Jawabanku untuk member FMP
Mukaddimah
Kebanyakan masarakat bila di beri ajaran dari tuntunan yg asli akan berkata: Bila km di beri ajaran yg cocok dg ajaran lingkunganmu , terimalah. Bila diberi ajaran lain , hati – hatilah …………….. sy ingat ayat ini:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لَا يَحْزُنكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُوا آمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِن قُلُوبُهُمْ ۛ وَمِنَ الَّذِينَ هَادُوا ۛ سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ آخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ ۖ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِن بَعْدِ مَوَاضِعِهِ ۖ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَٰذَا فَخُذُوهُ وَإِن لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوا ۚ وَمَن يُرِدِ اللَّهُ فِتْنَتَهُ فَلَن تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللَّهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ ۚ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ ۖ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Hari Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merubah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di rubah-rubah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. Maidah 41.
Jawabanku terhadap komentar member FMP.
Ust Nur Muttaqin menulis :
KEPADA KIAYI MAHRUS
(1) Kami tidak pernah membid'ahkan shalat di tanah. Kami Hanya tidak sependapat Pak Kiayi membid'ahkan orang yang shalat di selain tanah.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Bila anda membid`ahkan salat wajib di tanah, anda jls keliru . Anda akan membid`ahkan pula kpd Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat yg tidk pernah menjalankan salat wajib di tikar dlm berjamaah dg beliau . Kcl ada satu orang yg Karena bumi sangat panas lalu menggunakan kainnya untuk alas tempat sujud.
Bila anda tdk membid`ahkan salat wajib di karpet, mk anda keliru . Ber arti anda menyatakan salat wajib di karpet adalah tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam , tinggal tunjukkan dalilnya.
Maaf sy hrs membid`ahkannya . Bila tdk sy keliru.
Sy atau anda yg menjalankan salat wajib di karpet mubtadi`, bukan mengikuti sunnah.
Anda menyatakan:
(2) Pak Kiayi mengutip Kitab Kitab hadis untuk mendukung pendapatnya. Seperti hadis Bukhori, Muslim dll. Dan kitab kitab Syarah, seperti Fathul Bari dll. Pak Kiayi juga mengutip kirab kitab Ushul dan ilmu hadis. Pertanyaan nya, apakah para ulama yang kitab nya dikutip oleh Pak Kiayi, punya mazhab yang sama dengan Pak Kiayi? Yaitu kalau tidak di tanah, maka sholat wajibnya jadi bid'ah???
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sy tdk menjumpai mereka berkata spt itu. Seandainya mereka menyatakan salat wajib di karpet adalah sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam , sy akan kritisi jg.
Mereka sama dg sy atau beda , no problem , mafi muskilah. Sy ingat
Imam Malik berkata :
إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
Aku hanyalah manusia , terkadang pendapatku benar , di lain waktu kadang salah . Karena itu , cocokkan perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah .
لاَ تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا .
Dalam masalah agama,jangan ikut orang , sebab mereka mungkin juga salah.
عن بلال بن سعد قال: ثلاث لا يقبل معهن عمل: الشرك، والكفر، والرأي؛ قيل: وما الرأي؟ قال: يترك كتاب الله وسنة نبيه، ويعمل برأيه. حلية الأولياء(5/ 229)
Dari Bilal bin Sa`ad berkata: Tiga perkara
membikin amal seseorang tidak diterima( disisi Allah ) ; Syirik, kufur dan berpendapat ( dlm menentukan hukum ) Dikatakan: Apakah pendapat itu ? Beliau berkata: Meninggalkan kitabullah dan sunnah nabiNya lalu menjalankan sesuatu dengan pendapatnya”. Hilyatul auliya` 229/5 .
Sy hanya menjumpai dr ulama yg menyatakan sbb:
Manshur al Buraidi mengatakan:
أجمع العلماء أنه لا يجوز أن يصلي أحد فريضةً على الدابة من غير عذر ، وأنه لا يجوز له ترك القبلة إلا فى شدة الخوف8، لحديث عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ ، قَالَ : رَأَيْتُ النَّبِيّ وَهُوَ عَلَى الرَّاحِلَةِ يُسَبِّحُ ، يُومِئُ بِرَأْسِهِ قِبَلَ أَىِّ وَجْهٍ تَوَجَّهَ ، وَلَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي الصَّلاةِ الْمَكْتُوبَةِ .رواه البخاري ومسلم . وروى ابن عُمَرَ وَجَابِر مثله ، وَقَالَ جَابِر : فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يُصَلِّىَ الْمَكْتُوبَةَ نَزَلَ ، فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ
Ulama telah ijma` tidak diperkenankan menjalankan shalat wajib di atas binatang ( unta atau lainnya ) tanpa ada uzur. Tidak diperkenankan meninggalkan menghadap kiblat kecuali dalam keada an sangat takut karena ada hadis Amir bin Rabi`ah yang berkata: Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjalankan shalat sunat di atas kendaraannya dengan berisarat dengan kepalanya dan menghadap kemana saja. Namun hal itu tidak di lakukan oleh beliau dalam shalat wajib. HR Bukhari dan Muslim.
Ibnu Umar dan Jabir juga meriwayatkan hadis yang sama denganya.
Jabir sendiri berkata: Bila berkehendak untuk menjalankan shalat wajib, maka beliau turun dan menghadap kiblat.
- http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=215277
-
فتح الباري لابن رجب - (ج 3 / ص 150)
الْمُرَادُ مِنْ هَذَا اْلحَدِيْثِ هَاهُنَا : أَنَّ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - لَمْ يَكُنْ يُصَلِّي اْلمَكْتُوْبَةَ إِلاَّ عَلَى اْلأَرْضِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ ، فَأَمَّا صَلاَةُ الْفَرِيْضَةِ عَلَى اْلأَرْضِ فَوَاجِبٌ لاَ يَسْقُطُ إِلاَّ فِي صَلاَةِ شِدَّةِ اْلخَوْفِ ، كما قال تعالى: { فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالاً أَوْ رُكْبَاناً } [البقرة :239] .
Ibnu Rajab berkata dalam kitab Fathul bari 150/3 sbb:
Maksud hadis tsb ( hadis Nabi turun dari kendaraan ketika menjalankan salat wajib ) adalah sesungguhnya Nabi SAW tidak akan menjalankan salat wajib kecuali di tanah dengan menghadap kiblat. Untuk menjalankan salat fardhu di atas tanah ( langsung bukan di sajadah atau keramik ) adalah wajib kecuali dalam salat waktu peperangan atau keadaan yang menakutkan sebagaimana firman Allah taala sbb:
Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan
فَقَدْ نَقَلَ ابْنُ حَزْمٍ فِي الْمُحَلَّى عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ : أَنَّهُ لاَ يَجُوزُ الصَّلاَةُ فِي مَسْجِدٍ إلاَّ عَلَى اْلأَرْضِ
Sungguh Ibnu Hazem ( lahir 353 , wafat 456 H ) dalam kitab Al Muhalla telah mengutip pernyataan Atho` bin Abu Robah haram melakukan salat di masjid kecuali diatas tanah
Anda menyatakan:
(3) Kami juga sudah mengutip argumen kami tentang kebolehan sholat wajib di selain tanah. Namun semua nya dimentahkan oleh Pak Kiayi dengan dua alasan.
Yang pertama dalil kami dlaif. Padahal sudah dikuatkan oleh Ibnu Hajar.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Penguatnya dari perawi yg majhul sehingga tdk bisa di jadikan penguat. INi jawaban sy yg lalu :
ومحمد بن عمار وثقه ابن المديني وأحمد وقال ابن معين: لم يكن به بأس. وجده لأمه محمد بن عمار بن سعد المؤذن فيه جهالة.
Intinya , Imam Al albani melemahkan riwayat ayah dari ibu Muhammad bin Ammar itu. Sebab fihi jahalah – tdk di kenal.
Dan riwayat sedemikian ini tdk bisa di jadikan sbg penguat.
المستور هو: مجهول الحال، فالمجهول لم تتحقق أهليته ولم تتحقق عدم أهليته، فهذا الشرط متوجه إلى العدالة، فشرط راوي الحديث الحسن، ألا يكون قد قدح في عدالته، ألا يكون مقدوحا في عدالته، فإذا قدح في عدالته فإن حديثه لا يكون أو لا يصلح للاعتضاد، فإن حديثه لا يصلح أن يكون عاضدا ولا معضودا.
http://shamela.ws/browse.php/book-10759/page-8141
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Riwayat dari perawi majhul tdk bisa di jadikan penguat. Baik di gunakan untuk penguat atau yg di kuatkan.
Jd riwayat dari perawi majhul itu tdk bisa jadi penguat atau yg di kuatkan. Jg tdk bisa di jadikan mutabi` . apalagi bisa menaikkan ke derajat hasan atau sahih.
Liha artikel sy yg lalu. Dan carilah landasan yg kuat untuk memperbolehkan salat wajib di sajadah.
Anda menyatakan:
Kedua dalil kami berkaitan dengan shalat sunat. Dan dalil shalat sunnat tidak boleh dipakai untuk shalat wajib. Padahal semua ulama hadis yang memberi judul bab, tidak ada satupun yang mengkhususkan untuk shalat sunnat. Judul judul tersebut bersifat umum.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Di buat judul dlm kitab bgt atau tdk no problem.
Dalilnya tdk tepat, ada yg dalil salat sunat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam .
Sy hanya ittiba` sj pd Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yg selama hidupnya tdk pernah melakukan salat wajib di tikar.
Bila sy ikuti pengertianmu sy akan menyelisihi tuntunan salat wajib Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Anda menyatakan:
Lalu Pak Kiayi menuduh kami tidak berdalil. Bukan tidak berdalil Pak Kiayi. Tapi dalil kami ditolak oleh Pak Kiayi. Persis seperti kami menolak cara Pak Kiayi memahami hadis.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sy tolak karena dalilnya tdk tepat untuk salat wajib. Bila tepat mesti sy terima. Sekarang sy ulangi lg , tunjukkan dalilmu yg tepat bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjalankan salat wajib di tikar.
Anda menyatakan:
Persis seperti kami menolak cara Pak Kiayi memahami hadis.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Mana yg salah pemahaman kami ? Tunjukkan. .
Anda menyatakan:
Pada zaman sekarang, begitu banyak ulama hadis, Fiqih Ushul Fiqih, lugoh, tafsir, yang mereka semua satu mazhab dengan kami tentang kebolehan shalat di selain tanah.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Mereka sm dg kamu tdk punya dalil.
Bila punya tunjukkan mana dalilnya ? .
Bila sy ikut mereka , sy menyelisihi tuntunan salat wajib Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sm dg tuntunan salat di kitab pesolatan.
Bersambung ………………………., jawaban yg lain menyusul , sabarlah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik