SURYA Online, PAMEKASAN – Jika
selama ini ceramah agama di setiap pengajian dilakukan atas podium, namun
ceramah yang disampaikan KH Kamaluddin, di kawasan Dusun Pegantenan, Desa
Blumbungan, Kecamatan Larangan, Pamekasan, dilakukan di dalam kuburan.
Karuan saja, metode dakwah tidak wajar dan dianggap nyelenih ini mengundang perhatian ratusan warga pria dan wanita. Tak hanya warga Blumbungan, juga sejumlah warga dari luar desa berduyun-duyun memadati areal pengajian dari dalam kubur, Jumat (14/9/2012).
Sebelum Kamaluddin, ulama dari Probolinggo ini berdakwah, lebih dulu beberapa warga menggali tanah layaknya buat menguburkan jenazah. Lalu, Kamaluddin, dibungkus kain kafan, dimasukkan keranda dan diturunkan ke kuburan.
Untuk menjaga agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan bagi Kamaluddin, panitia sudah menyiapkan tim medis dari Puskesmas Larangan, termasuk sejumlah aparat Polres Pamekasan dan Kodim 0826 Pamekasan.
Lantaran saat itu cuaca panas, maka panitia memasang terop dari terpal plastik dan sejumlah kursi. Sementara ratusan warga, sudah berdiri di sekitar lokasi, menanti detik-detik ceramah dari dalam kubur.
Ketua Panitia pelakasana, Abdul Wahid, menyatakan, ceramah dari dalam kubur ini tidk bertentangan dengan ajaran agama Islam, karena hanya tempat dakwahnya yang berbeda memilih kuburan, agar orang selalu ingat dengan hari kematiannya.
“Dengan pengajian dan ceramah dari dalam kubur, hendaknya ummas Islam imannya bertambah kuat dan mantap. Tidak terpengaruh dengan ajaran yang melenceng dari tuntunan Nabi Muhammad,” kata Abul Wahid.
Selanjutnya, ketika Kamaluddin yang dibungkus kain kafan, sudah dimasukkan ke kuburan bersama mikrofon dan kabel yang yang dihubungkan ke mesin amplifier di luar, lalu kuburannya ditutup.
Sekitar satu jam, Kamaluddin memberikan tausiyah menyangkut tindakan manusia yang suka berbuat maksiat, kewajiban suami terhadap seorang istri dan kepatuhan istri terhadap suami.
Usai ceramah, kuburan kembali digali dan tubuh Kamaluddin diangkat ke pinggir kuburan. Kemudian kain yang membalut tubuhnya dibuka. Dan nampak Kamaluddin segar bugar, seperti sedia kala. “Alhamdulillah, saya sehat-sehat saja,” kata Kamaluddin.
Karuan saja, metode dakwah tidak wajar dan dianggap nyelenih ini mengundang perhatian ratusan warga pria dan wanita. Tak hanya warga Blumbungan, juga sejumlah warga dari luar desa berduyun-duyun memadati areal pengajian dari dalam kubur, Jumat (14/9/2012).
Sebelum Kamaluddin, ulama dari Probolinggo ini berdakwah, lebih dulu beberapa warga menggali tanah layaknya buat menguburkan jenazah. Lalu, Kamaluddin, dibungkus kain kafan, dimasukkan keranda dan diturunkan ke kuburan.
Untuk menjaga agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan bagi Kamaluddin, panitia sudah menyiapkan tim medis dari Puskesmas Larangan, termasuk sejumlah aparat Polres Pamekasan dan Kodim 0826 Pamekasan.
Lantaran saat itu cuaca panas, maka panitia memasang terop dari terpal plastik dan sejumlah kursi. Sementara ratusan warga, sudah berdiri di sekitar lokasi, menanti detik-detik ceramah dari dalam kubur.
Ketua Panitia pelakasana, Abdul Wahid, menyatakan, ceramah dari dalam kubur ini tidk bertentangan dengan ajaran agama Islam, karena hanya tempat dakwahnya yang berbeda memilih kuburan, agar orang selalu ingat dengan hari kematiannya.
“Dengan pengajian dan ceramah dari dalam kubur, hendaknya ummas Islam imannya bertambah kuat dan mantap. Tidak terpengaruh dengan ajaran yang melenceng dari tuntunan Nabi Muhammad,” kata Abul Wahid.
Selanjutnya, ketika Kamaluddin yang dibungkus kain kafan, sudah dimasukkan ke kuburan bersama mikrofon dan kabel yang yang dihubungkan ke mesin amplifier di luar, lalu kuburannya ditutup.
Sekitar satu jam, Kamaluddin memberikan tausiyah menyangkut tindakan manusia yang suka berbuat maksiat, kewajiban suami terhadap seorang istri dan kepatuhan istri terhadap suami.
Usai ceramah, kuburan kembali digali dan tubuh Kamaluddin diangkat ke pinggir kuburan. Kemudian kain yang membalut tubuhnya dibuka. Dan nampak Kamaluddin segar bugar, seperti sedia kala. “Alhamdulillah, saya sehat-sehat saja,” kata Kamaluddin.
Aks
Komentarku ( Mahrus ali):
Ceramah di kuburan ini, saya pernah
dengar dulu, malah apa yang saya dengar, penceramahnya mati di kuburan ketika ceramah karena kekurangan oxigen. Bila
benar begitu, menurut saya sama dengan bunuh diri.Biasanya penceramah
sedemikian ini dari kalangan ahli bid`ah bukan ahlis sunnah. Ingatlah firman
Allah:
وَلاَتَقْتُلوُا
اَنْفُسَكُمْ اِنَّ الله كاَنَ بِكُمْ رَحِيْمًا
Dan janganlah kamu membunuh dirimu , sesungguhnya Allah Maha belas kasih
kepadamu . Dia bertayammum bila takut dirinya .
lah, wis sing aneh2 wae....nek nang nggonku ono ustadz koyo ngono, sing ngrungokno tak kon lungo kabeh
BalasHapus