Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Kamis, 02 Maret 2017

Jawabanku untuk yai Ahmad Rifa’I Alif

Komentarku ( Ahmad Rifa’I Alif )
Rasul tidak pernah menjalankan sholat berjamaah dengan tikar walaupun sekali itukan pemahaman njenengan yai… sebab dalam sebuah Hadits, sayyidah Aisyah pernah diminta untuk mengambilkan khumroh di Masjid oleh Nabi… ini bisa jadi qorinah bahwa Nabi juga pernah memakainya saat sholat berjamaah. Ada dalil yang meniadakannya yai..

Komentarku ( Mahrus  ali ):

Mari kita  kaji hadis yang di buat pegangan  oleh yai Ahmad Rifa’I Alif , hadisnya  sbb:

و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا وَقَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ ثَابِتِ بْنِ عُبَيْدٍ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ

قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَاوِلِينِي الْخُمْرَةَ مِنْ الْمَسْجِدِ قَالَتْ فَقُلْتُ إِنِّي حَائِضٌ فَقَالَ إِنَّ حَيْضَتَكِ لَيْسَتْ فِي يَدِكِ

Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Abu Bakar bin Abu Syaibah serta Abu Kuraib, Yahya berkata, telah mengabarkan kepada kami, sedangkan dua orang lainnya berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari al-A'masy dari Tsabit bin Ubaid dari al-Qasim bin Muhammad dari Aisyah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Ambillah untukku khumrah ( sajadah cukup untuk wajah ) dari masjid." Aisyah lalu menjawab, "Sesungguhnya aku sedang haid!" Beliau pun bersabda: "Sesungguhnya haidmu tidak terletak pada tanganmu ." HADIST NO – 450 /KITAB MUSLIM



حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَأَبُو كَامِلٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ كُلُّهُمْ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ يَزِيدَ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ

بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ نَاوِلِينِي الثَّوْبَ فَقَالَتْ إِنِّي حَائِضٌ فَقَالَ إِنَّ حَيْضَتَكِ لَيْسَتْ فِي يَدِكِ فَنَاوَلَتْهُ

Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Abu Kamil serta Muhammad bin Hatim semuanya dari Yahya bin Sa'id berkata Zuhair telah menceritakan kepada kami Yahya dari Yazid bin Kaisan dari Abu Hazim dari Abu Hurairah dia berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di masjid, beliau berkata; "Wahai Aisyah, ambilkan baju untukku." Aisyah menyahut; ' aku sedang haid.' Beliau menjawab: " Haidmu bukan di tanganmu." Maka dia mengambilnya. HADIST NO – 452 / KITAB MUSLIM

Pemahaman ulama tentang hadis tsb berbeda;

1.    Imam Nawawi dalam syarah Muslim menyatakan sbb:

شرح النووي على مسلم (3/ 210)

وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ لِتُنَاوِلِهُ إِيَّاهَا مِنْ خَارِجِ الْمَسْجِدِ لَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهَا أَنْ تُخْرِجَهَا لَهُ مِنَ الْمَسْجِدِ لِأَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي الْمَسْجِدِ مُعْتَكِفًا وَكَانَتْ عَائِشَةُ فِي حُجْرَتِهَا وَهِيَ حَائِضٌ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ حَيْضَتَكِ لَيْسَتْ فِي يَدِكِ فَإِنَّمَا خَافَتْ مِنْ إِدْخَالِ يَدِهَا الْمَسْجِدَ وَلَوْ كَانَ أَمَرَهَا بِدُخُولِ الْمَسْجِدِ لَمْ يَكُنْ لِتَخْصِيصِ الْيَدِ مَعْنًى وَاللَّهُ أَعْلَمُ



Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  berada di masjid,  memerintah Aisyah ra  agar mengambilkan Khumrah dari luar masjid.  Bukan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan mengeluarkan khumrah dari masjid. Sebab beliau saat itu ber itikaf di masjid. Dan Aisyah berada di kamarnya yang sedang haid.  Hal  itu dilandasi sabda beliau : "Sesungguhnya  haidmu tidak di tanganmu ".  Aisyah ra hawatir untuk memasukkan tangannya  ke dalam masjid. Bila Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  memerintah nya  untuk masuk masjid, maka penyebut tangan Aisyah secara husus itu tidak ada artinya.  Syarah Nawawi 210/3

Komentarku ( Mahrus  ali ):

Jadi posisi Aisyah saat itu d kamar, bukan dimasjid. Dan posisi  Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  ber itikaf  di masjid. Khumrahnya berada di kamar  Aisyah ra bukan di masjid. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  memerintah Aisyah untuk mengambilkan khumrah di kamarnya . Sudah tentu Aisyah  menyatakan bahwa dirinya dalam haid. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  bersabda: Haidmu bukan di tanganmu. ( Ambilkan saja khumrah dikamarmu itu ). Ini versi pemahaman saya dari ungkapan Imam Nawawi itu.

Lain dengan pemahaman Yai Ahmad Rifa’I Alif tadi.

Komentar Imam Nawawi ini ccocok dengan komentar Qadhi Iyadh dalam kitab Ikmalul mu`limin bi fawaid muslim  131/2. Tahkik  DR Yahya Ismail.



Pengertian kedua.

Lihat keterangan dalam kitab Ma`alim sunan 83/1





معالم السنن (1/ 83)

وفي الحديث من الفقه أن للحائض أن تتناول الشيء بيدها من المسجد

Dalam  hadis itu bisa di ambil fikihnya   yaitu seorang haid  boleh mengambil  sesuatu  dengan tangannya  dari masjid.

Komentarku ( Mahrus  ali ):

Itulah pemahaman pengarang kitab Ma`alim sunan  - Abu Sulaiman Hamd bin Muhammad bin Ibrahim  , wafat 388 H.

قوت المغتذي على جامع الترمذي (1/ 89)

وَهُوَ قَوْلُ عَامَّةِ أَهْلِ العِلْمِ، لَا نَعْلَمُ بَيْنَهُمْ اخْتِلَافًا فِي ذَلِكَ: بِأَنْ لَا بَأْسَ أَنْ تَتَنَاوَلَ الحَائِضُ شَيْئًا مِنَ المَسْجِدِ

Dalam kitab qutul mughtadzi 89/1  ada keterangan: Itulah pendapat mayoritas ahlul ilmi -  kami  tidak mengethaui hilaf  dalam hal itu, boleh bagi wanita haid untuk mengambil sesuatu  dari masjid.



Komentarku ( Mahrus  ali ):

Dari sisi pengertiannya saja, ulama beda pendapat. Ada yang menyatakan Aisyah di suruh mengambilkan khumrah dari kamarnya  . Ada yang menyatakan Aisyah di suruh mengambilnya dari masjid bukan dari kamarnya. Lalu mengapa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  menyatakan: Haidmu bukan di tanganmu, bila  Aisyah disuruh mengambilkan khumrah dari masjid.

Dan tiada ulama yang berpandangan sebagaimana  yai Ahmad Rifa’I Alif yang menyatakan  bahwa  hadis  itu sebagai qarinah, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  juga memakainya  dalam shalat .

Bila maksudnya  itu shalat sunat , silahkan. Tapi bila maksudnya  shalat  wajib, maka tidak kuat sekali hadis itu dibuat pegangan, tapi lepaskan saja. Sebab, tiada keterangan  yang jelas bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  menggunakannya untuk  shalat  wajib.

Bila ditanya, apakah pasti khumrah  itu digunakan untuk shalat  sunat.

Saya katakan: Tidak ada keterangan hadis tentang hal itu. Boleh jadi khumrah  itu digunakan  untuk duduk saja sebagaimana orang menggunakan sajadah untuk duduknya. Apalagi  saat itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  dalam keadaan  ber itikaf. Kita  tidak boleh memvonis sesuatu tanpa dalil yang jelas.

Dalam kitab Aunul ma`bud dijelaskan sbb:

عون المعبود (1/ 303)

وقد جاء في سنن أبي داوود عن ابن عباس رضي الله عنه قال: جاءت فأرة فأخذت تجر الفتيلة، فجاءت بها فألقتها بين يدي رسول الله صلى الله عليه وسلم على الخمرة التي كان قاعداً عليها فأحرقت منها موضع درهم.



Sungguh ada dalam sunan Abu dawud dari Ibn Abbas ra  berkata: Tikus datang , lalu mengambil sumbu lampu dan menyeretnya sampai ke muka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam , lalu di lepaskan di khumrah yang di buat duduk Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, lalu membakarnya sedikit setempat dirham( yang terbakar  kecil seperti dirham ).  Sahih menurut al bani  1426 dalam sahihah.



Komentarku ( Mahrus  ali ):

Perlu di ingat, jangan dilupakan, bahwa khumrah itu tidak pasti  untuk shalat  jamaah sebagaimana pendapat yai Ahmad Rifa’I Alif tadi. Tapi ia juga  untuk shalat  sunat juga untuk duduk di luar shalat  . Dan hadis  khumrah untuk shalat  sunat sudah sering  saya terangkan. Bukan sekali dua kali, tapi beberapa kali.

Untuk shalat  wajib Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  menggunakan khumrah, saya belum tahu hadisnya setelah saya  cari sejak sepuluh tahun yang lalu hingga saat ini.  Saya bukan diam  saja tanpa mencarinya .Saya sudah tidak pernah menjalankan shalat  di masjid yang berkarpet sejak sepuluh tahun yang lalu, tapi saya berjamaah dengan ikhwan di masjid  ber lantai tanah langsung sebagaimana  Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  dan para sahabat menjalankannya bukan seperti  orang sekarang  dalam berjamaah di masjid yang berkarpet, nauudzu billah.

Bila  yai menyatakan itu sebagai qarinah ( tanda) , maka saya katakan qarinah yang jauh, bukan qarinah yang dekat , apalagi digunakan landasan untuk bolehnya  shalat  wajib di karpet, sajadah atau koran.



Hadis  tentang Aisyah di perintahkan untuk memgambil khumrah itu menurut saya sulit dikatakan sahih dari segi artinya atau redaksi hadisnya. Sebab , sama riwayat Muslim, keterangannya  berbeda tidak sama.  Ada yang menyatakan saat itu Aisyah  di suruh mengambil  khumrah dan ada yang menyatakan saat itu Aisyah di suruh mengambil pakaian,lalu mana yang benar. Mesti ada yang salah. Kita katakan  Aisyah di suruh mengambil khumrah yang benar, maka  Aisyah disuruh mengambil  pakaian itu salah. Tapi kok  sama riwayat Muslimnya. Sulit di benarkan salah satunya karena kurang data. Lebih baik , tinggalkan dulu hadis yang redaksinya kacau belau itu. Jangan di ambil untuk pegangan, apalagi  untuk memperbolehkan shalat   berjamaah dengan sajadah   atau karpet. Kita ikuti saja kaidah  dalam musthalah hadis:

وَذُو اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ    مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ اْلفَنِ

      Kekacauan sanad atau redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis.

Karena itu, Imam Bukhari tidak berani memasukkan hadis itu dalam kitab sahihnya.

عون المعبود (1/ 270)

 أَخْرَجَهُ الْجَمَاعَة إِلَّا الْبُخَارِيّ

Dalam kitab aunul ma`bud  di jelaskan: Ia di riwayatkan oleh jamaah kecuali Bukhari.

Komentarku ( Mahrus  ali ): Imam Bukhari tidak meriwayatkannya  dan tidak memasukkannya  dalam kitab sahihnya, menurut beliau hadis itu kurang valid, perlu data lagi  untuk validasinya.

Saya lihat kometar tentang hadis Aisyah di suruh mengambil khumrah  itu  dalam kitab atraf gharaib sbb:

أطراف الغرائب والأفراد ط. التدمرية (1/ 533)

( 3049 ) حديث : قال النبي صلى الله عليه وسلم لعائشة: «ناوليني الخُمْرة.. ». الحديث. تفرد به بقية عن شعبة* عن الأعمش وأبي إسحاق عن البَهِيّ، ولا أعلم رواه غير موسى بن عيسى بن المنذر

عن أبيه عن بقية، والشك من موسى الحديث* .( 2 )

…………., intinya  menurut jalur itu , hadis Aisyah  di suruh mengambil khumrah terdapat tafarrud pada Baqiyah – ( hanya baqiyah yang meriwayatkannya)



أطراف الغرائب والأفراد ط. التدمرية (1/ 588)

 3434 ) حديث: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لعائشة: «ناوليني الخمرة.. ». الحديث. تفرد به محمد بن  عبد الرحمن بن أبي ليلى عن نافع.

……………, intinya , hadis  tsb tafarrud  pada Muhammad bin  Abd Rahman



أطراف الغرائب والأفراد ط. التدمرية (2/ 429)

( 6048 ) حديث : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «ناوليني الخُمْرة.. ». الحديث. غريب من حديث أبي إسحاق السَّبِيعي عن القاسم بن مُخَيْمِرة عنه، تفرد به إسرائيل بن يونس عنه.

…………., intinya hadis tsb tafarrud pada Israil bin Yunus.

Komentarku ( Mahrus  ali ):

Hampir seluruh jalur terdapat tafarrudnya  sebagai tanda kelemahannya sebagaimana keterangan saya  yang lalu.

Bila hadis tsb di sahihkan, di katakan benar, dan memang realitanya begitu – ya`ni Aisyah di suruh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam  untuk mengambilkan khumrah dari masjid, lalu kok tidak mau dengan alasan beliau lagi mean. Seolah argumentasi ini menunjukkan kebodohan Aisyah, bukan menandakan kealimannya . Seolah  Aisyah tidak mengerti bahwa  seorang yang junub itu masih boleh masuk masjid kalau untuk sekedar perintah itu saja yaitu mengambilkan khumrah . Apakah beliau  tidak mengerti ayat :

وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا


(jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.[1]

Masak kita paham tentang hal itu , lalu Aisyah yang tiap harinya bersama dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  tidak memahaminya . Kita jauh masa dan tempat dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  saja mengertinya.

Kesimpulan:

1. Dari sisi pengertian hadis Aisyah disuruh mengambil khumrah , ulama beda pendapat. Ada yang menyatakan Aisyah di suruh mengambilkan khumrah dari kamarnya  . Ada yang menyatakan Aisyah di suruh mengambilnya dari masjid bukan dari kamarnya.

2.Hadis  tentang Aisyah di perintahkan untuk memgambil khumrah itu menurut saya sulit dikatakan sahih dari segi artinya atau redaksi hadisnya. Sebab , sama riwayat Muslim, keterangannya  berbeda tidak sama.  Ada yang menyatakan saat itu Aisyah  di suruh mengambil  khumrah dan ada yang menyatakan saat itu Aisyah di suruh mengambil pakaian,lalu mana yang benar. Mesti ada yang salah.

Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL )  https://www.facebook.com/mahrusali.ali.50



















[1] Annisa`  43

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dengan baik