Di tulis oleh Mahrus ali
Sepaham saya artikel ini di tulis oleh KH. A.N. Nuril Huda,
Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) tapi di copi oleh Muhammad Irfan , lalu diletakkan dalam kolom komentar untuk mengeritisi saya di bab : Jawabanku untuk KH Bisyri Musthofa . Jadi gaya bantahan saya arahkan kepada Muhammad Irfan . Setelah kami menulis cukup banyak , tahu – tahu ini asalnya artikel milik KH AN Nuril Huda . Mau mengganti gaya bahasanya lagi kesal deh . Saya biarkan begini saja.
Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) tapi di copi oleh Muhammad Irfan , lalu diletakkan dalam kolom komentar untuk mengeritisi saya di bab : Jawabanku untuk KH Bisyri Musthofa . Jadi gaya bantahan saya arahkan kepada Muhammad Irfan . Setelah kami menulis cukup banyak , tahu – tahu ini asalnya artikel milik KH AN Nuril Huda . Mau mengganti gaya bahasanya lagi kesal deh . Saya biarkan begini saja.
MUHAMMAD IRFAN Menulis dalam
Sayyidina Umar Ibnul Khattab, stlah mengadakan Tarawih berjama’ah dgn dua puluh raka’at
yg diimami oleh sahabat Ubai bin Ka’ab beliau berkata :
yg diimami oleh sahabat Ubai bin Ka’ab beliau berkata :
ﻧِﻌْﻤَﺖِ ﺍْﻟﺒِﺪْﻋَﺔُ ﻫﺬِﻩِ
“Sebagus bid’ah itu ialah ini”.
Bolehkah kita mengadakan Bid’ah?
tuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita kembali kepada hadits Nabi SAW. yangmenjelaskan adanya Bid’ah hasanah dan bid’ah sayyiah.
ﻣَﻦْ ﺳَﻦَّ ﻓِﻰ ﺍْﻻِﺳْﻼَﻡِ ﺳُﻨَّﺔً ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻓَﻠَﻪُ ﺃَﺟْﺮُﻫَﺎ ﻭَﺃَﺟْﺮُ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺍَﻥْ ﻳَﻨْﻘُﺺَﻣِﻦْ ﺃُﺟُﻮْﺭِﻫِﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻣَﻦْ ﺳَﻦَّ ﻓِﻰ ﺍْﻻِﺳْﻼَﻡِ ﺳُﻨَّﺔً ﺳَﻴِﺌَﺔً ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﻭِﺯْﺭُﻫَﺎﻭَﻭِﺯْﺭُ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِﺍَﻥْ ﻳَﻨْﻘُﺺَ ﻣِﻦْ ﺃَﻭْﺯَﺍﺭِﻫِﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ. ﺍﻟﻘﺎﺋﻰ, ﺝ5 :ﺹ :76.
“Barang siapa yang mengada-adakan satu cara yang baik dalam Islam mk ia akan mendapatkan pahala org yg turut mengerjakannya dg tdk mengurangi dr pahala mereka sedikit pun, dan barang siapa yang mengada-adakan suatu cara yang jelek maka ia akan mendapat dosa dan dosa-dosa orang yang ikut mengerjakan dengan tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun”.
Apakah yang dimksud dengan segala bid’ah itu sesat & segala kesesatan itu masuk neraka?
ﻛُﻞُّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَ ﻟَﺔٍﻭَﻛُﻞُّ ﺿَﻼَ ﻟَﺔٍ ﻓِﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
“Semua bid’ah itu sesat dan semua kesesatan itu di neraka”.
Mari kt pahami menurut Ilmu Balaghah.tiap benda pasti mempunyai sifat, tidak mungkin ada benda yang tidak bersifat, sifat itu bisa bertentangan seperti baik dan buruk,panjang pendek,gemuk dan kurus.Mustahil ada benda dalam satu waktu dan satu tempat mempunyai dua sifat yg bertntangan, kalau dikatakan benda itu
baik mustahil pada waktu dan tempat yang sama dikatakan jelek;kalau dikatakan si A berdiri mustahil pada waktu dan t4 yg sama diktkan duduk.Mari kita kembli kpd hadits.
“Semua bid’ah tu sesat dan setiap kesesatan itu masuk neraka”.
Bidah itu kt benda, tentu punya sifat,tidak mungkin ia tdk mempunyai sifat,
mungkin saja ia b'sifat baik/ mungkin bersifat jelek. Sifat tersebut tidak ditulis dan
tidak disebutkan dalam hadits di atas; dalam Ilmu Balaghah diktkan “membuang sifat dari benda yang bersifat”.
andai kita tulis sifat bid’ah mk terjadi 2 kemungkinan:
Kemungkinan 1 :“Semua bid’ah yg baik sesat, dan semua yg sesat masuk neraka”.
Hal ini tdk mungkin, bagaimana sifat baik dan sesat berkumpul dlm satu benda dan dalam waktu dan tempat yang sama, hal itu tentu mustahil. Maka yang bisa
dipastikan kemungkinan yang ke2 :
dipastikan kemungkinan yang ke2 :
ﻛُﻞُّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺳَﻴِﺌَﺔٍﺿَﻼَ ﻟَﺔٍ ﻭَﻛُﻞُّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻰ ﺍﻟﻨَّﺎِﺭ
“Semua bid’ah yang jelekitu sesat, dan semua kesesatan itu masuk neraka”.
--(KH. A.N. Nuril Huda,
Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)dalam "Ahlussunnah wal
Jama'ah (Aswaja) Menjawab", diterbitkan oleh PP LDNU)
Contohnya spt:
- memakai celana bid"ah dong apalagi saat solat
- memberi istilah hadist doif , shohih , dan hasan. Apa ini dholalah?
- barzanji(membc sholawat al-barzanji). Apa ini dholalah? Disamping menyejukkan hatikan jg mengenang Nabi SA. Disana spt siroh nabawiyah. Lagipula saat kaum Anshor menyambut Nabi Saw dg sholawat dan rebana Nabi Saw ok2 aja.
Read more: http://mantankyainu.blogspot.com/2011/07/jawabanku-untuk-kh-bisyri-musthofa.html#ixzz1TcxF9Crh
Komentarku ( Mahrus ali )
Anda menyatakan :
Sayyidina Umar Ibnul Khattab, stlah mengadakan Tarawih berjama’ah dgn dua puluh raka’at yg diimami oleh sahabat Ubai bin Ka’ab beliau berkata :
ﻧِﻌْﻤَﺖِ ﺍْﻟﺒِﺪْﻋَﺔُ ﻫﺬِﻩِ
“Sebagus bid’ah itu ialah ini”.
Komentarku ( Mahrus ali )
Mana dalilmu bahwa saat itu , Umar bin Al Khatthab melakukan taraweh dua puluh rakaat apakah tidak 11 rakaat dengan witirnya ? , Jangan ngawur ya, nanti menyesatkan orang NU , Muhammadiyah dll. Dan kita tidak ingin hal itu terjadi kepada NU atau lainnya .Bagaimanakah bila saat itu , Umar tidak menjalankan taraweh dua puluh rakaat , apakah perkataanmu bisa di benarkan atau di salahkan ? . Dari siapa kamu tahu itu ? Kapan dan di mana ? Kamu pernah menjadi santri atau tidak ? Bila kamu bilang dari kiyai , teman , guru – apakah mereka harus benar dan ajarannya tidak boleh di kritisi ? Mereka itu manusia biasa atau nabi hingga ajarannya yang salah harus di ikuti ?
Ya, begitulah santri ahli bid`ah bukan ahli hadis dimanapun dan kapanpun , serba bingung , mudah di bawa arus ,tidak mengerti yang salah dan yang benar . Allah berfirman :
وَمَا تَفَرَّقُوا إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ أُورِثُوا الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مُرِيبٍ
Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka. Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu.[1]
Ayat itu mengkisahkan ahli kitab bukan kaum muslimin umat nabi yang di beri kitab suci lalu mereka tidak berpegangan kepadanya , lalu berpegangan kepada ajaran pendeta dan guru – gurunya . Mereka selalu hilaf dengannya sama dengan ajaran gurunya yang suka bergolong – golong .Prilaku mereka tidak memeraktekkan isi kitab suci itu tapi ikut kepada hawa nafsunya dan apa yang di senangi oleh lingkungannya – boleh di katagorekan ahli bid`ah lah . Dan memang ahli bid`ah dimanapun dan kapanpun anti kepada ahli hadis dan quran . Boleh juga anda baca di
Anda menyatakan lagi dengan menyampaikan hadis sbb :
ﻧِﻌْﻤَﺖِ ﺍْﻟﺒِﺪْﻋَﺔُ ﻫﺬِﻩِ
“Sebagus bid’ah itu ialah ini”.
Komentarku ( Mahrus ali )
Hadis itu tertolak , lemah sekali dan tidak boleh di buat pegangan , lihat kajian kami di blog kami di bab :
25 Jul 2011
Anda menyatakan lagi :
Bolehkah kita mengadakan Bid’ah?
tuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita kembali kepada hadits Nabi SAW. yangmenjelaskan adanya Bid’ah hasanah dan bid’ah sayyiah.
ﻣَﻦْ ﺳَﻦَّ ﻓِﻰ ﺍْﻻِﺳْﻼَﻡِ ﺳُﻨَّﺔً ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻓَﻠَﻪُ ﺃَﺟْﺮُﻫَﺎ ﻭَﺃَﺟْﺮُ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺍَﻥْ ﻳَﻨْﻘُﺺَﻣِﻦْ ﺃُﺟُﻮْﺭِﻫِﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻣَﻦْ ﺳَﻦَّ ﻓِﻰ ﺍْﻻِﺳْﻼَﻡِ ﺳُﻨَّﺔً ﺳَﻴِﺌَﺔً ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﻭِﺯْﺭُﻫَﺎﻭَﻭِﺯْﺭُ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِﺍَﻥْ ﻳَﻨْﻘُﺺَ ﻣِﻦْ ﺃَﻭْﺯَﺍﺭِﻫِﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ. ﺍﻟﻘﺎﺋﻰ, ﺝ5 :ﺹ :76.
“Barang siapa yang mengada-adakan satu cara yang baik dalam Islam mk ia akan mendapatkan pahala org yg turut mengerjakannya dg tdk mengurangi dr pahala mereka sedikit pun, dan barang siapa yang mengada-adakan suatu cara yang jelek maka ia akan mendapat dosa dan dosa-dosa orang yang ikut mengerjakan dengan tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun”.
Ada anonim menjawab sbb :
Untuk saudaraku MUHAMMAD IRFAN,antum berdalil:“Barang siapa yang mengada-adakan satu
cara yang baik dalam Islam mk ia akan mendapatkan pahala org yg turut....
Sebab disebutkannya hadits tsb berkenaan : Dari Jabir bin Abdulloh berkata :Rasululloh pernah berkutbah kpd kami,lalu beliau memberi semangat kpd manusia untuk bersedekah,akan tetapi mereka berlambat-lambat untuk bersedekah,sampai-sampai nampak kemarahan diwajah beliau,kemudian datanglah seorang Anshar dengan sekantong (sedekah) lalu orang-orang (bersedekah) mengikutinya sehingga nampak keceriaan diwajah beliau,maka beliaupun bersabda”Barangsiapa....dst”(HR,Muslim)
Jadi hadits yang antum ajukan bukan dibolehkan membuat bid’ah (syariat baru) justru yang benar adalah menjalankan sunnah (sunnah yang sudah ada ,bukan bid'ah), ialah dengan bersedekah, karena bersedekah sudah ada contoh dari Rasululloh.
Bila kurang jelas , ana beri contoh berkenaan hadits yang antum ajukan diatas,
Misal, dijalan banyak batu dan banyak orang yang terganggu ,kemudian ada seorang yang menyingkirkan dari jalan lalu diikuti orang lain berbuat demikian,maka pahala orang yang mengikuti akan diberikan juga pada orang yang pertama memulai,sebaliknya apabila ada orang yang melemparkan batu kejalan kemudian diikuti orang lain ,maka dosa orang lain yang mengikuti tsb akan ditanggung juga orang yang memulai, tanpa mengurangi dosanya orang yang mengikuti (krn tdk boleh mengganggu jalan adalah sunnah sesuai sabda Rasululloh sampaikan tentang apa hak-hak jalan,dan menyingkirkan gangguan di jalan bagian dari pada iman ,jadi termasuk amal soleh juga) .
Mulia dg manhaj salaf,syukron.
cara yang baik dalam Islam mk ia akan mendapatkan pahala org yg turut....
Sebab disebutkannya hadits tsb berkenaan : Dari Jabir bin Abdulloh berkata :Rasululloh pernah berkutbah kpd kami,lalu beliau memberi semangat kpd manusia untuk bersedekah,akan tetapi mereka berlambat-lambat untuk bersedekah,sampai-sampai nampak kemarahan diwajah beliau,kemudian datanglah seorang Anshar dengan sekantong (sedekah) lalu orang-orang (bersedekah) mengikutinya sehingga nampak keceriaan diwajah beliau,maka beliaupun bersabda”Barangsiapa....dst”(HR,Muslim)
Jadi hadits yang antum ajukan bukan dibolehkan membuat bid’ah (syariat baru) justru yang benar adalah menjalankan sunnah (sunnah yang sudah ada ,bukan bid'ah), ialah dengan bersedekah, karena bersedekah sudah ada contoh dari Rasululloh.
Bila kurang jelas , ana beri contoh berkenaan hadits yang antum ajukan diatas,
Misal, dijalan banyak batu dan banyak orang yang terganggu ,kemudian ada seorang yang menyingkirkan dari jalan lalu diikuti orang lain berbuat demikian,maka pahala orang yang mengikuti akan diberikan juga pada orang yang pertama memulai,sebaliknya apabila ada orang yang melemparkan batu kejalan kemudian diikuti orang lain ,maka dosa orang lain yang mengikuti tsb akan ditanggung juga orang yang memulai, tanpa mengurangi dosanya orang yang mengikuti (krn tdk boleh mengganggu jalan adalah sunnah sesuai sabda Rasululloh sampaikan tentang apa hak-hak jalan,dan menyingkirkan gangguan di jalan bagian dari pada iman ,jadi termasuk amal soleh juga) .
Mulia dg manhaj salaf,syukron.
Komentarku ( Mahrus ali )
Hadis yang anda gunakanan adalah sbb :
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِيُّ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ عَنْ الْمُنْذِرِ بْنِ جَرِيرٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَدْرِ النَّهَارِ قَالَ فَجَاءَهُ قَوْمٌ حُفَاةٌ عُرَاةٌ مُجْتَابِي النِّمَارِ أَوْ الْعَبَاءِ مُتَقَلِّدِي السُّيُوفِ عَامَّتُهُمْ مِنْ مُضَرَ بَلْ كُلُّهُمْ مِنْ مُضَرَ فَتَمَعَّرَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَا رَأَى بِهِمْ مِنْ الْفَاقَةِ فَدَخَلَ ثُمَّ خَرَجَ فَأَمَرَ بِلَالاً فَأَذَّنَ وَأَقَامَ فَصَلَّى ثُمَّ خَطَبَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ إِلَى آخِرِ الْآيَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا وَالْآيَةَ الَّتِي فِي الْحَشْرِ اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ تَصَدَّقَ رَجُلٌ مِنْ دِينَارِهِ مِنْ دِرْهَمِهِ مِنْ ثَوْبِهِ مِنْ صَاعِ بُرِّهِ مِنْ صَاعِ تَمْرِهِ حَتَّى قَالَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ قَالَ فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ بِصُرَّةٍ كَادَتْ كَفُّهُ تَعْجِزُ عَنْهَا بَلْ قَدْ عَجَزَتْ قَالَ ثُمَّ تَتَابَعَ النَّاسُ حَتَّى رَأَيْتُ كَوْمَيْنِ مِنْ طَعَامٍ وَثِيَابٍ حَتَّى رَأَيْتُ وَجْهَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَهَلَّلُ كَأَنَّهُ مُذْهَبَةٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Kami disisi Rasulullah di permulaan siang , lalu kaum yang tidak bersandal , telanjang mengenakan pakaian jelek dari bulu mirip dengan singa atau abayah dengan mengenakan pedang . Kebanyakan dari Mudhar , lalu Rasulullah berobah karena melihat kefakiran mereka , lalu masuk rumah lalu keluar dan memerintah Bilal , lalu membaca qamat dan melakukan salat , lalu berhutbah :
Wahai manusia takutlah kepada Allah yang menjadikan kamu dari satu orang ( Adman ) ……………………Sesungguhnya Maha meneliti kepadamu .
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Seorang lelaki bersedekah dengan dinar , dirham , gandum satu gantang , kurma satu gantang ………… lalu beliau bersabda : sekalipun dengan satu belahan kurma …………
Lantas seorang lelaki Ansor datang dengan membawa pundi yang tapak tangannya hampir tidak mampu membawanya , bahkan tidak mampu membawanya .
Lantas manusia bersedekah dengan bergantian , hingga aku lihat dua undukan makanan dan pakaian
Aku melihat wajah Rasulullah tampak gembira , lalu Rasulullah bersabda :
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Barang siapa melakukan suatu perbuatan baik dalam Islam akan mendapat pahalanya dan pahala orang yang menjalankannya tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka . Barangsiapa yang melakukan perbuatan jelek akan mendapat dosanya dan dosa orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun .
Di situ adalah Rasulullah memerintah sedekah , lantas ada sahabat yang mendahului , dan ada sahabat yang agak lambat dan ada sahabat yang lambat dalam merespon perintah Rasulullah . lalu Rasulullah bilang seperti itu . Yaitu orang yang pertama kali mengeluarkan santunan itu mendapat pahala banyak dan itulah yang di namakan sunnah hasanah yang di contoh oleh orang lain dan pelaku sedekah pertama jelas mendapat pahala banyak .
Kalau bid`ah adalah barang baru yang sengaja di masukkan ke dalam ajaran Islam , ia tertolak dan menyesatkan sebagaimana hadis :
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَاهَذَا مَالَيْسَ مِنْهُ فَهُوَرَدٌّ
Barang siapa mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama maka dengan sendirinya tertolak
Kalau sedekah ada perintahnya dalam ayat al quran maupun hadis sebagaimana ayat :
ءَامِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ(7)
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.
Untuk masalah bid`ah , jangan menggunakan dalil itu sebagaimana di lakukan oleh sang doktor Kamel , nanti akan di ketawakan pembaca yang mengerti .
Bacalah MANTAN KYAI NU: Jawabanku atas artikel Dr. Oemar Abdallah Kemel 10 Mar 2011
Anda menyatakan lagi :
Apakah yang dimksud dengan segala bid’ah itu sesat & segala kesesatan itu masuk neraka?
ﻛُﻞُّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَ ﻟَﺔٍﻭَﻛُﻞُّ ﺿَﻼَ ﻟَﺔٍ ﻓِﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
“Semua bid’ah itu sesat dan semua kesesatan itu di neraka”.
Mari kt pahami menurut Ilmu Balaghah.tiap benda pasti mempunyai sifat, tidak mungkin ada benda yang tidak bersifat, sifat itu bisa bertentangan seperti baik dan buruk,panjang pendek,gemuk dan kurus.Mustahil ada benda dalam satu waktu dan satu tempat mempunyai dua sifat yg bertntangan, kalau dikatakan benda itu
baik mustahil pada waktu dan tempat yang sama dikatakan jelek;kalau dikatakan si A berdiri mustahil pada waktu dan t4 yg sama diktkan duduk.Mari kita kembli kpd hadits.
“Semua bid’ah tu sesat dan setiap kesesatan itu masuk neraka”.
Bidah itu kt benda, tentu punya sifat,tidak mungkin ia tdk mempunyai sifat,
mungkin saja ia b'sifat baik/ mungkin bersifat jelek. Sifat tersebut tidak ditulis dan
tidak disebutkan dalam hadits di atas; dalam Ilmu Balaghah diktkan “membuang sifat dari benda yang bersifat”.
andai kita tulis sifat bid’ah mk terjadi 2 kemungkinan:
Kemungkinan 1 :“Semua bid’ah yg baik sesat, dan semua yg sesat masuk neraka”.
Hal ini tdk mungkin, bagaimana sifat baik dan sesat berkumpul dlm satu benda dan dalam waktu dan tempat yang sama, hal itu tentu mustahil. Maka yang bisa
dipastikan kemungkinan yang ke2 :
dipastikan kemungkinan yang ke2 :
ﻛُﻞُّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺳَﻴِﺌَﺔٍﺿَﻼَ ﻟَﺔٍ ﻭَﻛُﻞُّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻰ ﺍﻟﻨَّﺎِﺭ
“Semua bid’ah yang jelekitu sesat, dan semua kesesatan itu masuk neraka”.
--(KH. A.N. Nuril Huda,
Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)dalam "Ahlussunnah wal
Jama'ah (Aswaja) Menjawab", diterbitkan oleh PP LDNU)
Contohnya spt:
- memakai celana bid"ah dong apalagi saat solat
- memberi istilah hadist doif , shohih , dan hasan. Apa ini dholalah?
- barzanji(membc sholawat al-barzanji). Apa ini dholalah? Disamping menyejukkan hatikan jg mengenang Nabi SA. Disana spt siroh nabawiyah. Lagipula saat kaum Anshor menyambut Nabi Saw dg sholawat dan rebana Nabi Saw ok2 aja.
Komentarku ( Mahrus ali )
Bila anda katakan setiap benda bersifat , maka saya katakan setiap sifat berbenda – maksudnya ada benda yang di sifati .
Khomer adalah benda , lalu anda katakan harus ada sifatnya , lalu di katakan khomer jelek adalah haram . Khomer baik boleh . Mirip dengan contohmu setiap bid`ah jelek , adalah jelek dan bid`ah baik boleh .
Itu semua bukan dalil sekalipun di katakan dalil menurut ahli bid`ah. Ia akal akalan aristoteles menggunakan ilmu mantik bukan ayat quran atau hadis .
Keteranganmu itu bertentangan dengan hadis :
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barang siapa mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama maka dengan sendirinya tertolak [2]
« مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ » .
Barang siapa yang menjalankan sesuatu yang tidak cocok dengan urusan kami maka tertolak .
Anda menyatakan lagi
- memakai celana bid"ah dong apalagi saat solat
-
- Komentarku ( Mahrus ali )
Saya kira kamu itu orang lihay , lebay , paham benar dengan agama , tahu – tahu , paham setengah bodoh separoh . Celana itu ada dalilnya , lihat hadis :
Umar berkata :
صَلَّى رَجُلٌ فِي إِزَارٍ وَرِدَاءٍ فِي إِزَارٍ وَقَمِيصٍ فِي إِزَارٍ وَقَبَاءٍ فِي سَرَاوِيلَ وَرِدَاءٍ فِي سَرَاوِيلَ وَقَمِيصٍ فِي سَرَاوِيلَ وَقَبَاءٍ فِي تُبَّانٍ وَقَبَاءٍ فِي تُبَّانٍ وَقَمِيصٍ
Seorang lelaki menjalankan salat dengan sarung dan selendang , selendang dan gamis ,kain sarung dengan pakaian luar, celana panjang dan selendang , celana panjang dan gamis, celana panjang dan pakaian luar,celana pendek dan pakaian luar, celana pendek dan gamis[3]
Lihat para sahabat mengenakan celana waktu salat bukan saja sarung atau gamis , lalu kamu katakan bid`ah hasanah , mengapa anda belum tahu juga.
Saya ingat firman Nya :
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ(81)
Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan ni`mat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya). Nahel 81
Dalam ayat itu , di perkenankan mengenakan pakaian , tidak harus sarung , gamis tapi kain yang bisa di gunakan untuk pakaian , celana atau lainnya.
Anda menyatakan lagi :
-
- memberi istilah hadist doif , shohih , dan hasan. Apa ini dholalah?
- memberi istilah hadist doif , shohih , dan hasan. Apa ini dholalah?
Komentarku ( Mahrus ali )
Lalu maunya hadis itu tidak boleh di komentari sahih , lemah atau hasan . Biarkan hadis itu lemah , atau sahih tidak usah di komentari Itu ilmu seperti mantik , Balaghoh dan Nahwu , bukan menambah ajaran Islam . Bid`ah adalah menambah ajaran . Allah berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. [4]
Anda menyatakan :
- barzanji(membc sholawat al-barzanji). Apa ini dholalah? Disamping menyejukkan hatikan jg mengenang Nabi SA. Disana spt siroh nabawiyah.
Komentarku ( Mahrus ali )
Apakah anda tidak tahu bahwa dalam berzanji banyak kesirikan , bacalah :
23 Apr 2011
18 Mei 2011
Anda menyatakan lagi :
Lagipula saat kaum Anshor menyambut Nabi Saw dg sholawat dan rebana Nabi Saw ok2 aja.
Komentarku ( Mahrus ali )
Mana dalilmu ? kisah tsb legenda kuno yang menyesatkan . Rasulullah SAW tidak pernah di sambut dengan rebana ketika datang ke Medinah .
Al Bara` bin Azib ra berkata :
أَوَّلُ مَنْ قَدِمَ عَلَيْنَا مُصْعَبُ بْنُ عُمَيْرٍ وَابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ وَكَانَا يُقْرِئَانِ النَّاسَ فَقَدِمَ بِلَالٌ وَسَعْدٌ وَعَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ ثُمَّ قَدِمَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فِي عِشْرِينَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَا رَأَيْتُ أَهْلَ الْمَدِينَةِ فَرِحُوا بِشَيْءٍ فَرَحَهُمْ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى جَعَلَ الْإِمَاءُ يَقُلْنَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَا قَدِمَ حَتَّى قَرَأْتُ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى فِي سُوَرٍ مِنَ الْمُفَصَّلِ *
Permulaan orang yang datang ke Medinah adalah Mus`ab bin Umair dan Ibnu Ummi Maktum .Keduanya mengajarkan al Qur`an ke penduduk Medinah . Lantas Bilal , Sa`ad ,Ammar bin Yasir , lalu Umar bin Al Khotthob bersama dua puluh sahabat Nabi SAW .lalu Nabi SAW datang . Aku melihat penduduk Medinah sangat gembira dengan kehadiran Rasulullah SAW ,hingga para budak perempuan sama mengatakan : “Rasulullah SAW telah datang “. Ketika itu , aku bacakan surat sabbihisma dan beberapa surat Mufasshol.[5]
Menurut riwayat Bukhori sbb :
حَتَّى رَأَيْتُ الْوَلَائِدَ وَالصِّبْيَانَ يَقُولُونَ هَذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ جَاءَ فَمَا جَاءَ حَتَّى قَرَأْتُ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى فِي سُوَرٍ مِثْلِهَا
Hingga anak –anak budak dan anak kecil berkata :” Ini Rasulullah SAW telah datang , ketika itu aku bacakan sabihisma rabbikala`la dan surat sesamanya . [6] Jadi tidak disambut dengan terbang lalu membaca : طلع البدر علينا من ثنيات الوداع
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik