Kristen Koptik Mesir dalam pemilu presiden kali ini lebih mendukung mantan pejabat dari era Mubarak dibandingkan calon Islam yang ada untuk memimpin negara Arab yang paling padat penduduknya tersebut.
"Jika agama dicampur dengan politik, negara ini akan hancur," kata George Gamal, 50 tahun, seorang Kristen dari distrik Imbaba di Kairo, kepada The Washington Post pada hari Minggu kemarin (13/5).
"Ini akan menjadi sebuah emirat Islam."
Pemilik toko waraga Kristen itu mengatakan akan memilih calon presiden Ahmad Syafiq, yang pernah ditunjuk sebagai perdana menteri pada hari-hari terakhir rezim Mubarak, dalam pemilihan presiden bulan ini.
Waraga Mesir ditetapkan untuk pergi ke tempat pemungutan suara pada 23-24 Mei mendatang untuk memilih presiden baru negara Arab tersebut.
Tiga belas calon bersaing dalam pemilu kali ini, termasuk Syafiq, mantan Ketua Liga Arab Amr Moussa, kandidat Ikhwanul Muslimin Muhammad Mursyi dan tokoh Islam moderat Abdul Munim Abul Futuh.
Namun warga Koptik, yang khawatir tentang kebangkitan Islam setelah penggulingan Mubarak, lebih mendukung mantan pejabat di era Mubarak dalam jajak pendapat terbaru.
"Koptik sangat antusias berbondong-bondong ke Tahrir dan semua lapangan untuk memberontak terhadap Mubarak," kata Yousef Sidhom, editor El Watani, sebuah surat kabar mingguan Koptik Kristen.
"Tapi tidak ada yang pernah membayangkan bagaimana Islam politik yang kuat dan keras berkuasa."
Koptik, yang membentuk 10 persen dari 80 juta penduduk Mesir, mengeluhkan adanya diskriminasi, mengutip aturan-aturan yang ada membuat lebih mudah untuk membangun masjid daripada sebuah gereja.
Mereka mengatakan janji dari para penguasa militer, yang mengambil alih kekuasaan dari Mubarak, untuk mengatasi kekhawatiran dan melindungi mereka telah diabaikan.
Munculnya Salafi pasca era Mubarak lebih jauh mendorong Koptik untuk tidak memberikan dukungan terhadap calon Islam seperti Abul-Futuh.
"Orang perlu tahu bahwa seorang presiden Islam hanya akan mengarah pada perang saudara," kata Waleed Fawaz, seorang sopir.
"Ini adalah negara kami juga."
Namun beberapa Koptik secara terbuka mendukung Abul-Futuh, seorang mantan pemimpin Ikhwan.
Abul-Futuh mengatakan dia akan mendukung hukum yang tidak membutuhkan izin resmi untuk membangun gereja-gereja atau masjid.
Dia juga mengatakan Koptik dan perempuan harus diizinkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Tetapi dukungan dari kaum Salafi untuk Abul Futuh telah membuat warga Koptik khawatir.
"Ini membuat saya takut bahwa mungkin kami bisa menjadi seperti Iran," kata Amir Dous, seorang warga Koptik.
Dous khawatir bahwa ia bisa meninggalkan Mesir jika negara ini menjadi lebih islami konservatif.(fq/oi)
Sumber: eramuslim
Komentarku
( Mahrus ali ):
Memang
sejak dulu hingga kini, perjuangan untuk agama Islam dianjurkan bukan
perjuangan untuk tegaknya hukum nasionalis dan sekuler. Kita tidak boleh
berhenti dalam hal ini, tapi maju terus sampai tegaknya hukum Allah dan
tumbangnya hukum Jahiliyah. Ingat firmanNya:
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ
هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ
شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ
وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ
الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.
Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam
agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah
menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam
(Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu
semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah
Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik