rezim selalu selamatkan, rezim setelah Soeharto selalu
selamatkan Boediono, negeri ini sungguh ironis, orang berlumuran dosa jadi
wapres, rampok besar itu,” kata Yani beberapa waktu lalu di Gedung DPR.
Tak hanya rezim penguasa, Kejaksaan Agung tidak berani melakukan ataupun
memulai penyelidikan keterlibatan Boediono.
“Dia dilindungi rezim penguasa, karena dia bagian, sengaja ditutupi
kejaksaan, saya tidak yakin Kejaksaan Agung mampu dan mau menindaklanjuti
putusan MA,” imbuhnya.
[cob] Reporter : Muhammad Sholeh
Selasa, 26 Februari 2013 05:08:00/ mrdkcom
***
Hancurnya manusia dahulu, bila kalangan
atas (pejabat, bangsawan, elit politik) mencuri maka mereka membiarkannya.
أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ
الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ امْرَأَةً
سَرَقَتْ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
غَزْوَةِ الْفَتْحِ فَفَزِعَ قَوْمُهَا إِلَى أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ
يَسْتَشْفِعُونَهُ قَالَ عُرْوَةُ فَلَمَّا كَلَّمَهُ أُسَامَةُ فِيهَا تَلَوَّنَ
وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَتُكَلِّمُنِي
فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ قَالَ أُسَامَةُ اسْتَغْفِرْ لِي يَا رَسُولَ
اللَّهِ فَلَمَّا كَانَ الْعَشِيُّ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ خَطِيبًا فَأَثْنَى
عَلَى اللَّهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ قَالَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ
النَّاسَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ
وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَالَّذِي نَفْسُ
مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ
يَدَهَا ثُمَّ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِتِلْكَ
الْمَرْأَةِ فَقُطِعَتْ يَدُهَا فَحَسُنَتْ تَوْبَتُهَا بَعْدَ ذَلِكَ
وَتَزَوَّجَتْ قَالَتْ عَائِشَةُ فَكَانَتْ تَأْتِي بَعْدَ ذَلِكَ فَأَرْفَعُ
حَاجَتَهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah mengabarkan kepada kami Urwah bin
Zubair, ada seorang wanita mencuri di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam tepatnya ketika terjadi penaklukan Makkah. Kaumnya merasa gelisah atas
kasus ini sehingga melakukan perundingan dengan Usamah bin Zaid dengan harapan
mereka bisa minta keringanan hukuman melalui perantaranya. Kata Urwah, ketika
Usamah melaporkan kasusnya kepada Rasulullah dan meminta keringanan, wajah
Rasulullah nampak berubah (pertanda bangkit emosinya). Lantas Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apakah kalian akan mengajakku melakukan
“kompromi” terhadap hukum Allah? Usamah langsung insaf dengan mengatakan
“Mintalah ampunan untukku wahai Rasulullah? Sore harinya, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berpidato, memuji Allah dengan pujian yang
semestinya bagi-Nya kemudian berujar: “Hadirin yang dihormati, manusia sebelum
kalian telah celaka sebab jika yang mencuri kalangan atas (pejabat, bangsawan, elit
politik) maka mereka membiarkannya, sebaliknya jika yang mencuri masyarakat
biasa (golongan rendah, borjuis, tak berpangkat), mereka menegakkan hukuman. Demi
Dzat yang diri-ku berada di tangan-NYA, kalaulah Fathimah binti Muhammad
mencuri, niscaya kupotong tangannya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam memerintahkan wanita itu sehingga dipotong tangannya, dikemudian hari
ia menindaklanjuti taubatnya dengan baik dan menikah. Kata Aisyah, dikemudian
hari si wanita datang dan kulaporkan keperluannya kepada Rasulullah
Shallallahu’alaihiwasallam. (HR BUKHARI – 3965)
(nahimunkar.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik