Ust Abu Affaf menulis :
Tdk ada yg baru lagi.. Muter muter...dan ujungnya bilang Ahli Bid'ah, Munafik.. Seandainya Shahih , ia Abu Hurairah akan divonis Bid'ah
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sy menjawab berdasarkan pertanyaan yg di ajukan. Apakah sy hrs menjawab yg tdk sesuai dengan pertanyaan ? Bila demikian ,sy bisa di katakana gila dan tdk waras lg.
Karena itu, bila ada dalil dan keterangan yg di ulang , hakikatnya karena pertanyaannya bukan jawabannya. Pahamilah ini, jangan pura – pura tdk phm.
Anda menyatakan:
...dan ujungnya bilang Ahli Bid'ah, Munafik.. Seandainya Shahih , ia Abu Hurairah akan divonis Bid'ah
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Maunya orang yg menjalankan salat wajib di tanah di katakan ahli bid`ah dan orang yg menjalankan di karpet di katakana ahlus sunnah dan penegaknya.
Bila demikian, alangkah jeleknya pemahaman spt itu. Modalnya hanya perkiraan yg salah, bukan landasan dalil.
Jd orang yg menjalankan salat wjib spt Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yg mengerjakan sunnahnya dan orang yg menjalankan salat wajib dikarpet menyelisihi sunnahnya . Ya`ni bid`ah yg jelek.
INgatlah ya akhi hadis sbb:
التوضيح لشرح الجامع الصحيح (14/ 500)
من عمل عملًا ليس عليه أمرنا فهو ردٌّ" (1) وفي "صحيح مسلم": "فردوه" (2).
القبس في شرح موطأ مالك بن أنس (ص: 801)
(من عمل عملًا ليس عليه أمرنا فهو رد) مسلم رقم (1344) الأحكام ص 1805 وانظر تفسير القرطبي 18/ 107.
القبس في شرح موطأ مالك بن أنس (ص: 848)
5) مسلم في كتاب الأقضية باب الأحكام الباطلة ورد محدثات الأمور (1718) 18 من حديث عائشة.
التنوير شرح الجامع الصغير (10/ 319)
- "من عمل عملًا ليس عليه أمرنا فهو رد. (حم م) عن عائشة (صح) ".
(من عمل عملًا ليس عليه أمرنا) أي شرعنا الذي شرعناه. (فهو رد) أي مردود عليه فلا يقبل منه. هذا الحديث أصل من أصول الشريعة الغراء يدخل في عدة أبواب منها. (حم م (3) عن عائشة) علقه البخاري في صحيحه.
Intinya : Orang yg menjalankan kebid`ahan tertolak, amalannya tdk di terima.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Relevansinya dlm hal ini orang yg menjalankan salat wajib dg sanajadah tertolak dan tdk di terima.Bila tdk bid`ah mana tuntunanya dr Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ?
فيض الباري على صحيح البخاري (3/ 446)
من عَمِلَ عملا ليس عَلَيْهِ أمرُنا، فهو رَدٌّ). اسْتَشْهَدَ به البخاريُّ على البُطْلان، وحَمَلَهُ الناسُ على المعصية. فمعنى قوله: «فهو رَدٌّ» عند البخاري: أي باطلٌ، وعند آخرين: فهو غيرُ مقبولٍ، ومعصيةٌ.
Intinya menurut Bukhari amalan Bid`ah itu batal / tdk sah. Dan orang – orang mengarahkannya kpd ma`siat. Menurut Bukhari Batil dan menurut yg lain tdk di terima dan maksiat.
وجملةُ المقال: إن التقسيمَ عنده: ثُنَائي، فالشيءُ عنده، إمَّا صحيحٌ، أو باطلٌ.
Intinya menurut Bukhari - sesuatu itu ada dua sahih atau batil.
شرح النووي على مسلم (12/ 16)
الَ أَهْلُ الْعَرَبِيَّةِ الرَّدُّ هُنَا بِمَعْنَى الْمَرْدُودِ وَمَعْنَاهُ فَهُوَ بَاطِلٌ غَيْرُ مُعْتَدٍّ بِهِ وَهَذَا الْحَدِيثُ قَاعِدَةٌ عَظِيمَةٌ مِنْ قَوَاعِدِ الْإِسْلَامِ وَهُوَ مِنْ جَوَامِعِ كَلِمِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّهُ صَرِيحٌ فِي رَدِّ كُلِّ الْبِدَعِ وَالْمُخْتَرَعَاتِ
Intinya sgl bid`ah dan perkara baru dlm agama tertolak , tdk di anggap.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Bila bid`ah di terima dan di anggap dlm agama , mn dalilnya?.
إحكام الأحكام شرح عمدة الأحكام (2/ 269)
- الْحَدِيثُ الْأَوَّلُ: عَنْ عَائِشَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ» وَفِي لَفْظٍ «مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.»
- شرح الأربعين النووية لابن دقيق العيد (ص: 41)
- الرواية الأخرى وهو قوله: "من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد" صريحة في ترك كل محدثة سواء أحدثها فاعلها أو سبق إليها فإنه قد يحتج به بعض المعاندين، إذا فعل البدعة فيقول: ما أحدثت شيئاً فيحتج عليه بهذه الرواية، وهذا الحديث مما ينبغي العناية بحفظه
Intinya : Bid`ah tetap bid`ah di lakukan orang dulu atau sekarang.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Apakah bila sesuatu di lakukan orang dulu tdk bid`ah . Dan bila di lakukan orang sekarang baru di katakana bid`ah. Ini klaim yg keliru.
- فتح الباري لابن حجر (13/ 317)
- قَالَ بن بَطَّالٍ مُرَادُهُ أَنَّ مَنْ حَكَمَ بِغَيْرِ السُّنَّةِ جَهْلًا أَوْ غَلَطًا يَجِبُ عَلَيْهِ الرُّجُوعُ إِلَى حُكْمِ السُّنَّةِ وَتَرْكُ مَا خَالَفَهَا امْتِثَالًا لِأَمْرِ اللَّهِ تَعَالَى بِإِيجَابِ طَاعَةِ رَسُولِهِ وَهَذَا هُوَ نَفْسُ الِاعْتِصَامِ بِالسُّنَّةِ
- Intinya menurut Ibn Batthal : Orang yg berhukum tanpa landasan hadis karena tdk phm/ bodoh atau keliru mk hrs kembali kpd hukum sunnah dan meninggalkan apa yg menyelisihinya untuk patuh kpd perintah Allah taala dengan keharusan taat pada rasulNya . Ini namanya berpegangan kpd sunnah.
- Komentarku ( Mahrus ali ) :
- Orang yg melakukan salat wajib di sajadah itu berpegangan kpd sunnah atau melepaskannya ? jwb sendiri.
- •---------------------------------•
- عون المعبود وحاشية ابن القيم (6/ 169)
- وَالرَّدّ فِعْل بِمَعْنَى الْمَفْعُول أَيْ فَهُوَ مَرْدُود وَعَبَّرَ عَنْ الْمَفْعُول بِالْمَصْدَرِ مُبَالَغَة حَتَّى كَأَنَّهُ نَفْس الرَّدّ وَهَذَا تَصْرِيح بِإِبْطَالِ كُلّ عَمَل عَلَى خِلَاف أَمْره وَرَدّه وَعَدَم اِعْتِبَاره فِي حُكْمه الْمَقْبُول وَمَعْلُوم أَنَّ الْمَرْدُود هُوَ الْبَاطِل بِعَيْنِهِ بَلْ كَوْنه رَدًّا أَبْلَغَ مِنْ كَوْنه بَاطِلًا إِذْ الْبَاطِل قَدْ يُقَال لِمَا لَا تَقَع فِيهِ أَوْ لِمَا مَنْفَعَته قَلِيلَة جِدًّا وَقَدْ يُقَال لِمَا يُنْتَفَع بِهِ ثُمَّ يَبْطُل نَفْعه وَأُمًّا الْمَرْدُود فَهُوَ الَّذِي لَمْ يَجْعَلهُ شَيْئًا وَلَمْ يَتَرَتَّب عَلَيْهِ مَقْصُوده أَصْلًا
Intinya amalan bid`ah tertolak dan kalimat ini lebih fasih lebih berpengaruh dr pd kalimat batil. ……………,
وَقَالَ مَالِكٌ لَا أَرَى بَأْسًا بِالْقِيَامِ عَلَيْهَا إِذَا كَانَ يَضَعُ جَبْهَتُهُ وَيَدَيْهِ عَلَى الْأَرْضِ
Imam Malik berkata: Boleh berdiri di atas hamparan, asal dahi dan kedua tangannya di letakkan di tanah / bumi ( tanpa tikar ).
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Ikutilah tuntunan sj, yaitu melakukan salat dg sandal tanpa hamparan.
- حَدِيْثُ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ يَزِيْدَ الأَزْدِيِّ، قَالَ: سَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ: أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يُصَلِّي فِيْ نَعْلَيْهِ قَالَ: نَعَمْ
أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيْ فِى : 8 كِتَابُ الصَّلاَةِ : 24 بَابُ الصَّلاَةِ فِي النِّعَالِ
325.Said ibu Yazid Al Azdi menuturkan: “Aku pernah bertanya kepada Anas ibnu Malik, apakah Nabi saw pernah shalat di atas kedua sandalnya?”
Jawab Anas ra: “Ya, pernah.” (Bukhari, 8, kitab shalat, 24, bab shalat memakai sandal).
Allu`lu` wal marjan 167/1 Al albani berkata : sahih
Lihat di kitab karyanya : Sahih wa dho`if sunan Tirmidzi 400/1
Sang Ust. menulis lg:
dan ujungnya bilang Ahli Bid'ah, Munafik.. Seandainya Shahih , ia Abu Hurairah akan divonis Bid'ah
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Abu Hurairah atau lainnya bila menjalankan kebid`ahan ttp tdk boleh , dn di katakan pelaku kebid`ahan.
Apakah kebid`ahan hanya di larang untuk orang sekrang dan boleh untuk sahabat. Apakah bila ada sahabat yg minum khamer atau berzina di perbolehkan lalu kita sj yg di larang ? . Ada sahabat yg ketinggalan perang sj di hukum sama Allah lalu diterima tobatnya spt ayat :
وَعَلَى الثَّلَاثَةِ الَّذِينَ خُلِّفُوا حَتَّىٰ إِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ أَنفُسُهُمْ وَظَنُّوا أَن لَّا مَلْجَأَ مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat perlindungan dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Tobat 118.
Istri – istri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di beri ancaman dua kali lipat siksaan bila menjalakan kekejian . Lihat ayatnya :
يَانِسَاءَ النَّبِيِّ مَنْ يَأْتِ مِنْكُنَّ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ يُضَاعَفْ لَهَا الْعَذَابُ ضِعْفَيْنِ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا(30)وَمَنْ يَقْنُتْ مِنْكُنَّ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ وَتَعْمَلْ صَالِحًا نُؤْتِهَا أَجْرَهَا مَرَّتَيْنِ وَأَعْتَدْنَا لَهَا رِزْقًا كَرِيمًا
Hai isteri-isteri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah.Dan barangsiapa di antara kamu sekalian (isteri-isteri Nabi) tetap taat pada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezki yang mulia.
Ada yg bilang:
[21:50, 7/16/2016] +62 838-7921-9244: mohon ditelusuri oleh asatiz fakta sahabat lain yang shalat berjama'ah di perahu, antara lain : Abu Darda, Abu Sa'id Al-Hudri dan jabir bin Abdullah:
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sdh dijelskan dlm artikel yg lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik