TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Kapolsek Metro Pancoran, Kompol Lendy Agustinus, mengaku kesulitan mencari saksi dalam kasus pembunuhan terhadap karyawan Bank Muamalat Sudirman, Aswara Indah Sari (27), oleh calon suaminya, Mirza Nurzaman (31).
Diberitakan sebelumnya, Aswara tewas dibunuh suaminya di lantai 16, Tower Borneo Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, Sabtu (23/09/2012). Diduga Aswara sempat melakukan perlawanan.
Menurut Kapolsek, hal itu disimpulkan dari sejumlah luka yang ditemukan pada tubuh Aswara, selain luka gorokan di leher yang membuat perempuan itu tewas.
Di lengan korban ditemukan sejumlah luka sayatan, menurut Kapolsek diduga Aswara sempat menangkis sabetan pisau dapur sang kekasih yang merupakan warga negara India itu.
Korban ditemukan bersimbah darah di atas kasur, dengan mengenakan pakaian lengkap. Di sekitar lokasi penemuan, Polisi juga menemukan sejumlah rambut Aswara. Diduga Mirza sempat menjambak rambut kekasihnya itu.
Kejadian tersebut diduga berlangsung sekitar pukul 19.30 WIB di apartemen yang baru kurang dari sebulan mereka tempati. Saat itu menurut Kapolsek, di lantai tersebut sebagian besar penghuninya memang tengah tidak berada di tempat.
"Penelusuran kami, tidak ada saksi yang mendengar pertengkaran, atau teriakan minta tolong dari korban," katanya.
Usai menghabisi nyawa Aswara, Mirza kemudian beranjak ke rel kereta Depok-Jakarta, dan menghubungi orangtua Aswara lalu mengakui perbuatannya. Setelah itu ia pun rebahan di rel, hingga nyawanya melayang setelah tubuhnya hancur diterjang kereta yang melintas.
Sandra (23) salah seorang penghuni Apartemen tersebut mengatakan, pada Sabtu malam penghuni apartemen sebagian besar memang pergi untuk mencari hiburan, tak terkecuali Sabtu malam ini.
"Kalau tadi memang sepi sih, pada pergi semua orang-orangnya," tuturnya.
Di apartemen tersebut kata Sandra tidaklah kedap suara. Jika ada seseorang berteriak, pastilah para tetangga akan mendengar dan bereaksi. "Tapi warga sini kebanyakan tidak mau ikut campur urusan orang lain," ujar Sandra.
Komentarku ( Mahrus ali):
Pasutri tersebut mati di jalan setan
bukan di jalan Allah dan ini sebagai contoh yang perlu diperhatikan, jangan di
abaikan begitu saja agar kita tidak mengalami nasib sedemikian ini Pegawai Bank
menurut saya sekalipun muamalat masih menjalankan sistem riba, bukan bank yang
bersih dari riba sebagaimana Bank di Libia atau Saudi yang tidak menggunakan
riba. Kita ingta firmanNya;
وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُواْ عَنْهُ
وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ
مِنْهُمْ عَذَاباً أَلِيماً ﴿١٦١﴾
161. dan disebabkan mereka memakan
riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka
memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang
yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. Nisa`.
cocok, prnh pinjam uang di bmt dan hany suruh tanda tangan tok, tanpa ada kesepakatan bagi hsil
BalasHapus