Jawabanku untuk Syaikh Muhammad bin Salih al Utsaimin rahimahullah .
قال الشيخ ابن عثيمين في تعليقه على لمعة الإعتقاد مايلي:
(عذاب القبر أو نعيمه ثابت بظاهر القرآن، وصريح السنة، وإجماع أهل السنة. قال الله تعالى في سورة "الواقعة": (فَلَوْلا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ* وَأَنْتُمْ حِينَئِذٍ تَنْظُرُونَ)(156)، إلى قوله: (تَرْجِعُونَهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ* فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ* فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ)(157). إلخ السورة.. وكان النبي صلى الله عليه وسلم يتعوذ بالله من عذاب القبر، وأمر أمته بذلك. وقال النبي صلى الله عليه وسلم في حديث البراء بن عازب المشهور في قصة فتنة القبر، قال في المؤمن: "فينادي مناد من السماء أن صدق عبدي فافرشوه من الجنة، والبسوه من الجنة، وافتحوا له باباً إلى الجنة، فيأتيه من ريحها، وطيبها، ويفسح له في قبره مد بصره". وقال في الكافر: "فينادي منادٍ من السماء أن كذب عبدي فافرشوه من النار، وافتحوا له باباً من النار، فيأتيه من حرها وسمومها، ويضيق عليه قبره حتى تختلف أضلاعه". الحديث رواه أحمد وأبو داود(158).
وقد اتفق السلف وأهل السنة على إثبات عذاب القبر ونعيمه ذكره ابن القيم في كتاب (الروح).
Intinya : Syaikh al Utsaimin menyatakan sbb:
Siksaan dan kenikmatan di kuburan itu jls ada dg nas al Quran scr leterlek dan sunnah yg jls dan ijma` ahlis sunnah . Allah berfirman dlm surat al Waqiah sbb:
فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ (83) وَأَنْتُمْ حِينَئِذٍ تَنْظُرُونَ (84) وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلَكِنْ لَا تُبْصِرُونَ (85) فَلَوْلَا إِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ (86) تَرْجِعُونَهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (87) فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ (88) فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ (89
( 83 ) Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,
( 84 ) padahal kamu ketika itu melihat,
( 85 ) dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat,
( 86 ) maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?
( 87 ) Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?
( 88 ) adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
( 89 ) maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta jannah kenikmatan.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Menurut beliau ayat tsb menunjukkan adanya siksa kubur . Mari kita coba mengkajinya melalui kitab – kitab tafsir sbb:
الصحيح المسبور من التفسير بالمأثور (4/ 442)
خرج الطبري بسنده الحسن عن علي بن أبي طلحة عن ابن عباس: (فروح وريحان) يقول: راحة ومستراح.
Intinya menurut Ibn Abbas , dia ( muqarrabin ) akan mendapat istirahat dan tempat istirahat.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Bukan siksa kubur.
أخرج الطبري بسنده الصحيح عن مجاهد في قوله (فروح وريحان) قال: راحة. وقوله وريحان قال: الرزق.
Intinya menurut Mujahid : dia akan mendapat istirahat dan rijeki .
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Bukan siksa kubur.
أخرج الطبري بسنده الحسن عن قتادة (فروح وريحان) قال الروح: الرحمة والريحان: يتلقى به عند الموت.
Menurut Qatadah ia adalah rahmat dan bau harum yg diterima ketika maut.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Bukan siksa kubur.
أيسر التفاسير للجزائري (5/ 255)
فروح وريحان: أي استراحة وريحان أي رزق حسن وجنة نعيم.
Istirahat , rejeki yg baik dan surga.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Bukan siksa kubur.
Mungkin di artikan , mayat akan menerima rejeki dikuburan.
Bila bgt, mk rejeki apa yg diterima mayat yg tdk dipasang rohnya.
Bila rohnya dikembalikan dikuburan , mk akan bertentangan dg ayat :
أَمْوَاتٌ غَيْرُ أَحْيَاءٍ ۖ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
( 21 ) (Berhala-berhala itu atau mayat - mayat yg di mintai ) mati tidak hidup, dan mereka tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan.
Boleh di artikan dan mayat – mayat yg dimintai tdk mengerti kapan di bangkitkan.
Dlm ayat 16 al mukminun itu diterangkan dg gamblang bahwa pd hari kiamat mayat di bangkitkan, rohnya di kembalikan, bukan dikuburan.
صفوة التفاسير (3/ 294)
{فَرَوْحٌ} الرُّوح بفتح الراء الاستراحة {رَيْحَانٌ} الريحان: كل مشموم طيب الريح من النبات
Intinya : Dia mendapat istirahat dan bau harum ( bukan siksa kubur ) .
الموسوعة القرآنية (11/ 285)
فَرَوْحٌ فمآله راحة ورحمة.
Nanti / kelak dia akan mendapat istirahat dan rahmat.
( bukan siksa kubur ).
وَرَيْحانٌ ورزق طيب.
Raihan adalah rejeki yg baik.
Kalau bau harum itu akan di terima oleh mayat ketika mati, mk kurang tepat. Buktinya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meninggal dunia sj tdk mencium bau harum. Bgt juga banyak orang salih ketika mati tdk mendapatkannya.
Dan orang kafirpun ketika mati tdk mendapatkan bau busuk.
Semua janji kebaikan itu akan diterima oleh mukmin ketika berada di surga. Itu lebih layak dan lebih tepat dr pd ketika mati atau dikuburan.
Bau harum itu kurang berguna bg mayat sbb dia masih mayat dan rohnya blm dikembalikan. Dan akan bermanfaat nanti ketika di surga bukan dikuburan.
Hal ini lebih tepat bila kita mau memahami ayat selanjutnya sbb:
) وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ (90) فَسَلَامٌ لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ (91) وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ الضَّالِّينَ (92) فَنُزُلٌ مِنْ حَمِيمٍ (93) وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ (94) إِنَّ هَذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِينِ (95) فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ (96)
90 ) Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,
( 91 ) maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan.
( 92 ) Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat,
( 93 ) maka dia mendapat hidangan air yang mendidih,
( 94 ) dan dibakar di dalam jahannam.
95 ) Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.
( 96 ) Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Besar.
Orang kafir di janji dg hidangan air panas dan dimasukkan ke dalam Neraka Jahim. Mk sebaliknya mukmin di janji dg istrahat / enak, bau harum dan surga tempat kenikmatan. Dan ini perbandingan yg tepat . Yakni perbandingan balasan orang mukmin dan kafir di akhirat bukan dikuburan. Atau perbandingan orang mukmin dpt kenikmatan di Surga dan kafur dpt siksa di Neraka . Bukan dikuburan , kafir mendapat siksa dan mukmin mendapat nikmat di surga. Ini perbandingan yg tdk elok.
Syaikh Muhammad Salih al Utsaimin menyatakan lg :
وكان النبي صلى الله عليه وسلم يتعوذ بالله من عذاب القبر، وأمر أمته بذلك.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga minta perlindungan dr siksa kubur . dan memerintah umatnya untuk melakukan hal itu.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Kelemahan hadis itu boleh dilihat disini:
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://mantankyainu.blogspot.com/2016/12/kajian-hadis-siksa-kubur-ke-4.html
Intinya Hadis tsb muttafaq alaih.
Cacat dlm hadis tsb karena tafarrud kpd Masruq dlm sanadnya. Perawi bernama Masruq adalah perawi Irak , bukan perawi Medinah . Dan hanya satu orang Irak yg bercerita spt itu. Jg bertentangan dg banyak ayat yg menyatakan bahwa mayat dikuburan tdk disiksa tp spt orang tidur liht yasin 51 – 53. Jg hari kebangkitan bukan dikuburan tp nanti pd hari kiamat . liht ayat 100 mukminun dll.
Syaikh ibn Al Utsaimin jg berpegangan dg hadis sbb:
(ABUDAUD - 4127) : Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Jarir. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Hannad As Sari berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah - dan ini adalah lafadz Hannad- dari Al A'masy dari Al Minhal dari Zadzan dari Al Bara bin Azib ia berkata, "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk melihat jenazah seorang laki-laki Anshar, kami pun tiba di pemakaman. Ketika lubang lahad telah dibuat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk, lalu kami ikut duduk di sisinya. Kami diam, seakan-akan di atas kepala kami ada burung. Saat itu beliau memegang sebatang kayu yang ditancapkan ke dalam tanah, beliau lalu mengangkat kepalanya dan bersabda: "Mintalah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur." Beliau ucapkan kalimat itu hingga dua atau tiga kali. Demikanlah tambahan dalam hadits Jarir. Beliau melanjutkan: "Sungguh, mayat itu akan dapat mendengar derap sandal mereka saat berlalau pulang; yakni ketika ditanyakan kepadanya, 'Wahai kamu, siapa Rabbmu? Apa agamamu? Dan siapa Nabimu? ' -Hannad menyebutkan; Beliau bersabda: - "lalu ada dua malaikat mendatanginya seranya mendudukkannya. Malaikat itu bertanya, "Siapa Rabbmu?" ia menjawab, "Rabbku adalah Allah." Malaikat itu bertanya lagi, "Apa agamamu?" ia menjawab, "Agamaku adalah Islam." Malaikat itu bertanya lagi, "Siapa laki-laki yang diutus kepada kalian ini? ' ia menjawab, "Dia adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." malaikat itu bertanya lagi, "Apa yang kamu ketahui?" ia menjawab, "Aku membaca Kitabullah, aku mengimaninya dan membenarkannya." Dalam hadits Jarir ditambahkan, "Maka inilah makna firman Allah: '(Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman…) ' hingga akhir ayat. -Qs. Ibrahim: 27- kemudian kedua perawi sepakat pada lafadz, "Beliau bersabda: "Kemudian ada suara dari langit yang menyeru, "Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku, hamparkanlah permadani untuknya di surga, bukakan baginya pintu-pintu surga dan berikan kepadanya pakaian surga." beliau melanjutkan: "Kemudian didatangkan kepadanya wewangian surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang." Beliau melanjutkan: "Jika yang meninggal adalah orang kafir, maka ruhnya akan dikembalikan kepada jasadnya. Saat itu datanglah dua malaikat serya mendudukkannya. Kedua malaikat itu bertanya, "Siapa Rabbmu?" ia menjawab, "Hah, hah, hah. Aku tidak tahu." Malaikat itu bertanya, "Apa agamamu?" ia menjawab, "Hah, hah. Aku tidak tahu." Malaikat itu bertanya lagi, "Siapa laki-laki yang diutus kepada kalian ini? ' ia menjawab, "Hah, hah. Aku tidak tahu." Setelah itu terdengar suara dari langit: "Ia telah berdusta. Berilah ia hamparan permadani dari neraka, berikan pakaian dari neraka, dan bukakanlah pintu-pintu neraka untuknya." Beliau melanjutkan: "Kemudian didatangkan kepadanya panas dan baunya neraka. Lalu kuburnya disempitkan hingga tulangnya saling berhimpitan." Dalam hadits Jarir ditambahkan, "Beliau bersabda: "Lalu ia dibelenggu dalam keadaan buta dan bisu. Dan baginya disediakan sebuah pemukul dari besi, sekiranya pemukul itu dipukulkan pada sebuah gunung niscaya akan menjadi debu." Beliau melanjutkan: "Laki-laki kafir itu kemudian dipukul dengan pemukul tersebut hingga suaranya dapat didengar oleh semua makhluk; dari ujung timur hingga ujung barat -kecuali jin dan manusia- hingga menjadi debu." Beliau meneruskan ceritanya: "Setelah itu, ruhnya dikembalikan lagi." Telah menceritakan kepada kami Hannad bin As Sari berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair berkata, telah menceritakan kepada kami Al A'masy berkata, telah menceritakan kepada kami Al Minhal dari Abu Umar Zadzan ia berkata; Aku mendengar Al Bara dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda…. lalu ia menyebutkan seperti hadits tersebut."
HR Abu Dawud 4127.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Hadis itu sdh di bhs , intinya sbb:
Intinya hadis tsb hanya dr seorang bernama Minhal bin Amar dr Irak.Tiada perawi lain yg meriwayatkannya . Ia hadis gharib - isinya nyeleneh sekali .
Boleh dikatakan munkar
Jd di masa tabiin hanya Minhal yg tahu hadis itu. Mayoritas tabiin sampai mati tdk ngerti hadis itu , bgt jg mayoritas sahabat. Dan kemarin tlh dijlskan hal spt itu tanda kelemahan hadis . Perawi Medinah di saat itu tdk tahu , kok perawi Irak malah lebih tahu. Mestinya penduduk Madinah lebih phm. Bukan pendudu Irak
Mayat hidup di kuburan , bisa di tanyai oleh malaikat dan rohnya di kembalikan lg itu tdk benar. Bila roh tdk dikembalikan saat itu, mn mungkin mayat bisa menjawab. Hal sdmkian ini adalah kekeliruan bukan kebenaran . Ia bertentangan dg ayat:
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ(30)
ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ.
Sesungguhnya kamu akan mati dan mereka pun akan mati
( 16 ) Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.Al mukminun
Mayat dikembalikan rohnya itu ketika hari kebangkitan bukan dikuburan. Bila mayat di hidupkan dikuburan , apa makan dan minumnya ? Jls tdk ada keterangannya . Buktinya lg mayat Firaun tanpa makan dan minum. Lebih detilnya lihat dlm blog sy ttg jawabanku untuk Ust Abul Jauza` . dan bukalah dg kartu indosat insya Allah bisa.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menyatakan lg :
وقد اتفق السلف وأهل السنة على إثبات عذاب القبر ونعيمه ذكره ابن القيم في كتاب (الروح).
Ulama salaf dan ahlus sunnah telah sepakat untuk menetapkan keberadaan siksa kubur dan kenikmatannya . Demikian keterangan Ibn Qayyim dlm kitab ar roh.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sy sendiri masih meragukan ttg kesepakatan salaf ini . Kpn mereka berkumpul dan dimn untuk bersepakat ? Bahkan realitanya mrk berbeda pendapat.
Sdh bila benar bgt yakni mrk sepakat siksa kubur , dan kita ikut, mk kita menyatakan ada siksa kubur. Lalu bgmn dg jasad Firaun dan mayat yg dimumi yg masih ttp utuh , tdk disiksa Jls kita menyelisihi realita. Dan ini kekeliruan yg sangat.
Bila kita ikuti keterangan Ibn Qayyim itu mk kita akan kufur pd ayat 51 – 53 Yasin yg menyatakan bahwa mayat tidur dikuburan bukan disiksa. Jg bertentangan dg ayat
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ(30)
ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ.
Sesungguhnya kamu akan mati dan mereka pun akan mati
( 16 ) Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.Al mukminun
Jd mayat di bangkitkan lg itu bukan di kuburan dan tiada dalil dr al Quran yg menyatakan mayat itu di bangkitkan di kuburan .
Bila kita ikut pernyataan Ibn Qayyim itu kita akan kufur banyak ayat lg yg telah sy terangkan dlm makalah yg lalu. Bukti nyatanya tubuh Firaun ttp utuh.
Anehnya lg ada perkatan Syaikh Utsaimin sbb:
الأصل أنه على الروح لأن الحكم بعد الموت للروح، والبدن جثة هامدة، ولهذا لا يحتاج البدن إلى إمداد لبقائه، فلا يأكل ولا يشرب، بل تأكله الهوام، فالأصل أنه على الروح، لكن قال شيخ الإسلام ابن تيمية: إن الروح قد تتصل بالبدن فيعذب أو ينعم معها،
http://ar.islamway.net/fatwa/13358/%D9%87%D9%84-%D8%B9%D8%B0%D8%A7%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%A8%D8%B1-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%AF%D9%86-%D8%A3%D9%88-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%B1%D9%88%D8%AD
Pada dasarnya siksa kubur itu pd roh ( bukan pd jasad ) . Sebab hukum setelah kematian adalah untuk roh. Tubuh sekadar jasad yg diam. ( tdk bergerak ) Karena itu , ia tdk butuh bantuan ( makanan dll ) untuk kelangsungannya . Tdk butuh makan dan minum bahkan dimakan oleh kutu dan ulat . Jd pada dasarnya siksa kubur itu pd roh ( spt mimpi )
Tp syaikhul Islam Ibn Taimiyah berkata: Sesungguhya roh kadang koneksi / menyambung ke tubuh lalu di siksa atau di beri kenikmatan.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Pendapat syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin itu mengacu kpd ayat :
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ(46)
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat., "Masukkanlah Fir''aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras." (QS. Al-Mu’min: 46)
Kalau pendapat Ibn Taimyah yg menyatakan roh kdg kembali ke tubuhnya lalu di siksa atau di beri kenikmatan ini bertentangan dg realita Firaun dan orang – orang yg setelah mati di mumi yg tubuhnya ttp spt semula dan tiada bekas cidra atau luka dll.
Bila tubuhnya yg di siksa, mk sdh tentu tubuh mereka akan terdapat tanda pukulan , luka dll.
Bersambung………………..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik