Membaca keras dalam salat sunat
لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ فَقَالَ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الْحَقِّ فَقَالَ رَجُلٌ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ *
Tiada keinginan kecuali terhadap dua orang. Seorang lelaki yg di ajari Quran oleh Allah, lalu dia membacanya siang malam . Lantas tetangganya terdengar, lalu berkata: “ Kapankah aku di beri sebagaimana apa yg di berikan kepada fulan.Lantas aku bisa menjalankan sebagaimana perbuatannya. Dan seorang lelaki yang di beri harta, lalu di infakkan untuk kebenaran. Seorang lelaki berkata:” Aduhai aku diberi sebagaimana apa yg di berikan kepada fulan lantas aku bisa melakukan sebagaimana perbuatannya.[1]
Lelaki yang diajari al Quran itu membacanya sehingga tetangganya terdengar. Bila dia membaca seperti orang berbisik maka tidak akan didengar oleh tetangganya. Membaca al Quran di siang malam dalam hadis itu maksudnya waktu salat sebagaimana dijelaskan dalam riwayat sbb:
عن ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ
Dari Ibnu Umar r.a katanya: Rasul ullah s.a.w pernah bersabda: Tidak boleh berhasad dengki kecuali pada dua perkara yaitu seseorang yang di beri nikmat hafal al-Quran dan dia membacanya waktu salat siang dan malam. 2.Seorang yang dikurniakan oleh Allah harta kekayaan lalu dia membelanjakannya dengan baik pada waktu malam dan juga pada waktu siang . [2]
أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ لَمْ أَعْقِلْ أَبَوَيَّ إِلَّا وَهُمَا يَدِينَانِ الدِّينَ وَلَمْ يَمُرَّ عَلَيْنَا يَوْمٌ إِلَّا يَأْتِينَا فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَرَفَيِ النَّهَارِ بُكْرَةً وَعَشِيَّةً ثُمَّ بَدَا لِأَبِي بَكْرٍ فَابْتَنَى مَسْجِدًا بِفِنَاءِ دَارِهِ فَكَانَ يُصَلِّي فِيهِ وَيَقْرَأُ الْقُرْآنَ فَيَقِفُ عَلَيْهِ نِسَاءُ الْمُشْرِكِينَ وَأَبْنَاؤُهُمْ يَعْجَبُونَ مِنْهُ وَيَنْظُرُونَ إِلَيْهِ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ رَجُلًا بَكَّاءً لَا يَمْلِكُ عَيْنَيْهِ إِذَا قَرَأَ الْقُرْآنَ فَأَفْزَعَ ذَلِكَ أَشْرَافَ قُرَيْشٍ مِنَ الْمُشْرِكِينَ *
Sesungguhnya Aisyah istri Nabi saw berkata; Aku tidak mengerti kedua orang tuaku kecuali keduanya memeluk agama. Setiap hari Rasulullah saw datang kepada kami waktu pagi atau sore. Lantas Abu Bakar mendirikan masjid di muka rumahnya.Beliau melakukan salat dan membaca al Quran, lalu perempuan – perempuan musrikin dan anak – anak mereka kagum dan melihat padanya. Abu bakar adalah lelaki yang mudah menangis, mudah mengeluarkan air mata bila membaca al Quran. Hal itu membikin takut tokoh – tokoh Quraisy [3]
Kaum perempuan musrik dan anak – anak mereka senang mendengar bacaan Abu bakar. Lalu tokoh – tokoh mereka takut akan pengaruh al Quran kepada anak dan istri itu.
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik