Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Selasa, 28 Maret 2017

Polemik ke sepuluh tentang salat tanpa alas ( salat di tanah langsung







Di tulis oleh H.Mahrus ali


Komentar Angon :
Mungkin inilah produk dari doktrin/slogan : kebebasan Ijtihad, merujuk langsung ke literalnya Quran-Hadis, mengikuti Nabi-Sahabat scr saklek, dengan mengabaikan Ushul Fiqih dan tidak mengikuti penjelasan Ulama2 Mazhab yang muktabar.

Mahrus Ali pimpinan sekte Wahabi Darul Quran, juga pengarang Novel serial : Mantan Kyai NU Menggugat.

Komentarku ( Mahrus ali )

Tentang masalah ijtihad jelas rancu , dan saya tidak mau ber ijtihad tapi ingin mencari dalil sebagai rujukan amaliah dan perkataan saya , lebih – lebih dlm bidang agama sebagaimana firmanNya :

قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Tunjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar".[1]

أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ(156)فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.[2]
Untuk masalah larangan ijtihad , anda boleh lihat dlm bab hukum ijtihad dlm blog saya ini lalu bacalah dengan hati yang lapang .

Masalah usul fiqih itu masalah baru , atau boleh di katakan barang baru. Para sahabat

Imam Malik , Abu Hanifah dan Imam Ahmad tidak kenal Ushul fiqih . Dan mereka juga bisa mengerti syariat dengan baik dan mereka lebih mendahulukan ajaran agama Islam yang asli dari pada KUHP , AD/ ART ormas . Sedang kalangan yang lihay dlm Ushul fiqih mengabaikan ajaran Quran tapi quran sekedar di pikul laksana keledai yang memikul kitab sebagaimana ayat :

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ(5)

Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.[3]

Sekalipun ilmu ushul fiqh banyak memiliki sisi kebaikan , juga banyak memiliki sisi kelemahan. Bagi saya lebih senang meluangkan waktu untuk membaca ayat – ayat quran dan hadis Rasul lalu mencarikan jalan keluar bagi umat dlm masalah mengaplikasikan ajaran agama untuk kehidupan mereka. Walaupun demikian , masalah salat di tanah tidak bertentangan dengan seluruh kaidah usul fikih atau seluruh ulama`nya .

Pengikut –pengikut Syi ah juga gemar dengan ushul fiqh sebagaimana keterangan dalam kitab mereka Aqo id al imamiyah 3 juz 5 sbb :

وَاْلأَدِلَّةُ الشَّرْعِيَّةُ هِيَ اْلِكتَابُ اْلكَرِيْمُ وَالسُّنَّةُ وَاْلاِجْمَاعُ وَالْعَقْلُ عَلَى التَّفْصِيْلِ الْمَذْكُوْرِ فِي كُتُبِ أُصُوْلِ الْفِقْهِ

Dalil – dali syara ` adalah al qur an yang mulia , sunnah ( hadis ) , Ijma` dan akal menurut keterangan yang detil dlm kitab –kitab ushul fiqh .

Komentarku ( Mahrus ali ) :

Menurut kami dalil hanyalah al quran dan hadis sebagaimana ayat :

وَاَطِيْعُوْا اللهَ وَاَطِيْعُوْا الرَّسُوْلَ وَاحْذَرُوْا فَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْا انَّمَا عَلَى رَسُوْلِنَا الْبَلاَغُ الْمُبِيْنَ.

"Dan taatilah kamu kepada Allah dan taatilah kepada Rasul(Nya), dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahawasanya kewajipan Rasul Kami hanya menyampaikan (amanat Allah) dengan terang". Al-Maidah, 5:92.


يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اَطِيْعُوْا اللهَ وَاَطِيْعُوْا الرَّسُوْلَ وَلاَتُبْطِلُوْا اَعْمَالَكُمْ.

"Hai orang-orang yang beriman! Taatilah kepada Allah dan taatilah kepada rasul dan janganlah kamu merosakkan (membatalkan pahala) amalan kamu". Muhammad, 47:33

Untuk ijma` sebagai dalil , maka sekarang ini sulit sekali bisa di lakukan. Conto sederhana saja : Ijma` kalangan ulama syi`ah menjadi dalil ajaran agama Islam . Anehnya tidak di akui kalangan ulama ahlus sunnah . Ijma` ulama madzhab Syafii , juga tidak di akui oleh pengikut syi`ah atau madzhab lain . Ijma` ulama Muhammadiyah juga tidak di akui kalangan ulama NU . Bila Ijma` di jadikan dalil akan membikin ajaran baru yang tiada dalam kitabullah dan sunah Rasul . Ini tidak diperbolehkan. Allah berfirman :

اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلاِسْلاَمَ دِيْنًا.

"Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku redhai Islam itu sebagai agama bagimu". Al-Maidah, 5:3.
Bila kita menambah ajaran dlm Islam baik dengan ijma atau dalil akal ber arti kita menyatakan ajaran agama ini masih kurang dan menyelisihi ayat itu .

Bila akal di jadikan dalil untuk menentukan suatu sariat atau ajaran Islam , maka terjadilah perbedaan pendapat . Sebab akal manusia ini berbeda , tingkat kecerdikannya juga lain antara satu orang dan lainnya . Dan sudut pandangnya juga tidak sama . Dari situ timbul perbedaan ajaran yang membahayakan persatuan Islam . Terbentuklah beberapa firqah atau golongan . Allah menyatakan :


إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.[4]
Ingat ! Berilah komentar dengan mengkelik slect profile , lalu pilih anonymous , lalu tulis namamu dlm kolom komentar , lalu tulis komentar apa yang anda inginkan dan pakailah bahasa yang baik jangan kotor . Hub : 03192153325 Email .Darulqurani@yahoo.co.id atau dengarkan cd pengajianku, jumlahnya 35 keping atau bacalah buku karya saya : " Ternyata Rasulullah SAW menjalankan salat di atas tanah "




























[1] Annamel 64




[2] Asshoffat 156 – 157




[3] Jumat 5




[4] Al an`am 159



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dengan baik