Mencuri telur
الإلمام بأحاديث الأحكام (2/ 761)
(بَاب حد السّرقَة)
(1476) عَن أبي هُرَيْرَة رَضِيَ اللَّهُ عَنْه قَالَ: قَالَ رَسُول الله [صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ] : " لعن الله السَّارِق، يسرق الْبَيْضَة فتقطع يَده، وَيسْرق الْحَبل فتُقطع يَده ".
Intinya : Semoga Allah melaknat orang yg mencuri baidhoh ( topi baja ) lalu tangannya di potong , dan mencuri tali ( yg harganya beberapa dirham ) lalu tangannya di putus. Muttafaq alaih .
Baidhoh dlm hadis tsb tidk di beri arti telor tapi topi baja.
صحيح البخاري (8/ 159)
قَالَ الأَعْمَشُ: «كَانُوا يَرَوْنَ أَنَّهُ بَيْضُ الحَدِيدِ، وَالحَبْلُ كَانُوا يَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْهَا مَا يَسْوَى دَرَاهِمَ»
Bukhari menambah dlm riwayatnya Al a`masy berkata:: Mereka berpendapat maksudnya adalah topi baja , dan tali maksudnya yg harganya beberapa dirham .
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Bukan tali yg harganya murah.
Bila di artikan telur, mk akan bertentangan dg hadis Aisyah sbb:
(1478) وعنها، عَن رَسُول الله [صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ] قَالَ: " لَا تقطع يَد السَّارِق إِلَّا فِي ربع دِينَار / فَصَاعِدا ".
Intinya : Tangan pencuri tdk diputus kecuali mencuri seper empat dinar atau lebih. Muttafaq alaih.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Telur itu remeh sekali , mk pencurinya tdk dipotong karenanya. Karena itu sang perawi hadis tsb bilang , makna baidhoh adalah topi baja.
Dengan demikian , mk kedua hadis yg muttafaq alaih itu tdk bertentangan dan bisa singkron.
Seandainya di artikan telur, mk hadis tsb masih tdk bisa di buat landasan untuk menghalalkan ayam dan telur.
Sebab, orang yg mencuri itu blm tentu untuk di makan. Boleh jadi untuk di tetaskan.
Hal itu spt orang yg mencuri burung blm tentu untuk dimkn, tapi boleh dipelihara dll.
Apalagi tuntunan mkn telur dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tdk ada, mk para sahabat tdk berani memakannya.
Bila ada, mk tunjukkan hadisnya.
Telur di era sahabat dibiarkan sj spt kucing yg hidup di tempat kita, tdk ada yg makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik