Imam Abu Hanifah menyatakan sinyal kelemahan hadis adalah perawi secara sendirian meriwayatkan hadis bukan sahabat yg lain .
3ـ ألا يكون فيما تعم به البلوى العلمية أو العملية، أي أن المحدث يتفرد بحديث في حين سائر الصحابة لا يعلمون مع أنه من الأمور العلمية العامة
3. Agar tidak termasuk musibah ilmiyah atau amaliyah yg umum – yaitu seorang perawi hadis menyampaikan hadis secara sendirian. Pada hal sahabat yg lain tidak mengetahui. Dan ia termasuk masalah ilmiyah yg umum.
http://www.dd-sunnah.net/forum/showthread.php?t=152431
http://www.dd-sunnah.net/forum/showthread.php?t=152431
Abdul hay al luknowi berkata:
فكثيراً ما يطلقون النكارة على مجرَّد التَّفرُّد،
Sering kali mereka menyatakan hadis munkar disebabkan tafarrud saja . ( satu perawi yang meriwayatkan bukan dua atau tiga ).
- كراهية المتقدمين لرواية الغريب:
كان المتقدمون من علماء الحديث يكرهون رواية الغرائب وما تفرد به الرواة، ويعدونه من شَرِّ الحديث، كما قال الإمام مالك رحمه الله: "شَرُّ العلم الغريبُ، وخيرُ العلم الظاهرُ الذي قد رواه الناس" 1،
Hukum hanya seorang perawi yang meriwayatkan hadis.( tafarrud )
1. Ulama hadis dahulu tidak suka atau benci terhadap riwayat gharib ( nyeleneh )
Ulama hadis dahulu benci terhadap terhadap riwayat – riwayat yang gharib ( nyeleneh ) dan hadis yang di riwayatkan oleh seorang perawi , lalu di anggap sebagai hadis yang terjelek sebagaimana di katakan oleh Imam Malik rahimahullah: Ilmu terjelek adalah yang gharib dan ilmu yang terbaik adalah yang tampak yang di riwayatkan oleh manusia. ( banyak ).
Abunurdin Abdillahmenulis sbb:
mengapa kalau sholat wajib harus ditanah langsung ,rosulullah kok tidak memerintahkan membongakar masjid yang berbatu ,
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ternyata terjemahan yang keliru , mestinya masjid itu di bangun dengan batu bukan masjid berbatu yang tidak dimengerti maksudnya.
Bila maksudnya alasnya berbatu , maka jelas keliru . Lalu temboknya bukan dari batu ? dari jati atau lainnya. ?
Bila seluruhnya dari batu baik tembok dan landasannya , maka juga tidak tepat. Dan sampai sekarang di situ tidak ada masjid seperti itu.
Lalu anda simpulkan :
,berarti kita boleh sholat di atas keramik, ubin, marmer,granit dsb.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Hal itu karena pengertian yang keliru yaitu masjid yang beralaskan batu. Pada hal maksudnya tidak begitu. Yaitu masjid yang di bangun dengan batu. Apalagi kalimat :
لَيْسَ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الَّذِي بِحِجَارَةٍ
Beliau tidak singgah di masjid yang di bangun dengan batu.
Termasuk kalimat yang gharib , bukan mashur, kalimat yang aneh bukan kalimat yang wajar. Dan ia juga dari riwayat satu orang yaitu Musa bin Uqbah.
Anda menyatakan :
dan rosulullah sholat wajib selalu berjama'ah apakah kita sholat sediri tidak boleh
Komentarku ( Mahrus ali ):
Selama hidupnya Rasulullah shallahu alaihi wasallam selalu menjalankan shalat berjamaah dan tidak pernah menjalankan shalat sendiri. Dan berjamaah itu di perintahkan oleh Allah karena ada ayat :
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku. [1]
Tiada sahabat yang ketinggalan jama ah kecuali orangmunafik sebagaimana hadis :
Ibnu Mas `ud ra berkata :
لَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنِ الصَّلَاةِ إِلَّا مُنَافِقٌ قَدْ عُلِمَ نِفَاقُهُ أَوْ مَرِيضٌ إِنْ كَانَ الْمَرِيضُ لَيَمْشِي بَيْنَ رَجُلَيْنِ حَتَّى يَأْتِيَ الصَّلَاةَ
Sungguh kami melihat kenyataan di kalangan kami ( para sahabat )selalu mengikuti salat Jamaah ,tiada yang ketinggalan kecuali orang munafik yang terkenal kemunafikannya atau orang sakit . Sungguh ada orang sakit lalu pergi ke salat jamaah dengan bersandar di antara dua orang lelaki . Beliau berkata : “ Sesungguh Rasulullah S.A.W. telah mengajarkan ajaran – ajaran petunjuk . Diantaranya adalah berjamaah di masjid yang mengumandangkan azan . [2]
Apalagi meninggalkan jumatan. Dia menyalahi perntah Allah sbb:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.( Al Jumat 9 )
Bila tidak ada jamaah , maka berjamaahlah dengan istrimu .
Dan jangan menjalankan shalat sendiri kecuali terpaksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik