Sejatinya
banyak orang Indonesia
yang menjadi bagian dari jaringan Zionis-Israel. Anehnya justeru
yang banyak membangun “connection” (hubungan jaringan) dengan
Zionis-Israel itu dari kalangan tokoh-tokoh Islam di Indonesia.
Kalau beberapa hari lalu, di
dunia Arab geger, dan bahkan parlemen Mesir mengajukan resolusi, yang mengecam
dan menginginkan agar Mufti Al-Azhar Dr. Ali Juma’ah dipecat sebagai
Mufti Al-Azhar, karena melakukan kunjungan ke Jerusalem; di mana
Jerusalem masih dibawah pendudukan Zionis-Israel; kunjungan Ali Juma’ah itu,
dinilai memberikan legitimasi (pembenaran) atas pendudukan dan penjajahan
Jerusalem oleh Zionis-Israel.
Sekarang ada orang-orang Indonesia
menghadiri hari ulang tahun kemerdekaan Zionis-Israel di Singapura. Menghadiri
kemerdekaan Zionis-Israel itu, secara de facto dan de jure, memberikan
pengakuan eksistensi Zionis-Israel atas pendudukan tanah Palestina, yang
dirampasnya sejak sebelum kemerdekaan tahun 1948, dan kemudian menjadi tanah
airnya, sesudah membunuh, menghancurkan bangsa Palestina, serta mengusirnya
dari tanah kelahiran mereka.
Memang bukan sekali ini
kunjungan orang Indonesia
ke Kedutaan Israel di Singapura. Sudah sangat sering. Karena Singapura menjadi
pintu bagi orang, kelompok yang ingin menjadi bagian kepentingan Zionis-Israel
di Asia ini.
Jerusalem Post, 8 Desember
2007, pernah memberitakan kunjungan lima
orang tokoh yang mewakili Ormas Islam menemui Presiden Shimon Peres. Para tokoh
Ormas Islam itu menghabiskan waktu selama seminggu di Israel. Mereka
bertemu dengan berbagai tokoh puncak negeri Zionis-Israel, termasuk Presiden
Israel Shimon Peres.
Bahkan, klaim Jerusalem Post
itu, kelima tokoh itu mewakili Ormas Islam terbesar di Indonesia,
Nahdathul Ulama dan Muhammadiyah. Kunjungan mereka ke negeri
Zionis itu, disponsori oleh Simon
Wiesanthal Center
dan LibForAll Foundation..
Tokoh
Muhammadiyah yang pernah berkunjung ke Israel diantaranya Syafiq Mugni, Ketua
Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Dari PP Muhammdiyah Dr. Habib
Cirzin pernah pula berkunjung ke Israel.
Syafiq Mugni Ketua Umum
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, saat bertemu dengan Shimon Peres
menghadiahkan kepada Peres sebuah tutup kepala yang dikenal bernama ”kippa” bertuliskan
kata “shalom“, yang dalam bahasa Ibrani artinya
”kedamaian”. Para tamu Indonesia itu tampak gembira sekali ketika Peres
langsung memasang kippa tersebut di kepalanya.
Selanjutnya, mereka
melanjutkan pembicaraan seputar berbagai topik termasuk ekonomi, politik, agama
dan perayaan hari jadi Israel ke 60 bulan Mei 2008 mendatang. Bahkan,
kemungkinan membuka hubungan diplomatik antara Indonesia-Israel.
Shimon Peres menyatakan,
Israel berbahagia bisa berhubungan dengan Indonesia serta mengundang para
pemimpinnya. Peres akan mengundang kembali para tokoh Indonesia untuk doa
perdamaian di saat Negeri Zionis ini akan memperingati hari jadinya ke 60 nanti
bulan Mei 2008. Dalam kesempatan itu, Peres juga mengatakan, musuh Israel
bukanlah Islam, tapi “teror”, ucapnya.
Syafiq Mugni dalam kesempatan
itu menjelaskan tentang Indonesia menyangkut perkembangan ekonominya, demokrasi
dan sistem kependidikannya. Menurut Syafiq, dirinya berharap Muslim
Indonesia semakin toleran, meski sebagaian juga masih ada yang menentang
demokrasi. Sementara itu, Wakil NU Abdul A’la (kini menjabat rector
di IAIN Surabaya?, red nm) mengakui masih ada kelompok kecil “ekstrimis” Muslim
di Indonesia.
Ditemani Kepala Wiesenthal
Center Associate, Rabbi Abraham CooPeres dan CEO, LibForAll
Foundation, C.C. Holland Taylor, delegasi
Ormas NU dan Muhammadiyah ikut serta dalam suatu upacara cahaya lilin Hanukka yang
diikuti dengan tarian di Hesder Yeshiva di Kiryat Shmona.
LibForAll
Foundation disebut-sebut lembaga Zionis yang berkedok “Liberalisme dan
Pluralisme” di Indonesia. Kelompok
LibForAll Foundation, di Indonesia banyak berhubungan dan berkolaborasi
dengan berbagai Ormas Islam, yang tujuannya membangun hubungan lebih inten
dengan Zionis-Israel.
Di masa pemerintahan
Abdurrahman Wahid, lebih jauh langkah-langkah yang akan dijalankannya. Termasuk
akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Wahid bertemu dengan Presiden
Shimon Peres, dan bahkan Abdurrahman Wahid menjadi anggota Yayasan Institute
Shimon Peres.
Tokoh yang mendapatkan
julukan dari Presiden SBY sebagai “bapak” pluralisme itu, pernah mendapatkan
hadiah “Medal of Valor” (medali
keberanian) dari Yahudi Internasional di Kalifornia, Amerika Serikat. Upacara
itu sangat meriah, berlangsung di Beverly Wilshire Hotel, 9500, Wilshire Blvd,
Beverly Hills, Los Angeles, California, 6 Mei 2008.
Saat pemberian hadiahnya itu,
dihadiri seluruh tokoh-tokoh terkemuka Yahudi dari seluruh Amerika, termasuk
bintang terkemuka Amerika Will Smith. Begitulah kisah bagaimanan Israel
“connection” berada di Indonesia.
Tetapi, jaringan Israel
“connection” sudah sangat luas di Indonesia, termasuk dari kalangan militer. Di
zamannya Jenderal Benny Murdani, militer Indonesia mempunyai hubungan dekat
dengan Zionis-Israel, seperti digambarkan dalam buku biografinya Jenderal
Sumitro.
Walaupun Indonesia tidak
memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi hubungan berjalan di segala
bidang. Termasuk di bidang perdagangan dan teknologi. Pernah diributkan
bagiamana perusahaan Israel memenangkan tender perusahaan telekomunikasi di
Indonesia. Jadi jaringan Israel “connection” sudah sangat jauh dan lama.
Kedatangan sejumlah warga
negara Indonesia dalam upacaya hari ulang tahun kemerdekaan negeri
Zionis-Israel di Singapura itu, hanya puncak gunung es. Di Manado terdapat
Sinagog, yang menjadi tempat berkumpulnya, jaringan Israel “connection” di Indonesia.
Wallahu a’lam.
Opini redaksi voaislam.com,
Selasa, 01 May 2012
Komentarku ( Mahrus ali ):
Memperingati hari ulang tahun
negara Israil sama dengan gembira dengan berdirinya negara yang anti
hukum Allah, senang dengan hukum setan,
selalu menganiaya kepada kaum muslimin
baik yang rendahan atau elitnya tidak
pernah memberikan pelayanan yang baik
kepada mereka. Menghadiri pada momen
seperti ini jelas kedurhakaan bukan kebaikan yang mendapat pahala. Ingat
firmanNya:
وَلاَ
تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ
دُونِ اللهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لاَ تُنْصَرُونَ
Dan
janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu
disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun
selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.[1]
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ
تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ
الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللهِ رَبِّكُمْ
إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي
تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا
أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيْلِ
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi
teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad),
karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada
kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu
karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk
berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat
demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada
mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu
sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang
melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. [2]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik