Realita riwayat “ Shalat di atas loteng “ redaksi hadis sangat berbeda antara yg satu riwayat degan riwayat lain, hingga sulit sekali untuk di pilih mana yg asli dan yg palsu.
الجامع الصحيح للسنن والمسانيد (28/ 291)
(خ م) (قَالَ: فَبَيْنَمَا أَنَا جَالِسٌ عَلَى الْحَالِ الَّتِي ذَكَرَ اللهُ , قَدْ ضَاقَتْ عَلَيَّ نَفْسِي , وَضَاقَتْ عَلَيَّ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ (3) سَمِعْتُ صَوْتَ صَارِخٍ أَوْفَى (4) عَلَى جَبَلِ سَلْعٍ بِأَعْلَى صَوْتِهِ: يَا كَعْبُ بْنَ مَالِكٍ , أَبْشِرْ , قَالَ: فَخَرَرْتُ سَاجِدًا , وَعَرَفْتُ أَنْ قَدْ جَاءَ فَرَجٌ) (5).
Ka`ab berkata: Ketika aku dalam ke adaan duduk sesuai dengan kedaan yg telah disebutkan oleh Allah – sungguh aku merasa sempit . Bumi yg luas inipun terasa sempit , aku mendengar suara orang yg berteriak sangat keras di atas gunung Sal` : Wahai Ka`ab bin Malik : Bergembiralah “.
Ka`ab berkata: Lantas aku bersujud, aku tahu bahwa kegembiraan akan datang.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Dalam riwayat Bukari dan Muslim tsb tdk di cantumkan bahwa Kaab saat itu menjalankan shalat di atas rumahnya. Ber arti beda dengan riwayat lain yang menyatakan saat itu Ka`ab bin Malik menjalankan shalat fajar di loteng. Perbedaan ini namanya idhthirab ( kacau matanya – redaksinya kacau belau dan tidak saling mendukung. Di situ bisa dimungkinkan bahwa Kaab berada di bawah rumahnya bukan di atasnya.
Lihat al Jami` al sunan wal masanid 291/28.
تخريج أحاديث الكشاف (2/ 110)
فَلَمَّا تمت خَمْسُونَ لَيْلَة إِذا أَنا بِنِدَاء من ذرْوَة سلع أبشر يَا كَعْب بن مَالك فَخَرَرْت سَاجِد
Ketika telah mencapai lima puluh malam, tiba – tiba aku mendengar suara panggilan di puncak gunung Sal` : Bergembiralah wahai Ka`ab bin Malik !. lalu aku bersujud. Lihat kitab Takhrij ahadis al Kassyaf 110/2.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Dlm hadis itu juga tidak ada keterangan bahwa saat itu Ka`ab bin Malik menjalankan shalat di atas rumahnya. Boleh jadi beliau saat itu di bawah rumah.
اللؤلؤ والمرجان فيما اتفق عليه الشيخان (ص: 857)
فَلَمَّا صَلَّيْتُ صَلاَةَ الْفَجْرِ، صُبْحَ خَمْسِينَ لَيْلَةً، وَأَنَا عَلَى ظَهْرِ بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِنَا فَبَيْنَا أَنَا جِالِسٌ عَلَى الْحَالِ الَّتِي ذَكَرَ اللهُ، قَدْ ضَاقَتْ عَلَيَّ نَفْسِي، وَضَاقَتْ عَلَيَّ الأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ سَمِعْتُ صَوْتَ صَارِخٍ، أَوْفَى عَلَى جَبَلِ سَلْعٍ، بِأَعْلَى صَوْتِهِ
Ketika aku telah menjalankan shalat fajar – yaitu pada subuh ke lima puluh malam, sedang aku di atas salah satu rumah kita . Maka ketika aku duduk dengan kondisi yg di sebutkan oleh Allah . Sempitlah hatiku , bumi yg luas ini terasa sempit. Aku mendengar suara orang yg berteriak yang sangat keras di atas gunung Sal`.
Al lu`lu` wal marjan 857.
Disini ada keterangan bahwa saat itu Kaab telah menjalankan shalat fajar di subuh yg ke lima puluh di atas salah satu rumahnya.
Sedemikian ini mesti ada yg tambahan dan ada yg dikurangi. Mana yg benar dan mana yg salah. Dan in boleh dikatakan redaksi hadis masih kacau. Ia tdk boleh dibuat pegangan tp lepaskan sj.
Kisah Kaab itu diriwayat lain tidak ada keterangan bahwa Kaab menjalankan shalat fajar di atas salah satu rumahnya sbb:
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 320)
(خ) 2948
(خ) 3556
» , (خ) 3889
(خ) 3951
(خ) 4673
(خ) 4676
Riwayat Bukhari di kitab al musnad al Maudhui juga di nomer yg telah di sebutkan di atas tidk ada keterangan Kaab menjalankan shalat fajar di atas salah satu rumahnya.
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 321)
(م) 54 - (2769) (م) 55 - (2769)
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 322)
(ت) 3102 [قال الألباني]: صحيح
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 322)
(س) 731 [قال الألباني]: صحيح
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 322)
(س) 3422 [قال الألباني]: صحيح
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 322)
(س) 3423 [قال الألباني]: صحيح
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 322)
(س) 3424 [قال الألباني]: صحيح
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 322)
(س) 3425 [قال الألباني]: صحيح
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 322)
(س) 3426 [قال الألباني]: صحيح
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 322)
(د) 2202 [قال الألباني]: صحيح
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 322)
(د) 4600 [قال الألباني]: صحيح
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 322)
1393 [قال الألباني]: صحيح
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 324)
(حم) 27175
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 324)
(حم) 27176
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 325)
(خ) 2757
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 325)
(خ) 6690
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 325)
(س) 3823 [قال الألباني]: صحيح
المسند الموضوعي الجامع للكتب العشرة (7/ 325)
, (س) 3824 [قال الألباني]: صحيح
Begitu juga menurut riwayat Muslim , Nasai, Tirmidzi , Abu Dawud dan Imam Ahmad di nomer – nomer di atas meriwayatkan kisah Ka`ab bin Malik tp tidak ada riwayat yg menyatakan saat itu Ka`ab menjalankan shalat di atas loteng.
Jadi hadis tsb dinilai kacau redaksinya karena beda sangat kisahnya tentang kisah Ka`ab itu. Hal ini dinamakan hadis yg lemah bukan hadis sahih. Bila disahihkan juga sulit riwayat yg mana yg sahih. Nanti akan membuang satu riwayat dan mengambil yg lain. Kita kembali kpd pakem ahli hadis sbb:
وَذُو اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ اْلفَنِ
Kekacauan sanad atau redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis.
Bila hadis itu disahihkan juga bertentangan dengan hadis perintah shalat di tanah dan realita prilaku Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya yg menjalankan shalat wajib di tanah tanpa tikar.
Ini perintahnya:
وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ
Bumi di jadikan tempat sujud dan alat suci ( untuk tayammum )Setiap lelaki yang menjumpai waktu salat , salat lah ( di tempat itu ) ………( HR Bukhori /Tayammum/ 335. Muslim / Masajid dan tempat salat /521 )
حَيْثُمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ فَصَلِّ وَالْأَرْضُ لَكَ مَسْجِدٌ *
Dimana saja kamu menjumpai waktu shalat telah tiba , shalat lah dan bumi (( bukan sajadah, keramik atau karpet ) adalah tempat sujudmu Muttafaq alaih , Bukhori 811
Dua hadis itu memerintahkan agar menjalankan shalat wajib di tanah. Bila tdk dijalankan sama dengan menyalahi perintah.Ingat ayat ini:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahRasullullah SAW takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.[1]
Dan kisah Kaab bin Malik menjalankan shalat di loteng itu bila di buat pegangan tidak bisa di benarkan, harus disalahkan.
Ia adalah perbuatan seorang sahabat mungkin salah mungkin benar. Harus benar juga tidak boleh. Bgmn bila perbuatan Kaab itu salah. Apalagi kisah itu lemah.
Ali ra berkata :
مَا كُنْتُ لِأَدَعَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ أَحَدٍ *
Aku tidak akan meninggalkan sunah Nabi S.A.W. karena perkataan orang “. [1]
: تُوشِكُ أَنْ تُنْزَلُ عَلَيكُمْ حِجارَةٌ مِنَ السَّمَاءِ... أَقُوْلُ قَالِ رَسُولُ اللهِ ( صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وَسَلَّمَ ) وَتَقُولُونَ قَالِ أَبُو بَكَرَ وَعُمَرُ ؟!
Hampir sj turun atasmu batu dari langit... Aku berkata: Rasulullah (saw) bersabda dan Anda mengatakan, Abu Bakar dan Umar?
Bila kita ikut shalat kaab itu , maka kita akan menyelisihi shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya ketika berjamaah tanpa tikar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dengan baik