Komentarku ( Ahmad Rifa’I Alif )
Rasul tidak pernah menjalankan sholat berjamaah dengan tikar walaupun sekali itukan pemahaman njenengan yai… sebab dalam sebuah Hadits, sayyidah Aisyah pernah diminta untuk mengambilkan khumroh di Masjid oleh Nabi… ini bisa jadi qorinah bahwa Nabi juga pernah memakainya saat sholat berjamaah. Ada dalil yang meniadakannya yai..
Rasul tidak pernah menjalankan sholat berjamaah dengan tikar walaupun sekali itukan pemahaman njenengan yai… sebab dalam sebuah Hadits, sayyidah Aisyah pernah diminta untuk mengambilkan khumroh di Masjid oleh Nabi… ini bisa jadi qorinah bahwa Nabi juga pernah memakainya saat sholat berjamaah. Ada dalil yang meniadakannya yai..
Komentarku ( Mahrus ali ):
Mari kita kaji hadis yang di buat pegangan oleh yai Ahmad Rifa’I Alif , hadisnya sbb:
و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا وَقَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ ثَابِتِ بْنِ عُبَيْدٍ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَاوِلِينِي الْخُمْرَةَ مِنْ الْمَسْجِدِ قَالَتْ فَقُلْتُ إِنِّي حَائِضٌ فَقَالَ إِنَّ حَيْضَتَكِ لَيْسَتْ فِي يَدِكِ
Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Abu Bakar bin Abu Syaibah serta Abu Kuraib, Yahya berkata, telah mengabarkan kepada kami, sedangkan dua orang lainnya berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari al-A'masy dari Tsabit bin Ubaid dari al-Qasim bin Muhammad dari Aisyah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Ambillah untukku khumrah ( sajadah cukup untuk wajah ) dari masjid." Aisyah lalu menjawab, "Sesungguhnya aku sedang haid!" Beliau pun bersabda: "Sesungguhnya haidmu tidak terletak pada tanganmu ." HADIST NO – 450 /KITAB MUSLIM
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَأَبُو كَامِلٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ كُلُّهُمْ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ يَزِيدَ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ نَاوِلِينِي الثَّوْبَ فَقَالَتْ إِنِّي حَائِضٌ فَقَالَ إِنَّ حَيْضَتَكِ لَيْسَتْ فِي يَدِكِ فَنَاوَلَتْهُ
Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Abu Kamil serta Muhammad bin Hatim semuanya dari Yahya bin Sa'id berkata Zuhair telah menceritakan kepada kami Yahya dari Yazid bin Kaisan dari Abu Hazim dari Abu Hurairah dia berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di masjid, beliau berkata; "Wahai Aisyah, ambilkan baju untukku." Aisyah menyahut; ' aku sedang haid.' Beliau menjawab: " Haidmu bukan di tanganmu." Maka dia mengambilnya. HADIST NO – 452 / KITAB MUSLIM
Pemahaman ulama tentang hadis tsb berbeda;
1. Imam Nawawi dalam syarah Muslim menyatakan sbb:
شرح النووي على مسلم (3/ 210)
وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ لِتُنَاوِلِهُ إِيَّاهَا مِنْ خَارِجِ الْمَسْجِدِ لَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهَا أَنْ تُخْرِجَهَا لَهُ مِنَ الْمَسْجِدِ لِأَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي الْمَسْجِدِ مُعْتَكِفًا وَكَانَتْ عَائِشَةُ فِي حُجْرَتِهَا وَهِيَ حَائِضٌ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ حَيْضَتَكِ لَيْسَتْ فِي يَدِكِ فَإِنَّمَا خَافَتْ مِنْ إِدْخَالِ يَدِهَا الْمَسْجِدَ وَلَوْ كَانَ أَمَرَهَا بِدُخُولِ الْمَسْجِدِ لَمْ يَكُنْ لِتَخْصِيصِ الْيَدِ مَعْنًى وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berada di masjid, memerintah Aisyah ra agar mengambilkan Khumrah dari luar masjid. Bukan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan mengeluarkan khumrah dari masjid. Sebab beliau saat itu ber itikaf di masjid. Dan Aisyah berada di kamarnya yang sedang haid. Hal itu dilandasi sabda beliau : "Sesungguhnya haidmu tidak di tanganmu ". Aisyah ra hawatir untuk memasukkan tangannya ke dalam masjid. Bila Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memerintah nya untuk masuk masjid, maka penyebut tangan Aisyah secara husus itu tidak ada artinya. Syarah Nawawi 210/3
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi posisi Aisyah saat itu d kamar, bukan dimasjid. Dan posisi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ber itikaf di masjid. Khumrahnya berada di kamar Aisyah ra bukan di masjid. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memerintah Aisyah untuk mengambilkan khumrah di kamarnya . Sudah tentu Aisyah menyatakan bahwa dirinya dalam haid. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Haidmu bukan di tanganmu. ( Ambilkan saja khumrah dikamarmu itu ). Ini versi pemahaman saya dari ungkapan Imam Nawawi itu.
Lain dengan pemahaman Yai Ahmad Rifa’I Alif tadi.
Komentar Imam Nawawi ini ccocok dengan komentar Qadhi Iyadh dalam kitab Ikmalul mu`limin bi fawaid muslim 131/2. Tahkik DR Yahya Ismail.
Pengertian kedua.
Lihat keterangan dalam kitab Ma`alim sunan 83/1
معالم السنن (1/ 83)
وفي الحديث من الفقه أن للحائض أن تتناول الشيء بيدها من المسجد
Dalam hadis itu bisa di ambil fikihnya yaitu seorang haid boleh mengambil sesuatu dengan tangannya dari masjid.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Itulah pemahaman pengarang kitab Ma`alim sunan - Abu Sulaiman Hamd bin Muhammad bin Ibrahim , wafat 388 H.
قوت المغتذي على جامع الترمذي (1/ 89)
وَهُوَ قَوْلُ عَامَّةِ أَهْلِ العِلْمِ، لَا نَعْلَمُ بَيْنَهُمْ اخْتِلَافًا فِي ذَلِكَ: بِأَنْ لَا بَأْسَ أَنْ تَتَنَاوَلَ الحَائِضُ شَيْئًا مِنَ المَسْجِدِ
Dalam kitab qutul mughtadzi 89/1 ada keterangan: Itulah pendapat mayoritas ahlul ilmi - kami tidak mengethaui hilaf dalam hal itu, boleh bagi wanita haid untuk mengambil sesuatu dari masjid.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Dari sisi pengertiannya saja, ulama beda pendapat. Ada yang menyatakan Aisyah di suruh mengambilkan khumrah dari kamarnya . Ada yang menyatakan Aisyah di suruh mengambilnya dari masjid bukan dari kamarnya. Lalu mengapa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyatakan: Haidmu bukan di tanganmu, bila Aisyah disuruh mengambilkan khumrah dari masjid.
Dan tiada ulama yang berpandangan sebagaimana yai Ahmad Rifa’I Alif yang menyatakan bahwa hadis itu sebagai qarinah, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga memakainya dalam shalat .
Bila maksudnya itu shalat sunat , silahkan. Tapi bila maksudnya shalat wajib, maka tidak kuat sekali hadis itu dibuat pegangan, tapi lepaskan saja. Sebab, tiada keterangan yang jelas bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menggunakannya untuk shalat wajib.
Bila ditanya, apakah pasti khumrah itu digunakan untuk shalat sunat.
Saya katakan: Tidak ada keterangan hadis tentang hal itu. Boleh jadi khumrah itu digunakan untuk duduk saja sebagaimana orang menggunakan sajadah untuk duduknya. Apalagi saat itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan ber itikaf. Kita tidak boleh memvonis sesuatu tanpa dalil yang jelas.
Dalam kitab Aunul ma`bud dijelaskan sbb:
عون المعبود (1/ 303)
وقد جاء في سنن أبي داوود عن ابن عباس رضي الله عنه قال: جاءت فأرة فأخذت تجر الفتيلة، فجاءت بها فألقتها بين يدي رسول الله صلى الله عليه وسلم على الخمرة التي كان قاعداً عليها فأحرقت منها موضع درهم.
Sungguh ada dalam sunan Abu dawud dari Ibn Abbas ra berkata: Tikus datang , lalu mengambil sumbu lampu dan menyeretnya sampai ke muka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam , lalu di lepaskan di khumrah yang di buat duduk Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, lalu membakarnya sedikit setempat dirham( yang terbakar kecil seperti dirham ). Sahih menurut al bani 1426 dalam sahihah.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Perlu di ingat, jangan dilupakan, bahwa khumrah itu tidak pasti untuk shalat jamaah sebagaimana pendapat yai Ahmad Rifa’I Alif tadi. Tapi ia juga untuk shalat sunat juga untuk duduk di luar shalat . Dan hadis khumrah untuk shalat sunat sudah sering saya terangkan. Bukan sekali dua kali, tapi beberapa kali.
Untuk shalat wajib Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menggunakan khumrah, saya belum tahu hadisnya setelah saya cari sejak sepuluh tahun yang lalu hingga saat ini. Saya bukan diam saja tanpa mencarinya .Saya sudah tidak pernah menjalankan shalat di masjid yang berkarpet sejak sepuluh tahun yang lalu, tapi saya berjamaah dengan ikhwan di masjid ber lantai tanah langsung sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat menjalankannya bukan seperti orang sekarang dalam berjamaah di masjid yang berkarpet, nauudzu billah.
Bila yai menyatakan itu sebagai qarinah ( tanda) , maka saya katakan qarinah yang jauh, bukan qarinah yang dekat , apalagi digunakan landasan untuk bolehnya shalat wajib di karpet, sajadah atau koran.
Hadis tentang Aisyah di perintahkan untuk memgambil khumrah itu menurut saya sulit dikatakan sahih dari segi artinya atau redaksi hadisnya. Sebab , sama riwayat Muslim, keterangannya berbeda tidak sama. Ada yang menyatakan saat itu Aisyah di suruh mengambil khumrah dan ada yang menyatakan saat itu Aisyah di suruh mengambil pakaian,lalu mana yang benar. Mesti ada yang salah. Kita katakan Aisyah di suruh mengambil khumrah yang benar, maka Aisyah disuruh mengambil pakaian itu salah. Tapi kok sama riwayat Muslimnya. Sulit di benarkan salah satunya karena kurang data. Lebih baik , tinggalkan dulu hadis yang redaksinya kacau belau itu. Jangan di ambil untuk pegangan, apalagi untuk memperbolehkan shalat berjamaah dengan sajadah atau karpet. Kita ikuti saja kaidah dalam musthalah hadis:
وَذُو اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ اْلفَنِ
Kekacauan sanad atau redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis.
Karena itu, Imam Bukhari tidak berani memasukkan hadis itu dalam kitab sahihnya.
عون المعبود (1/ 270)
أَخْرَجَهُ الْجَمَاعَة إِلَّا الْبُخَارِيّ
Dalam kitab aunul ma`bud di jelaskan: Ia di riwayatkan oleh jamaah kecuali Bukhari.
Komentarku ( Mahrus ali ): Imam Bukhari tidak meriwayatkannya dan tidak memasukkannya dalam kitab sahihnya, menurut beliau hadis itu kurang valid, perlu data lagi untuk validasinya.
Saya lihat kometar tentang hadis Aisyah di suruh mengambil khumrah itu dalam kitab atraf gharaib sbb:
أطراف الغرائب والأفراد ط. التدمرية (1/ 533)
( 3049 ) حديث : قال النبي صلى الله عليه وسلم لعائشة: «ناوليني الخُمْرة.. ». الحديث. تفرد به بقية عن شعبة* عن الأعمش وأبي إسحاق عن البَهِيّ، ولا أعلم رواه غير موسى بن عيسى بن المنذر
عن أبيه عن بقية، والشك من موسى الحديث* .( 2 )
…………., intinya menurut jalur itu , hadis Aisyah di suruh mengambil khumrah terdapat tafarrud pada Baqiyah – ( hanya baqiyah yang meriwayatkannya)
أطراف الغرائب والأفراد ط. التدمرية (1/ 588)
3434 ) حديث: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لعائشة: «ناوليني الخمرة.. ». الحديث. تفرد به محمد بن عبد الرحمن بن أبي ليلى عن نافع.
……………, intinya , hadis tsb tafarrud pada Muhammad bin Abd Rahman
أطراف الغرائب والأفراد ط. التدمرية (2/ 429)
( 6048 ) حديث : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «ناوليني الخُمْرة.. ». الحديث. غريب من حديث أبي إسحاق السَّبِيعي عن القاسم بن مُخَيْمِرة عنه، تفرد به إسرائيل بن يونس عنه.
…………., intinya hadis tsb tafarrud pada Israil bin Yunus.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Hampir seluruh jalur terdapat tafarrudnya sebagai tanda kelemahannya sebagaimana keterangan saya yang lalu.
Bila hadis tsb di sahihkan, di katakan benar, dan memang realitanya begitu – ya`ni Aisyah di suruh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam untuk mengambilkan khumrah dari masjid, lalu kok tidak mau dengan alasan beliau lagi mean. Seolah argumentasi ini menunjukkan kebodohan Aisyah, bukan menandakan kealimannya . Seolah Aisyah tidak mengerti bahwa seorang yang junub itu masih boleh masuk masjid kalau untuk sekedar perintah itu saja yaitu mengambilkan khumrah . Apakah beliau tidak mengerti ayat :
وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا
(jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.[1]
Masak kita paham tentang hal itu , lalu Aisyah yang tiap harinya bersama dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak memahaminya . Kita jauh masa dan tempat dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam saja mengertinya.
Kesimpulan:
1. Dari sisi pengertian hadis Aisyah disuruh mengambil khumrah , ulama beda pendapat. Ada yang menyatakan Aisyah di suruh mengambilkan khumrah dari kamarnya . Ada yang menyatakan Aisyah di suruh mengambilnya dari masjid bukan dari kamarnya.
2.Hadis tentang Aisyah di perintahkan untuk memgambil khumrah itu menurut saya sulit dikatakan sahih dari segi artinya atau redaksi hadisnya. Sebab , sama riwayat Muslim, keterangannya berbeda tidak sama. Ada yang menyatakan saat itu Aisyah di suruh mengambil khumrah dan ada yang menyatakan saat itu Aisyah di suruh mengambil pakaian,lalu mana yang benar. Mesti ada yang salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik