Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Minggu, 27 Mei 2012

Acar, halal atau haram



                                                               Acar   



Acar adalah makanan penyedap yang di buat dari buah – buahan, sayuran yang di asamkan dengan cuka. Biasanya acar di buat lalap makanan  atau campuran mie goreng dll. Kami tidak menjumpai data sejarah dari masarakat arab dahulu  dari era sahabat, tabi`in atau generasi sesudahnya yang menggunakan acar untuk makanan mereka.
  Setelah kita mengetahui cuka dari khamar dan keharamannya jelas dengan hadis :
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه  عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  سُئِلَ عَنِ الْخَمْرِ تُتَّخَذُ خَلًّا فَقَالَ لاَ *
Dari Anas, sesungguhnya Nabi S.A.W.  di tanya tentang khamar yang di gunakan untuk bikin cuka “. Beliau bersabda :  “ Tidak boleh “. [1]
قَالَ أَبو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ *
Abu isa ( Imam Tirmizi ) berkata  Itu hadis hasan sahih. [2]
Maka  kita harus menghindari setiap makanan yang didalamnya terdapat acar karena Rasulullah S.A.W. bersabda :
يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
Wahai Kaab bin Ujrah !. Daging yang tumbuh dari barang haram, nerakalah yang lebih berhak kepadanya. [3]
Dan kita di perintah untuk makan makanan yang halal sebagaimana ayat :
  يَاأَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Hai Rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.[4]
Kami tidak menjumpai data hadis dimana para sahabat menggunakan cuka atau acar dalam makanan mereka. Orang barat senang dengan cuka atau acar untuk melezatkan makanan.  Paling selamat, makanlah apa yang di makan oleh para rasul dan sahabat. Sebab uswah kita dalam hal makanan atau lainnya adalah utusan Allah sebagaimana ayat:
شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَ تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللهُ  يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ
Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya).[5]
Jadi sariat kita ini juga  sama dengan sariat para Rasul, Allah berfirman :
مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلاَ بِكُمْ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا يُوحَى إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلاَّ نَذِيرٌ مُبِينٌ
Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul ( atau aku tidak akan membikin ajaran yang baru yang berbeda dengan ajaran para Rasul yang lampau ) dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan".[6]


[1] HR Muslim 1983  ,Tirmizi 1294
[2] Sunan Tirmizi 1294
[3]  HR  Tirmidzi / 614/ Jumat . Nasai / Baiat / 4207 ,4208.. Imam  Tirmidzi menyatakan hadis tsb hasan ghorib. Al mubarkafuri menyatakan sahih. Lihat Tuhfatul ahwadzi 192/3
[4] Almu`minun 51
[5] Syura 13.
[6] Al ahqaf 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dengan baik