Brebes, NU
Online
Ra’is ‘am Jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah Habib Luthfi bin Ali bin Yahya menjelaskan, kemuliaan Nabi Muhammad SAW seperti laut sedangkan umatnya adalah sungai-sungainya.
“Kita membutuhkan laut untuk mengalirkan hasrat keimanan dan kecintaan kita ke laut Nabi, agar mendapat syafaatnya. Kadarnya, tergantung besar kecilnya sungai hati kita dan yang bisa mengukur besar kecilnya adalah kita sendiri.”
Ia menambahkan “Kita bersholawat kepada Nabi SAW adalah seperti sungai mengalirkan air ke laut, mengharap safaatnya,” tutur Habib Luthfi saat mengisi mauidlotul khasanah peringatan Maulid Nabi Masjid Al Munawaroh dan Khaul Kiai Anwar bin Kiai Munawar di Kaligangsa Kulon, Kec Brebes Rabu malam (21/2).
Sholawat, lanjutnya, itu sebagai alat untuk membuat besar kecilnya sungai. Kalau memakai peralatannya sekadar cangkul maka sungai yang dihasilkan kecil. Tapi kalau kita menggunakannya dengan alat besar seperti traktor tentu akan terbentuk sungai besar.
Tak perlu ragu, sebab dengan makin besar alat atau sholawat, maka akan besar pula sungai yang dibuat.
“Jangan takut akan besar kecilnya rejeki, kalau kita memiliki sungai yang besar tentu di dalam sungai itu ada berbagai kandungan mineral rejeki,” paparnya.
Termasuk diciptakannya seisi bumi dan alam sekitarnya, diciptakan Allah SWT untuk membuktikan kalau Nabi Muhammad SAW sangat mulia. Karena seluruhnya bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
“Sangat aneh, kalau kemudian ada sekelompok orang mengharam-haramkan peringatan Maulid Nabi,” ujarnya tak habis pikir.
Ditanyakan Habib, pantaskah masuk surga kalau frekuensi ibadah berupa sholat sangat sedikit? Bila diasumsikan umur mencapai 60 tahun, maka sholat yang dijalankan sholat hanya 270 hari. Dalam sehari, paling banter sholat 5 menit bila dikalikan 5 maka ada 25 menit dalam sehari.
“Untuk 1 tahun kita hanya 6 hari saja,” kata Habib.
Akibat minimnya ibadah, maka hanya satu harapan untuk memperoleh dispensasi nilai ibadah berupa safaat dari Nabi Muhammad SAW.
Sementara Pengasuh Pesantren Assalafiyah Luwungragi Brebes KH Subekhan Makmun menegaskan untuk menolak orang-orang yang mau membuat keonaran di bumi Indonesia. wajib melindungi orang-orang maksum, bahkan orang-orang kafirpun dilindungi sepanjang tidak berbuat dzolim.
Rais Syuriyah PCNU Brebes KH Aminudin Afif menandaskan pentingnya menjaga keamanan dan keimanan yang seimbang. Dia berseloroh kalau ingin aman ya ikut NU.
“Amanu, Aman ya ikut NU,” tuturnya.
Bupati Brebes Hj Idza Priyanti menyampaikan terima kasih atas kerja sama semua pihak dalam penyelenggaraan syiar Islam. Adanya persatuan dan kesatuan antara TNI, Polri, Alim Ulama, Tokoh Masyarakat dan Warga menjadikan kehidupan beragama makin kokoh.
“Mari kuat eratkan sendi-sendi kehidupan beragama kita,” ajak Bupati.
Redaktur : Mukafi NiamRa’is ‘am Jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah Habib Luthfi bin Ali bin Yahya menjelaskan, kemuliaan Nabi Muhammad SAW seperti laut sedangkan umatnya adalah sungai-sungainya.
“Kita membutuhkan laut untuk mengalirkan hasrat keimanan dan kecintaan kita ke laut Nabi, agar mendapat syafaatnya. Kadarnya, tergantung besar kecilnya sungai hati kita dan yang bisa mengukur besar kecilnya adalah kita sendiri.”
Ia menambahkan “Kita bersholawat kepada Nabi SAW adalah seperti sungai mengalirkan air ke laut, mengharap safaatnya,” tutur Habib Luthfi saat mengisi mauidlotul khasanah peringatan Maulid Nabi Masjid Al Munawaroh dan Khaul Kiai Anwar bin Kiai Munawar di Kaligangsa Kulon, Kec Brebes Rabu malam (21/2).
Sholawat, lanjutnya, itu sebagai alat untuk membuat besar kecilnya sungai. Kalau memakai peralatannya sekadar cangkul maka sungai yang dihasilkan kecil. Tapi kalau kita menggunakannya dengan alat besar seperti traktor tentu akan terbentuk sungai besar.
Tak perlu ragu, sebab dengan makin besar alat atau sholawat, maka akan besar pula sungai yang dibuat.
“Jangan takut akan besar kecilnya rejeki, kalau kita memiliki sungai yang besar tentu di dalam sungai itu ada berbagai kandungan mineral rejeki,” paparnya.
Termasuk diciptakannya seisi bumi dan alam sekitarnya, diciptakan Allah SWT untuk membuktikan kalau Nabi Muhammad SAW sangat mulia. Karena seluruhnya bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
“Sangat aneh, kalau kemudian ada sekelompok orang mengharam-haramkan peringatan Maulid Nabi,” ujarnya tak habis pikir.
Ditanyakan Habib, pantaskah masuk surga kalau frekuensi ibadah berupa sholat sangat sedikit? Bila diasumsikan umur mencapai 60 tahun, maka sholat yang dijalankan sholat hanya 270 hari. Dalam sehari, paling banter sholat 5 menit bila dikalikan 5 maka ada 25 menit dalam sehari.
“Untuk 1 tahun kita hanya 6 hari saja,” kata Habib.
Akibat minimnya ibadah, maka hanya satu harapan untuk memperoleh dispensasi nilai ibadah berupa safaat dari Nabi Muhammad SAW.
Sementara Pengasuh Pesantren Assalafiyah Luwungragi Brebes KH Subekhan Makmun menegaskan untuk menolak orang-orang yang mau membuat keonaran di bumi Indonesia. wajib melindungi orang-orang maksum, bahkan orang-orang kafirpun dilindungi sepanjang tidak berbuat dzolim.
Rais Syuriyah PCNU Brebes KH Aminudin Afif menandaskan pentingnya menjaga keamanan dan keimanan yang seimbang. Dia berseloroh kalau ingin aman ya ikut NU.
“Amanu, Aman ya ikut NU,” tuturnya.
Bupati Brebes Hj Idza Priyanti menyampaikan terima kasih atas kerja sama semua pihak dalam penyelenggaraan syiar Islam. Adanya persatuan dan kesatuan antara TNI, Polri, Alim Ulama, Tokoh Masyarakat dan Warga menjadikan kehidupan beragama makin kokoh.
“Mari kuat eratkan sendi-sendi kehidupan beragama kita,” ajak Bupati.
Kontributor: Wasdiun
Komentarku ( Mahrus
ali):
Ajakan maulid dati habib Luthfi itu sama
dengan ajakan kebid`ahan, kadang kedurhakaan, kadang jatuh kepada kesyirikan. Yang aman itu bukan masuk NU . Ini sama dengan mengajak fanatisme golongan yang diharamkan, Tapi ajaklah kepada Islam tanpa fanatisme golongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik