مختصر صحيح الإمام البخاري (1/ 142)
153 - وصلَّى أبو هريرةَ علي سقْفِ المسجدِ بصَلاةِ الإمامِ.
Abu Hurairah ra menjalankan shalat di atap masjid bermakmum kpd imam.
Mukhtashar Bukhari 142/1.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Imam Bukhari menyampaikan hadis tsb tanpa sanad.
Sanad hadis tdk dipakai oleh Bukhari. Tp beliau langsung menulis Abu Hurairah menjalankan shalat di atap masjid.
Ribuan sahabat tidak menjalankan spt itu.
قال ابن حجر في "الفتح" (1/ 468) تعليقًا عليه: "هذا الأثر وصَلَه ابن أبي شيبة من طريق صالح مولى التوأمة قال: صليت مع أبي هريرة فوق المسجد بصلاة الإمام، قال: وصالح فيه ضعف، لكن رواه سعيد بن منصور من وجهٍ آخر عن أبي هريرة فاعتضد"، ا.هـ، كما أورده الإمام الشافعي في "الأم" (1/ 172) بلفظه قال: أخبرنا إبراهيم بن محمد قال أخبرنا صالح بن التوأمة... وساقه، ا.هـ.
Ibnu Hajar memberikan komentar dlm al fath 468/1 untuk memberikan komentar padanya : Atsar itu di sambungkan sanadnya oleh Ibnu Abi Syaibah dai jalur Shaleh maula al tau`mah lalu berkata: Aku menjalankan shalat bersama Abu Hurairah di atas masjid dg ma`mum pd seorang imam.
Ibn hajar berkata: Shalih adalah perawi lemah.
Tp ia diriwayatkan oleh Sa`id bin Manshur dari jalur lain lagi dar Abu Hurairah. Jadi menjadi kuat. Sebagaimana di cantumkan oleh Imam Syafii dkm kitab “al Um” dengan lafadhnya : Beliau berkata: telah memberi tahu pd kami Ibrahim bin Muhammad , lalu berkata : Aku diberi kabar oleh Shaleh bin Al taumah………..lalu beliau mengutip hadisnya.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Tentang perawi Shalih maula al tau`amah sbb:
و قال أبو زرعة : ضعيف .
و قال أبو حاتم : ليس بقوى .
و قال النسائى : ضعيف .
Abu Zar`ah berkata Dia lemah
Abu hatim berkata: Dia perawi tdk kuat
Nasai berkata: Dia lemah.
Mausuah ruwatil hadis. 2892
Hadis tsb lemah.
Bila atsar tentang Abu Hurairah itu disahihkan dan sy blm menjumpai ulama yg menyatakan atsar itu sahih. Setahu sy , ia diriwayatkan oleh perawi yg masih cacat. Bukan perawi yg terpercaya.
Bila di sahihkan, maka sekedar perbuatan Abu Hurairah bukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yg di utus oleh Allah dan menjadi teladan kita.
Ali ra berkata :
مَا كُنْتُ لِأَدَعَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ أَحَدٍ *
Aku tidak akan meninggalkan sunah Nabi S.A.W. karena perkataan orang “. [1]
Imam Syafii berkata:
لاَ تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا .
Dalam masalah agama,jangan ikut orang , sebab mereka mungkin juga salah .
Bila kita ikut perbuatan Abu Hurairah dengan atsar yg lemah, kita akan bertentangan dengan perbuatan para sahabat dlm berjamaah dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Kita akan bertentangan dengan hadis :
وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ
Bumi di jadikan tempat sujud dan alat suci ( untuk tayammum )Setiap lelaki yang menjumpai waktu salat , salat lah ( di tempat itu ) ………( HR Bukhori /Tayammum/ 335. Muslim / Masajid dan tempat salat /521 )
Muaiqib ra berkata :
قَالَ فِي الرَّجُلِ يُسَوِّي التُّرَابَ حَيْثُ يَسْجُدُ قَالَ إنْ كُنْت فَاعِلًا فَوَاحِدَةً
Rasulullah saw, bersabda tentang seorang lelaki yang meratakan debu di tempat sujudnya . Beliau bersabda : “Bila kamu harus melakukannya cukup sekali “.Muttafaq alaih ,1207 .
Bila kita ikut Abu Hurairah, pada hal Abu Hurairah sendiri blm tentu menjalankan shalat di atap masjid. Sebab sanad atsar juga lemah, bukan atsar yg sahih. Abu Hurairah sendiri adalah sahabat bukan tuntunan. Kadang salah kadang benar.
Bagaimana bila Abu Hurairah dlm hal ini salah. Dan jelas salah karena bertentangan dengan perbuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seumur hidupnya yg menjalankan shalat di tanah bukan di atas tikar.
Kita tidak punya sanad yg kuat untu mensahihkan atsar Abu Hurairah itu.
Realitanya Umar bin al Khatthab , Abu Bakar al siddiq , Usman dan Ali ra juga tidak menjalankan spt Abu Hurairah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik