Jombang, NU Online
Buku Ensiklopedia Gus Dur mewarnai peringatan seribu hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid yang di Pesatren Tebuireng Jombang, Sabtu (29/9) kemarin.
Para tokoh seperti Rais Syuriyah KH Hasyim Muzadi, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfudz MD, Pengasuh Tebuireng KH Sholahudin Wahid dan adiknya Lilly Wahid turut hadir dalam acara tersebut.
Dalam kesempatan itu, KH Hasyim Muzadi menyatakan bahwa Gus Dur adalah pemimpin yang sulit dicari penggantinya di Indonesia. Karena beliau adalah seorang pemimpin yang memiliki pemikiran dinamis.
“Beliau bukan tipe pemimpin yang normatif, atau linier, orang seperti ini pemikirannya dinamis,” ujarnya. Dia mengatakan, pemimpin model Gus Dur banyak dijumpai di negara lain akan tetapi di Indonesia tidak banyak.
Gus Dur, lanjutnya, mampu menyikapi persoalan langsung pada intinya, tidak pada apa yang mengikutinya. “Intinya apa? Bukan ubo rampai,ditambah dengan kebersihan niat. Beliau menerapkan model Fiqih Manhaj yang menyangkut masalah kaidah dan ushul, dan ini yang nantinya jadi qoul Gus Dur sehingga beliu punya qoul sendiri,” jelasnya.
Hasyim mencontohkan, sikap Gus dur yang terlibat dalam Yayasan Simon Peres Israel, dan pembelaan kebebasan beragama terutama Konghuchu.
Masih menurut KH Hasyim, dalam hal pengembangan jamiyah NU, pemikiran cucu pendiri NU ini jauh ke depan. Gus Dur berkeinginan NU harus diindonesiakan dan diduniakan.
Buku Ensiklopedia Gus Dur mewarnai peringatan seribu hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid yang di Pesatren Tebuireng Jombang, Sabtu (29/9) kemarin.
Para tokoh seperti Rais Syuriyah KH Hasyim Muzadi, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfudz MD, Pengasuh Tebuireng KH Sholahudin Wahid dan adiknya Lilly Wahid turut hadir dalam acara tersebut.
Dalam kesempatan itu, KH Hasyim Muzadi menyatakan bahwa Gus Dur adalah pemimpin yang sulit dicari penggantinya di Indonesia. Karena beliau adalah seorang pemimpin yang memiliki pemikiran dinamis.
“Beliau bukan tipe pemimpin yang normatif, atau linier, orang seperti ini pemikirannya dinamis,” ujarnya. Dia mengatakan, pemimpin model Gus Dur banyak dijumpai di negara lain akan tetapi di Indonesia tidak banyak.
Gus Dur, lanjutnya, mampu menyikapi persoalan langsung pada intinya, tidak pada apa yang mengikutinya. “Intinya apa? Bukan ubo rampai,ditambah dengan kebersihan niat. Beliau menerapkan model Fiqih Manhaj yang menyangkut masalah kaidah dan ushul, dan ini yang nantinya jadi qoul Gus Dur sehingga beliu punya qoul sendiri,” jelasnya.
Hasyim mencontohkan, sikap Gus dur yang terlibat dalam Yayasan Simon Peres Israel, dan pembelaan kebebasan beragama terutama Konghuchu.
Masih menurut KH Hasyim, dalam hal pengembangan jamiyah NU, pemikiran cucu pendiri NU ini jauh ke depan. Gus Dur berkeinginan NU harus diindonesiakan dan diduniakan.
Dikatakannya, menjelang
Muktamar Situbondo, 1984, Gus Dur mengatakan NU harus dikeluarkan dari partai
politik PPP. Karena menurutnya tidak seharusnya NU hanya disekat
pada politik praktis. “ Peran NU semuanya harus kelihatan, setelah itu harus di
Indonesikan,
Kemudian disusunlah Munas Ulama 1983, yang intinya menurut Gus Dur, NU harus mengisi Indonesia bukan hanya berada di satu sudut Indonesia.
Sementara itu, Mantan Menteri di era presiden KH Abdurrahman Wahid ini, Mahfudz MD menyatakan bahwa sosok Gus Dur dinilai sebagai pemimpin yang sangat berani. Karena menjelang detik detik kejatuhannya sebagai presiden, dirinya sudah mengingatkan agar berdamai dengan partai.
”Apa jawabannya? Kalau Anda mau berjuang jangan mau terbelenggu fakta tetapi harus membuat fakta baru,” kata Mahfudz menirukan Gus Dur.
Padahal, lanjut Mahfudz, dirinya sudah bertemu dengan petinggi tiga parpol besar. Mereka siap tidak menjatuhkan presiden Abdurrahman Wahid jika mau merombak kabinet dan menyusunnya berdasarkan usulan partai.
“Saya tidak mau tunduk, saya akan buat fakta baru saya tidak mau tunduk partai, jawab Gus Dur, kukuh,” tandas Ketua Mahkamah Konstitusi. "Meski demikian Gus Dur sudah berhasil membuat arena demokrasi dan politik di negeri ini Namun arena demokrasi yang ditinggalkan sekarang ini sangat kotor."
Terkait buku Ensiklopedia Gus Dur, Mahfudz berpendapat buku yang telah dicetak sebanyak enam jilid ini merupakan salah satu buku yang terlengkap tentang Gus Dur.
Kemudian disusunlah Munas Ulama 1983, yang intinya menurut Gus Dur, NU harus mengisi Indonesia bukan hanya berada di satu sudut Indonesia.
Sementara itu, Mantan Menteri di era presiden KH Abdurrahman Wahid ini, Mahfudz MD menyatakan bahwa sosok Gus Dur dinilai sebagai pemimpin yang sangat berani. Karena menjelang detik detik kejatuhannya sebagai presiden, dirinya sudah mengingatkan agar berdamai dengan partai.
”Apa jawabannya? Kalau Anda mau berjuang jangan mau terbelenggu fakta tetapi harus membuat fakta baru,” kata Mahfudz menirukan Gus Dur.
Padahal, lanjut Mahfudz, dirinya sudah bertemu dengan petinggi tiga parpol besar. Mereka siap tidak menjatuhkan presiden Abdurrahman Wahid jika mau merombak kabinet dan menyusunnya berdasarkan usulan partai.
“Saya tidak mau tunduk, saya akan buat fakta baru saya tidak mau tunduk partai, jawab Gus Dur, kukuh,” tandas Ketua Mahkamah Konstitusi. "Meski demikian Gus Dur sudah berhasil membuat arena demokrasi dan politik di negeri ini Namun arena demokrasi yang ditinggalkan sekarang ini sangat kotor."
Terkait buku Ensiklopedia Gus Dur, Mahfudz berpendapat buku yang telah dicetak sebanyak enam jilid ini merupakan salah satu buku yang terlengkap tentang Gus Dur.
Dalam buku ini bisa
menceritakan sosok presiden RI ke-4 dari berbagai dimensi. “Namun penggunaan
beberapa kata perlu dipertimbangkan,agar tidak menyinggung orang lain,”
sarannya.
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Muslimin Abdurrahman
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Muslimin Abdurrahman
Komentarku ( Mahrus ali):
Kesalahan yang fatal adalah
Gus dur itu sosok nasionalis bukan sosok yang komitmen kepada al quran dan
hadis. Tapi UU nasional lebih di
dahulukan dari pada Al Quran. Apalagi GUS dur termasuk penggerak demokrasi yang
ulung. Pada hal sistim demokrasi ini
sistem Yahudi bukan Islami . Ia harus di buang bukan diperjuangkan. . Boleh
baca disini:
Pejuang demokrasi bukan
pejuang Islami, ia pejuang budaya
Yahudi, bukan pejuang budaya Islami. Ingat firmanNya:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لاَ يَأْلُونَكُمْ
خَبَالاً وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ
وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ا ْلآيَاتِ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu
orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu.
Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati
mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat
(Kami), jika kamu memahaminya.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik