Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Minggu, 06 Januari 2013

Laporan dari Suriah: Janggut, jaket loreng dan senjata


Bilal
Senin, 7 Januari 2013 09:33:51

IDLIB (SURIAH) - Salah satu pemandangan khas di Suriah hari ini adalah kaum lelakinya kebanyakan berjanggut. Dari janggut tipis ala Rhoma Irama hingga janggut tebal ala Usamah bin Laden.
Ciri khas lainnya adalah pakaian ala militer. Celana dan jaket loreng serta sepatu boot lapangan menjadi pakaian yang dipakai kebanyakan orang. Kesan perang dan revolusi pun semakin kental terasa dengan banyaknya pria bersenjata.
Ketika kami singgah untuk makan malam di sebuah restoran di daerah Idlib, para tamu di sana hampir semua membawa senjata. Baik pistol yang terselip di pinggang hingga senapan Kalashnikov yang ditenteng. Sopir mobil yang kami tumpangi pun menyelipkan sepucuk pistol buatam Ceko, V70 dengan kaliber 7,65 mm, di pinggangnya.
Suasana ini agak menegangkan bagi orang sipil seperti kami. Namun ternyata tren ini tak sekedar gaya semata melainkan kebutuhan fungsional, bahkan fundamental.
Jaket dan pakaian loreng, misalnya, terasa manfaatnya ketika terjadi serangan udara. Dalam perjalanan mobil kami sempat berhenti karena ada heli AU rezim yang menjatuhkan bom-bom birmil.
Sopir segera menyuruh kami turun dan mencari tempat perlindungan. Sementara ia memacu mobilnya dan parkir di tempat yang tersembunyi rerimbunan pohon dan semak-semak.
Suasana tegang pun terasa. Apalagi saya mengenakan jaket tebal dengan warna oranye yang cukup mencolok. Jadi khawatir kalau kami terlihat dari udara dan menjadi sasaran roket atau bom. Pantas saja penduduk sini suka mengenakan pakaian loreng yang lebih menyamarkan dan tak terlihat dari udara.
Sementara untuk senjata, kekacauan setelah revolusi memang memunculkan para qathi'uth thariq atau begal dan rampok yang kerap beroperasi di jalanan. Bepergian tak terasa aman tanpa membawa senjata.
Adapun janggut, setelah revolusi semangat mengamalkan sunnah menjadi tinggi. Maklum, selama 40 tahun rezim Asad berkuasa, hak kaum Muslimin menjalankan syariat sangat dibatasi. Mereka yang mengamalkan sunnah berjanggut akan menjadi sasaran pengamatan intelijen dan dianggap sebagai kaum radikal.
Kini, setelah revolusi berkobar, semangat kembali kepada Islam pun turut berkobar. Termasuk berjanggut bagi kaum lelaki Muslim. Banyaknya pria berjanggut merupakan salah satu bukti fisik yang menandakan revolusi ini adalah revolusi Rabbani. Hal yang selalu dikatakan oleh hampir semua tokoh Suriah yang kami temui.
Laporan AZ (jurnalis Indonesia untuk Suriah). (bilal/arrahmah.com)
Komentarku ( Mahrus ali):
    Janggut salah satu ajaran yang ditinggalkan dan mestinya di tegakkan. Anehnya  orang yang berjanggut di anggap jelek dan orang yang memotongnya atau mencukurnya dianggap baik. Ini penilaian yang keliru bukan penilaian yang benar. Ini penilaian karena media massa yang mendukung untuk meninggalkan sunnah dan menegakkan kebid`ahan dan kemungkaran, anti sariat Islam yang murni, senang dengan sariat Islam yang palsu.
Kembalilah kepada hadis:
خَالِفُوْا الْمُشْرِكِيْنِ اُحْفُوْا الشَّوَارِبَ وَأَوْفُوْا اللِّحَى
" Selisihilah orang-orang musyrikin, potonglah (pinggir kumis kalian, dan biarkanlah janggut kalian". [1]


[1] ".[HR. Al-Bukhoriy (5553), dan Muslim (259)]". [Lihat Hajjah An-Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- (hal. 7)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dengan baik