CHICAGO, RIMANEWS- Cendekiawan
Muslim dari Paramadina, A.Mun'im Sirry MA, kandidat PhD di University of
Chicago, AS mempertanyakan bahwa Apakah mereka yang mengaku sayyid atau habib
itu betul-betul keturuan Baginda Nabi?
Menurutnya, Dalam studi yg dilakukan
sejumlah ahli genetika, sebagian besar orang yang mengaku ngaku sayyid itu
sebenarnya bukan keturunan Nabi. M.R. Rafiee, A. Sokhansanj, Naghizadeh dan
Farazmand melakukan uji DNA di Iran sementara Elise Belle, Saima Shah, Tudor
Parfitt dan Mark Thomas di India-Pakistan.
Hasil penelitian mereka sama: Mereka
yang mengaku sayyid atau habib itu bukan keturunan Nabi. Lho, kalau di Iran dan India-Subcontinent saja tidak benar, bagaimana
dgn orang-orang mengaku sayyid dan habib di Indonesia? Jelasnya, sayyid dan
habib itu adalah konstruk sosial utk tujuan kehormatan dan legitimasi.
Dalam kesempatan lain, Munim Sirry
menyingkapkan bahwa banyak ulama dan intelektual Muslim mengagumi reformasi
dalam Kristen, hingga ada yang menyebut mereka itu "Muslim Luther." Tapi,
kekaguman Muhammad 'Abduh terhadap reformasi Kristen melebihi ulama-ulama lain.
'Abduh dgn sangat gamblang menuturkan kekagumannya dalam Risala al-tawhid-nya yang
sudah menjadi klasik itu. Beliau mengatakan, misalnya, bahwa Kristen-nya para
reformer itu sudah sangat dekat dgn Islam.
Bahkan, katanya dalam facebook lebih
lanjut, agama mereka itu tdk ada bedanya dgn agama yang dibawa Nabi Muhammad
kecuali beda nama. Termasuk dalam hal ibadah, kata 'Abduh, hanya beda dalam
bentuk, bukan substansi. Saya tdk tahu, apakah ada ulama yang membuat pengakuan
lebih gamblang dan tegas dari mufti besar ini, bahkan dari aktivis-aktivis
lintas agama sekarang.
Komentarku ( Mahrus ali):
Berita dari Cendekiawan Muslim dari Paramadina masih
diragukan, karena Universitas Paramadina sendiri bukan universitas Islam, tapi
mirip dengan liberal yang kafir. Ia didirikan oleh Nur Kholis Majid – dedengkot
Liberal bukan tokoh ahli hadis . Dia budak
barat bukan budak Allah yang komitmen kepada ajaranNya, tapi durhaka kepada
ajaran Allah dan konsis pada ajaran barat. Apakah sang peneliti itu tahu DNA Rasulullah
SAW dan dia belum pernah mengambil simpel darahnya. Ayat ini cocok untuk berita ini:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنْ
جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ
فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti,
agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.[1]
Para Rasul itu juga punya keturunan,
juga punya istri. Tentang kebenaran para habib itu keturunan Rasulullah SAW
atau tidak, diamlah lebih baik, kita masih banyak urusan lain yang lebih
penting. Ingat ayat ini:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ
وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ
بِآيَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ(38)
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan
keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mu`jizat)
melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu). Ra`d
38.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik