Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Minggu, 29 Januari 2017

Tidak semua hadits yang di anggap tafarrud dikatakan tertolak

 Bpk Ardi Makasar menulis 
Tidak semua hadits yang di anggap tafarrud dikatakan tertolak

Mereka yang menolak hadits tafarrud kebanyakan mengambil perkataan dari DR Abu Lubabah At thahir Shalih Husain yang Aslinya itu terdapat pada kitab Muqaddimah Ibnu Shalah 1/80, yakni :

Berkata Ibnu Shalah dalam kitabnya Muqaddimah ulumul hadist 1/80:

وَإِطْلَاقُ الْحُكْمِ عَلَى التَّفَرُّدِ بِالرَّدِّ أَوِ النَّكَارَةِ أَوِ الشُّذُوذِ مَوْجُودٌ فِي كَلَامِ كَثِيرٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيثِ

“Mengghukumi perawi yang secara sendirian meriwayatkan tertolak, dikatakan mungkar , syadz memang ada dlm perkataan kebanyakan ahli hadis” Akan tetapi perkataan Ibnu Shalah tersebut hanya berlaku bagi Thabaqoh yang berada di Shigar tabi’iin dan orang-orang

Adapun untuk Thabaqah kibar At-Tabi’in dan para sahabat ra, maka tafaarud nya mereka sama sekali tidak membahayakan

Berkata Syeikh Mahir Yasiin Al-Fahl dalam kitabnya atsar iktlaful mutun wal asaniid fii ikhtilaaf Al-fuqohaa 1/130

تفرد في الطبقات المتقدمة :كطبقة الصَّحَابَة ، وطبقة كبار التَّابِعِيْنَ ، وهذا التفرد مقبول إذا كَانَ راويه ثقة

“Tafarrud pada thobaqoh muqoddimah, seperti thobaqoh shahabat dan thobaqoh kibaarut taabiin, maka tafarrud ini di terima tetkala rawinya tsiqqoh.”

Bahkan Ibnu Shalah yang berkata seperti itu sendiri tidak menolak tafarrudnya seorang rawi secara mutlak melainkan terdapat perinciannya

Beliau berkata:

Apabila seorang rawi bersendirian di dalam periwayatannya, maka dilihat keadaannya :

1. Apabila kesendiriannya menyelisihi hadits yang lebih tinggi hifzh dan dhabit-nya, maka hadits yang bersendirian ini dianggap syadz dan mardud (tertolak).

2 Apabila tidak menyelisihi apa yang diriwayatkannya dan selainnya, dan hanya saja hadits itu adalah yang diriwayatkan perawi namun tidak diriwayatkan oleh rawi lainnya, maka perlu dilihat keadaan rawi yang bersendirian ini :

1. Apabila ia perawi yang adil, hafizh, tsiqoh mantap dan dhabit sebelum riwayatnya bersendirian, maka tidaklah tercela kesendiriannya

2. Apabila ia bukan orang yang kuat dan mantap hafalannya dikarenakan bersendiriannya, maka kesendirian periwayatannya akan menggiring jauh haditsnya dari lingkaran shahih, dan keadaan ini memiliki beberapa tingkatan :

Tingkatan Pertama : apabila rawi yang bersendirian tidak jauh dari tingkatan hafizh dhabith, maka diterima kesendiriannya dan dianggap hasan haditsnya, dan tidak kita turunkan tingkatannya menjadi hadits dhaif.

Tingkatan kedua : Apabila riwayat rawi yang bersendirian jauh dari tingkatan hafizh dhabith maka kita tolak riwayat yang bersendiri ini, dan dianggap sebagai hadits yang syadz munkar.”

Berkata Al-Hafidz Ibnu Hajar:

إن تفرد الثقة المتقن يعد صحيحاً غريباً ، وإن تفرد الصدوق ومن دونه يعد منكراً

“ Apabila Seorang rawi yang Tsiqoh Dan Mutqin bersendirian dalam meriwayatkan hadist maka hadistnya dinilai Shahih Gharib, Dan apabila seorang rawi yang statusnya Shodduq maka hadistnya di nilai Munkar.” Lihat Miznul I’tidal 3/144

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata : Sesungguhya tafarrud perawi tsiqah lagi mutqin terhitung shahih."(Mizaanul-I'tidaal 3/140-141)

Maka dengan penjelasan para ulama diatas maka nyatalah bahwa tidak semua hadits tafarrud tertolak

 Komentarku ( Mahrus ali ) 
Anda menyatakan:
Adapun untuk Thabaqah kibar At-Tabi’in dan para sahabat ra, maka tafaarud nya mereka sama sekali tidak membahayakan

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Tafarrudnya Imam Malik tdk bisa di terima karena imam Malik bukan kibar tabiin . Tp kibar atba`ut tabiin . Di samping kisah yg dibawakan bertentangan dg  al quran .



قال الحافظ البغدادي في (( القيه والمتفقه )) (1/132) : (( باب القول فيما يُرَدُّ به خبر الواحد : ... وkإذا روى الثقة المأمون خبراً متصل الإسناد رُدَّ بأُمور :
أحدها : أن يخالف موجبات العقول فيعلم بطلانه ، لأنّ الشرع إنّما يَرِدُ بمجوّزات العقول وأمّا بخلاف العقول فلا .
والثاني : أن يخالف نصَّ الكتاب أو السُنَّة المتواترة فيعلم أنّه لا أصل له أو منسوخ
Intinya : Al Hafdh al Baghdadi menyatakan   hadis ahad itu bisa diterima asal tdk bertentangan dg al quran.
http://www.monazh.com/portal/showthread.php?t=1710



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dengan baik