Ilustrasi : politisi kini, tidur waktu
sidang/ IPOSnews.com, M. Natsir politis Islam masa lalu/ hdytllh
Sekarang ini tidak seperti masa dulu, saat ada Masyumi. Tokoh-tokoh
Masyumi itu berdebat dengan orang PNI, debat dengan PKI untuk menerapkan
Syariat Islam
Politisi sekarang sangat jauh dari sosok
politisi Islami. Gaya hidup dan cara berfikirnya tidak mencerminkan sebagai
seorang Muslim. Mereka bergaulnya dari hotel mewah yang satu ke hotel mewah
lainnya. Dari kafe satu ke kafe lainnya.
“Ada politisi partai Islam, mantan
anggota himpunan mahasiswa Islam. Kunjungan ke Belanda dia judi kalah 2 miliar.”
Inilah beritanya
***
Ustad Mashadi: Tidak Ada Partai Islam, Tidak Ada Pemimpin Islam, yang
Ada Islam-Islaman
Jakarta (SI ONLINE) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 1999-2004
dari Partai Keadilan (sekarang PKS) Ustad Mashadi mengkritisi perilaku politisi
dan partai politik Islam saat ini. Menurutnya, kini tak ada lagi politisi Islam
yang sejati, tidak ada pula parpol Islam yang sejati. Yang ada hanyalah “Islam-Islaman”.
“Tidak ada partai Islam, tidak ada pemimpin Islam. Yang ada hanya Islam-Islaman,”
kata Ustad Mashadi dalam Majelis Taqarrub Ilallah dan Temu Pembaca Suara Islam,
di Masjid Baiturahman, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (23/2/2013).
Melalui pernyataannya itu, Mashadi bukan berarti anti partai Islam. Tetapi
untuk menunjukkan bahwa begitulah faktanya. Tidak ada lagi partai politik yang
memperjuangkan syariat Islam di DPR.
“Sekarang ini tidak seperti masa dulu, saat ada Masyumi. Tokoh-tokoh
Masyumi itu berdebat dengan orang PNI, debat dengan PKI untuk menerapkan
Syariat Islam,” kata mantan Ketua Forum Umat Islam (FUI) itu lantang.
Politisi-politisi Islam dari Partai Masyumi, seperti Muhammad Natsir, M
Roem, Burhanuddin Harahap, Syafruddin Prawiranegara, KH Isa Anshori, kata
Mashadi, hidupnya juga sangat sederhana. “Tidak ada tokoh Masyumi yang
menggunakan uang negara untuk kehidupan pribadi,” ungkapnya.
Sebaliknya, lanjut Mashadi, politisi sekarang sangat jauh dari sosok
politisi Islami. Gaya hidup dan cara berfikirnya tidak mencerminkan sebagai
seorang Muslim. Mereka bergaulnya dari hotel mewah yang satu ke hotel mewah
lainnya. Dari kafe satu ke kafe lainnya.
“Ada politisi partai Islam, mantan anggota himpunan mahasiswa Islam. Kunjungan
ke Belanda dia judi kalah 2 miliar,” ungkapnya.
Nah, kasus sekarang ini dimana sejumlah tokoh Islam, apalagi ada yang
dari parpol Islam, ada yang menjadi tersangka kasus korupsi arus dijadikan
pelajaran (ibrah) supaya tidak terulang lagi di masa mendatang.
“Ini karena secara terang-terangan kita berani durhaka kepada Allah Swt,
menjauhkan diri dari Allah” tandasnya.
red: shodiq ramadha/ si online Shodiq Ramadhan | Minggu, 24 Februari 2013
| 06:18:37 WIB
(nahimunkar.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik